Belva sekarang sudah memasuki area sekolah yang masih agak kelihatan sepi karna,jam masih menunjukkan pukul 6:25 yang berarti upacara kurang 35 menit lagi dimulai.
Belva berjalan menyusuri koridor sambil bersenandung kecil,tanpa disengaja telinga Belva mendengar sebuah petikan gitar yang berasal dari ruang musik,kebetulan Belva juga menyukai semua hal yang berkaitan dengan musik,maka dari itu dia sangat hobi bernyanyi dan bermain gitar.
Dengan rasa penasaran,Belva berjalan menuju ruang musik,ketika sudah sampai di depan pintu suara itu semakin jelas menusuk telinga Belva,bukan hanya bermain gitar tetapi orang itu juga bernanyi dengan merdu.
"Siapa yang dateng sepagi ini ke sekolah?"tanya Belva pada dirinya sendiri.
"Gilaaaa suaranya bagus banget"ucapnya sambil menempelkan telinga di depan pintu.
Sudah sekitar 10 menit Belva berdiri didepan pintu sambil menempelkan telinganya.
Tiba-tiba pintu dari ruangan itupun dibuka, dan dengan spontan kepala Belva langsung terjatuh tepat di depan dada bidang orang tersebut.
"Aduhhhh, maaf-maaf, nggak sengaja beneran deh,tadi cuma lewat doang kok, nggak ada niatan buat ngintip"ucap Belva sambil menundukkan kepala,karna malu,bagaimana tidak malu orang Belva sudah tertangkap basah mendengarkan laki-laki itu bernanyi sambil bermain gitar,apalagi tadi ditambah kepalanya yang terjatuh tepat di dada bidang orang itu.
Tanpa menjawab sepatah kata pun laki-laki itu langsung pergi meninggalkan Belva yang sedang mematung di ruang musik.
"Sombong amat tu cowok,tapi bodoamat lah yang penting gue udah minta maaf"ucap Belva sambil berjalan pergi meninggalkan ruangan itu menuju kelasnya.
Belum sempat sampai di dalam kelas Belva sudah dihadang oleh sahabat-sahabatnya yang bobrok di depan pintu, siapa lagi kalau bukan Gita Mahatma,Lila Attalea,dan Elya Geona .
"Belvaaaaaaa ya ampun dari mana aja kok baru datenggg?"tanya Lila dengan suara cemprengnya itu.
"Iya tumben lo dateng jam segini Bel"sahut Gita.
"Biasanya kalo hari senin lo dateng duluan deh kenapa hari ini telat?"
kini giliran Elya yang bertanya.Karna Belva sudah sebal daritadi hanya mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang unfaedah dari ketiga sahabatnya itu,terlintas dipikiran Belva untuk menjahili mereka.
"Ehhh gaesss sini dehhh, gue mau crita nih kenapa gue dateng jam segini,karena gue ituuu"ucap Belva menggantung.
"Lo kenapa nyett?"tanya Lila penasaran.
"Sini dong makanya deketan,gue bisikin sesuatu"
Mereka bertiga langsung merapat di depan Belva dan sangat antusias mendengarkan apa yang akan diucapkan oleh Belva selanjutnya.
"Tapi BOO'ONGGGG"ucap Belva diiringi dengan suara tawa dan langsung pergi meninggalkan tiga sahabatnya menuju lapangan.Mungkin wajah mereka sekarang sudah berubah menjadi singa yang siap menerkam mangsanya.
"Awas aja lo Belvaaaa, gue gorok juga tu leher"ucap Lila yang sudah berapi-api.
"Lo hutang penjelasan sama kita Bel"teriak Gita dan Elya secara bersamaan.
Suara riuh pun sangat terdengar jelas di telinga Karna upacara akan segera dimulai, dan semua bingung mencari barisan kelasnya masing masing. Termasuk Belva dan ketiga sahabatnya, Belva bingung mencari-cari dimana barisan kelas XII IPA 2.
Ketika mereka sedang bingung mencari barisan kelasnya untung saja ada wakil ketua kelas Belva yang melambaikan tangannya kepada mereka sehingga, mereka berempat langsung tau bahwa disitu lah barisan anak anak IPA 2.
