》2《

121 53 34
                                    


Happy reading
-----------------------

Sudah berkali kali Airin melirik jam tangan nya dengan wajah masam. Suasana di kelas Airin yang membosankan sangat nyaman di tempati hantu-hantu sekolah.

Bu Lina selaku guru sejarah yang pintar mendongeng membuat sebagian siswa melipat tangan di atas bangku. Begitu bel istirahat berbunyi, Airin langsung di seret dua sahabatnya menuju kantin.

"Pak, pesen mie ayam tiga mangkok, cepetan!" Ucap Dilla yang katanya sudah kehabisan pasokan energi.

Dua cewek cantik yang sekarang duduk bersama Airin adalah sahabatnya, Dilla Danira dan Cintia Fatma.

"Hari ini gue yang traktir," ucap Dilla sambil mengambil selembar uang lima puluh ribuan dari kantongnya lalu memberinya pada Pak Iwan.

Cewek itu berbalik menuju meja dengan membawa satu nampan berisi tiga mangkok mie ayam. Sambil menunjukkan cengiran khas-nya, Dilla membagikan mie ayam tersebut kepada sahabatnya.

"Minumnya beli sendiri yah," kekeh Dilla.

"Gue ngutang lo dulu deh Dill," Paksa Fatma kepada Dilla.

"It's okay, tapi harus bayar tepat waktu," Ucapnya dengan penuh penekanan.

Setelah acara makan di kantin, Airin langsung balik ke kelas dan meninggalkan sahabatnya yang ingin tambah minuman. Memang dari dulu Airin adalah cewek yang tidak mudah disentuh, diajak ngomong pun rasanya seperti ngomong dengan patung.

Airin melewati kerumunan siswa siswi yang berlalu lalang, untung badan Airin kecil, jadi tidak berlama lama berdesakan di kantin.

■■■

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, guru pun menutup pelajaran dan siswa siswi dipersilahkan pulang.

Airin masih merapikan bukunya, kedua sahabatnya menunggu diluar kelas dengan alasan agar ketemu COGAN atau cowok ganteng lewat. Sahabatnya itu memang otaknya sudah error. Yang dipikirnya hanyalah cowok dan cowok. Tidak bisakah mereka memikirkan bagaimana caranya agar cepat lulus SMA?

Airin bodo amat, ia sudah bersiap siap untuk pulang dan meninggalkan sahabatnya yang sibuk melepas beban dunia. Tapi akhirnya mereka mengejar Airin dan mengikutinya di belakang.

Dilewatinya koridor sekolah yang sudah cukup sepi. Tiba-tiba tiga cowok melewati Airin dan sahabatnya. Konon cowok didepannya itu adalah most wanted sekolahnya.

Dia yang pertama adalah Laga Leonard. Si es batu yang cuek dan dingin kepada semua orang kecuali keluarga dan teman karibnya.

Yang kedua adalah Dava Devare. Si tengil yang terkenal humoris dan playboy. Gak ada yang ngalahin Dava Si reinkarnasi buaya.

Dan yang ketiga adalah Aris Rahardian. Si alim yang pintar menasehati.

"Hai, gue Dava, nama lo siapa?" Ucapnya kepada Airin. Sedangkan yang di ajak bicara diam seribu bahasa.

Seseorang di belakang Airin tak tinggal diam, ia akhirnya angkat bicara.

"Eh, hai nama gue Dilla," ucapnya sambil menunjukkan senyum yang begitu manis.

"Hai Dilla." Dava dan Dilla saling berjabat tangan sambil mengumbar senyum. Mereka berdua kalau disandingin mungkin jiwa-jiwa playboy dan playgirlnya keluar.

Manik mata Airin tertuju kepada satu cowok yang melihat mereka tanpa minat. Diantara ketiga cowok di depannya, hanya dia yang memalingkan wajah. Seperti cowok yang gak suka barang jadul.

"Hai cantik nama kamu siapa?" Dava mengulurkan tangannya kepada Airin. Dia mulai memperkenalkan diri kepada Airin sekali lagi karena percobaan awal Airin malah bersikap cuek.

"Airin," Jawabnya tanpa mengambil uluran tangan Dava. Dava berpikir baru kali ini ada cewek yang menolak jabatan tangannya. Dari dulu, se-SMA dia ajak kenalan apalagi jabat tangan mereka fine-fine aja, tapi hanya satu cewek. Airin.

Cowok yang terkesan dingin tadi pergi meninggalkan sahabatnya. Aga tidak suka ada kesan begini saat dirinya mau pulang. Airin pun langsung ikut pergi juga tetapi lain arah sama cowok tadi.

"Rin ... Airin ... tungguin kita Rin!" Teriak Dilla di belakangnya.

Terpaksa Airin menunggu sopirnya beberapa menit karena dalam perjalanan ban mobilnya kimpes. Tadi sempat Airin telpon sopirnya dan harus menunggu beberapa menit untuk Airin pulang.

Awalnya Airin ingin naik angkot, tetapi dilarang oleh bundanya. Akhirnya ya begini, dia sedikit telat pulang kerumahnya.

Tak lama, mobil BMW berwarna hitam melintas dan berhenti di depan Airin. Sahabatnya memilih untuk pulang bareng diantar sopirnya Dilla, jadi Airin tak perlu menunggu mereka lagi.

Dia masuk ke mobil itu dan mobil pun melesat kerumahnya. Sesampainya di rumah, Airin naik menuju kamar, merebahkan tubuhnya di kasur dan menutup matanya hingga terlelap ke alam mimpi.

■■■

Mobil Aga bersiap menembus angin malam. Dua cowok di belakangnya bernyanyi mengikuti alunan musik yang Aga setel di mobilnya.

Mobil mereka bergerak menuju kafe yang ada di sebelah sekolah, kafe tiga warna. Tempat yang dominan tiga warna, yaitu merah kuning dan hijau memperlihatkan gemerlap-gemerlip lampu tiga warna.

Dari depan, terlihat kata "WELCOME" terpampang di depan pintu kafe menunjukkan isi kafe yang sangat minimalis.


Mereka duduk dibangku pojok yang sepi, yang berada di nomor bangku 37  Seorang pelayan kafe mendekat membawa tiga cangkir berisi cappucino.

Tiga cowok itu menyesap cappucino dan meninggalkan busa kopi yang ada di atas bibirnya. Walaupun mereka anak muda, tetapi mereka hanya suka menghabiskan waktunya di kafe. Tapi terkadang Dava juga pernah menjajakan kakinya di bar karena iseng. Memang cowok terlampau aneh di dunia.

Dava mengambil ponselnya dan menjepret muka teman temannya yang sangat konyol. Tidak ada kerjaan lain bagi Dava. Tidak lupa dia mengambil juga foto dirinya dengan berselfie manja.

Setelah ngopi-ria, mereka pulang. Aga menjalankan mobilnya menuju rumah masing-masing. Aga mengantar dua sahabatnya yang ogeb. Pertama Aga mengantar Aris setelah itu Dava.

Bebannya yang hilang setengah dan tinggal setengah lagi Aga terbebas dari penjara setan yang berada pada mobilnya. Tetapi Dava malah berlaku ke kanak-kanakan. Seperti, jungkir balik di dalam mobil, membunyikan klakson mobil saat ada orang, dan lain-lain. Itu yang membuatnya jengah atas sifat dia.

Sesampainya di rumah Dava, Aga membukakan pintu mobil dan mendorong Dava kuluar mobil menuju rumahnya. Dan kini ia terbebas dari setan-setan palsu yang nyasar di dalam mobilnya.

Salam manis

AGAIRIN (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang