Malam itu tidak terjadi seperti apa yang Jennie bayangkan. Kris hanya membawanya makan malam di sebuah restoran sederhana, lalu mereka menghabiskan sisa waktu hanya dengan berjalan mengelilingi pusat Hongdam.Pagi ini, sebatang cokelat yang masih utuh berada di atas nakas. Jennie sudah bangun sejak lima belas menit yang lalu. Sementara waktu hampir menunjuk pukul enam pagi, Jennie masih merenung dengan kedua pipi yang lagi-lagi memerah tanpa sebab. Jennie terusik, ia tidak dapat tidur tenang karena perasaan barunya yang mengganggu. Sampai saat ini, Jennie masih menentang perasaannya yang timbul kepada Lisa.
"Tidak mungkin.." Jennie mencoba tenang. Menghela napasnya kemudian menarik selimut semakin ke atas. Jennie tidak mau menghadap ke arah Lisa. Ia terus memunggunginya demi tak membuat perasaannya semakin menjadi-jadi.
Bahkan kini Jennie tidak tahu bahwa Lisa sedang menggetarkan tubuhnya. Menggigil di bawah selimut tebal.
"Eonni...."
"Jennie eonni..." Mendengar samar panggilannya, Jennie segera membuka kedua mata dan langsung membalik badan.
"Lisa?"
"Eonni.. kenapa tempat ini begitu dingin.." Jennie segera menaruh telapak tangannya di atas kening Lisa. Kemudian kedua matanya langsung membesar saat merasakan suhu tubuh Lisa sangat tinggi.
***
"Sayang, ini pertama kalinya dia demam setinggi itu.." Ibunya gelisah di tepi ranjang. Tidak dapat tenang sejak tadi.
"Bersabarlah.. sebentar lagi dokter akan datang" Suasana mendadak hening di sana. Selain kedua orang tua angkatnya, Lisa yang terus bergetar setengah sadar di atas tempat tidur itu juga ditemani oleh Jennie. Sementara Jisoo sudah pergi ke sekolah. Meski ibunya juga menyuruh Jennie untuk pergi ke sekolah, Jennie menolak dengan alasan ia harus menjaga Lisa.
"Mengapa dia bisa tiba-tiba demam, Jennie?"
"Aku juga tidak tahu, eomma. Tadi pagi dia terus memanggil-manggil namaku sambil terus menggigil seperti ini" Nyonya Kim terus menyeka keringat Lisa dengan handuk kecil yang sedikit lembab. Sesekali ia menekan-nekan pelan dan tak juga mengendurkan kecemasannya.
"Eomma, appa. Dokter sudah datang" Seorang pria berkulit putih, bertubuh tinggi yang tak lain merupakan dokter khusus untuk menangani pasien vampir itu masuk setelah Yoona membukakan pintu dengan lebar. Lantas Tuan Kim langsung menyambutnya dan mempersilahkan dokter itu untuk memeriksa keadaan Lisa.
Tanpa basa-basi, dokter itu segera mengeluarkan alat stetoskop miliknya dari tas jinjing kecil yang ia bawa. Kemudian sedikit membuka kerah baju tidur Lisa, dan menempelkan alat itu di puncak dada kiri dan kanan untuk mendengarkan detak jantungnya.
Jennie yang sejak tadi duduk tenang di atas ranjang ikut menunggu seperti yang lainnya.
Lalu dokter itu mengeluarkan senter pen-nya dari saku blazer. Ia memeriksa kedua mata Lisa secara bergantian dan langsung menghadap ke arah Tuan Kim beserta istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHED | VOL I [JENLISA] • SUDAH TERBIT
Fantasy[DITERBITKAN] High rank🏆 1 #yoonalim 26/02/20 2 #gxg 26/11/19 Lisa mempelajari sebuah buku berjudul Menschen Und Vampire, yang ditulis langsung oleh Louis Charlotte. Dimana Louis menceritakan tentang kisah percintaan seorang vampir yang memiliki au...