Karena sekolah Belva ini adalah sekolah favorite dan muridnya cukup banyak, jadi kalian bisa Bayangkan bagaimana rusuhnya dalam mencari barisan saat mau upacara.
Upacara pun dimulai dan Belva ada di barisan dari depan nomor 2,ya tubuhnya memang lumayan tinggi jadi sudah pasti Belva berada di barisan depan.
Saat protokol bersuara bahwa pemimpin upacara memasuki lapangan upacara. Belva otomatis langsung menatap kedepan karena Belva penasaran siapa yang akan menjadi pemimpin pada upacara kali ini.
Dan disitu terlihat laki-laki yang Belva temui di ruang musik tadi,pakaiannya yang rapi,postur tubuhnya yang tinggi,wajahnya yang tampan,dan jangan sampai lupa jam tangan berwarna hitam yang menempel ditangan kirinya.
"Lahh itu kan cowok yang di ruang musik tadi, gue kira yang bakal jadi pemimpin ketua basket ternyata bukan"gumam Belva dalam hati.
Setelah upacara selesai dan semua peserta dibubarkan Belva dan ketiga sahabatnya langsung berlari menuju kantin untuk membeli minum.
"Ehh Belpaaa lo masih ada hutang penjelasan ama kita"ucap Gita sambil menunjuk Belva yang tengah meminum es jeruk.
"Belvaa Git, pake V bukan P ingett!! hutang apaan,perasaan gue nggak pernah ngutang ama lo"
"Yaelahhh neng Belva amnesiaa"sahut Lila sambil menempelkan punggung tangannya di kening Belva.
"Kalian berdua gaje banget dah"
"Itu Bel,katanya lo mau cerita kenapa tadi telat"kini giliran Elya yang bersuara.
"Ohhh ituu, jadi gini tadi gue nggak sengaja lewat depan ruang musik, dan tiba-tiba gue denger ada orang nyanyi sambil main gitarr,teruss karena rasa penasaran gue yang sudah meronta-ronta akhirnya gue ngintip deh sambil nempelin ni telinga didepan pintu,ehhh tiba-tiba pintunya dibuka dari dalem,teruss gue hampir jatuhh dong tapi kagak jadi karna pala gue jatuhh di depan dadanya tu orang, ternyata orangnya itu cowok yang tadi jadi pemimpin pas upacara"jawab Belva panjang kali lebar kali tinggi.
"Whatttt lo beneran Bel,jatuhh didepan dadanya kak Bara"ucap Lila dengan sedikit berteriak karena kaget.
"Bara siapa?"tanya Elya kepada Lila.
"Yaelahh masa lo nggak kenal sama kak Bara sih,dia salah satu cogan di SMA kita"
"Kan gue orangnya nggak kepo kaya lo"
"Mamam tuhhh omongan Elya"sahut Gita dengan tertawa.
"Ehh gais, kalian pada tau ngga ketua basket kita sekarang?" tanya Belva kepada teman temannya
"Kalo gue si gatau ya bel, emang siapa ketua basketnya"? jawab Lila.
"Denger denger si anak IPS" timpal Gita
"Kok gue sama sekali gatau yaaa" ucap Elya.
"Emang kenapa Bel, lo nanyain ketua bakset, mau belajar basket?" tanya Gita kepo
"Engga si gapapa cuma nanya aja"
Gita memutar bola matanya kesal "Yaelah gue kira kenapa gitu"
"Berarti cowo yang tadi ketemu gue di ruang musik namanya Bara? " tanya Belva pada teman temanya itu.
"Iyaaaa neng belpaaaaa" jawab mereka bertiga.

KAMU SEDANG MEMBACA
B E L V A
Teen FictionKehidupan Belva di sekolah yang awalnya tenang,tentram,damai dan berjalan dengan semestinya kini berubah menjadi kehidupan yang terusik,penuh dengan tatapan-tatapan horor dan teror, semuanya berawal dari ketidaksengajaan Belva yang bertemu dengan Ba...