Saat ini jam sudah menunjukkan pukul empat subuh. Hanya bisa diam memeluk selimut saja. Aku memandangi Kayla di sebelahku yang sedari tadi ngigo kagak jelas.“Aku gak bisa tidur!”
Gara-gara terkejut habis mimpi yang tidak-tidak, akhirnya aku tidak bisa tidur. Mungkin membasuh wajah akan membuat diriku mengantuk. Aneh, malah tambah segar bugar. Tapi, 'kan aku ingin tidur nyenyak?
“Ahk! Bodo amat!” ucapku berusaha menepis pikiran itu.
Aku lantas beranjak dari tidur. Berjalan gontai menuju pintu. Ku lihat Kayla tidurnya nyenyak banget. Membuka perlahan pintu yang kini berada di depanku.
Krieet ....
“OMG!” desisku kaget. Suara yang agak nyaring.
Aku melirik ke arah Kayla. Ku lihat dia masih tidur begitu nyenyak sekali.
“Huuh ..., untung aja!”
Perlahan tapi pasti diriku mulai keluar dari kamar. Ku lihat Kayla masih tidur dengan nyenyaknya. Kadang Kayla itu menyebalkan sifatnya. Sembarangan jodoh-jodohin anak orang. Gak ada kerjaan lain napa?
Aku berjalan di koridor kelas. Sesekali mata ini mengerjap. Berusaha untuk tidak mengantuk. Aku harus segera bergegas pergi ke tempat wudhu. Gara-gara mimpi aneh itu, akibatnya aku gak bisa tidur. Ck, mimpinya serem banget.
Aku terus melangkah, hingga akhirnya sampai di tempat tujuan. Membuka keran air untuk mulai membasuh wajah.
* * *
Berjalan agak cepat menuju kamarku. Hingga, langkah ini terhenti ketika mendengar suara seseorang tengah melantunkan ayat suci Al-Quran. Suaranya sangat merdu. Mencari asal suara tersebut.
“Kayaknya ..., dari sini deh, suaranya.” Aku bergumam sendiri sembari melangkah menuju mushola.
Aku berjalan mengendap-endap menuju jendela yang paling rendah di mushola. Perlahan tapi pasti diriku meraih jendela tersebut.
“Berhasil!”
Akhirnya, aku berhasil meraih jendela tersebut. Wajar, tubuh pendek kayak gini emang selalu sukar buat raih yang tinggi-tinggi. Melongo ke dalam jendela. Suaranya semakin nampak jelas di telinga. Aku lantas menyipit, berusaha mengenali sosok yang saat itu tengah mengaji.
“Gus Fathur!”
“Laqad haqqa alqawlu AAala akhtarihim fahum la yu'minoon.”
Gus Fathur? Tak percaya rasanya. Gak mungkin tuh Gus kejam punya suara merdu kayak malaikat. Tapi, entah mengapa aku terpesona dalam mendengar suara Gus Fathur yang merdunya minta ampun.
Maa syaa Allah! Gus Fathur, biarpun dirimu punya sisi kejam. Tapi kau memiliki keistimewaan tersendiri. Entah mengapa, aku suka mendengar suaramu yang indah itu?
Aku terlalu terbuai mendengar suara Gus Fathur. Hingga, tak sengaja tangan yang semula memegang erat sisi jendela kini terlepas seketika.
“Bwaaa ...!”
Bruk!
Aku tersungkur jatuh. Hadeuh ..., ceroboh amat kau, Yumna. Meringis memegangi pantat yang kini meninggalkan rasa nyeri. Hingga, tak lama suara Gus Fathur pun menggema di dalam mushola ini.
“Siapa di sana?!”
Aku terperanjat kaget. Bagaiman ini? Aku hanya bisa menelan saliva dengan susah payah. Rasanya jantungku bertalu dengan begitu cepat. Ini memang nyebelin. Kenapa dramanya harus pake jatuh segala, sih?
Aku lantas segera beranjak dari lokasi. Sesegera mungkin diri ini pergi, takut entar ketahuan. Dikira maling napa?
Aku mengendap-endap melewati depan mushola dengan susah payah.
![](https://img.wattpad.com/cover/199177465-288-k954672.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ganteng tapi Kejam✓
RomanceYumna madani al-faruq. Seorang gadis yang berusia enam belas tahun memutuskan untuk bersekolah di pesantren Mustofa, atas paksaan orang tuanya. Hingga, takdir mempertemukan dirinya dengan seorang Gus yang memiliki watak dingin, datar dan keras. Aka...