》10《

61 12 29
                                    

📖 HAPPY READING📖

"Rin, kantin kuy. Laper gue," kata Dilla sambil memegang perutnya. Memang dari pagi tadi mereka belum memakan sesuap nasi sedikit pun.

"Nggak ahh, kantin rame," jawab Airin kemudian ia menelungkupkan kepalanya di lipatan kedua tangan.

"Yaelah, jelas lah rame. Namanya juga kantin. Mau sepi di gudang sono."

"Bacot lo. Yaudah sana-sana, gue mau istirahat," usir Airin.

Dilla dan Fatma pergi menuju kantin meninggalkan Airin sendirian di dalam kelas. Entahlah, mungkin pikiran Airin sekarang lagi kacau.

Airin sekarang berada di kelas sendirian tanpa satu orang pun yang menemaninya. Memang hobinya sendiri adalah menyendiri. Ia merupakan gadis yang tak suka keramaian. Apalagi kantin. Tapi jika kantin sepi dan peeutnya yang keroncongan minta diisi, ia harus apa? Salah satunya adalah kantin walaupun suasananya kurang ia suka.

Terdengar dari luar seseorang tengah membicarakan sesuatu. Tepatnya sih gosip tentang cowok-cowok yang ada di SMA ini.

Airin tak ambil pusing dan melanjutkan tidurnya sebelum bel masuk berbunyi atau waktu istirahat berakhir. Perutnya juga lagi baik tak meminta asupan makanan sama sekali kepadanya.

Istirahatnya lagi-lagi keganggu gara-gara teriakan siswi-siswi di luar kelas. Entahlah, apa saja yang mereka lakukan.

Airin bangkit dan melangkahkan kakinya ke kerumunan itu dan berhasil melewati beberapa siswi yang sudah berbaris layaknya meminta sembako atau apalah itu. Mungkin seperti menyambut Bapak Presiden datang.

"STOPP!! Kalian semua bisa diem nggak sih? Waktu istirahat itu buat istirahat bukan buat teriak-teriak. Bubar sana," suruh Airin kepada beberapa kerumunan siswi-siswi di sana.

"Huuuuu."

Beberapa kerumunan tampak menuruti peeintah Airin tadi. Tetapi ada beberapa siwi juga yang melirik tak sedap kepada Airin.

"Ekhm, cantik makasih ya udah diselametin dari kerumunan cewek-cewek sinting itu." Suara dari belakang menginstruksi Airin untuk berbalik arah melihat sang penyapa.

Saat berbalik arah, yang dilihat pertama kali Airin adalah bola mata Aga. Padahal yang di depannya saat ini adalah Dava. Emang nasib ketemu cogan yah, eh.

Ia tidak merespon bisik-bisik para teman-temannya di sana. Yang ia lihat saat ini adalah Aga yang juga melihat ke arahnya. Sedangkan Aga langsung memutuskan kontak mata dengan Airin dan langsung pergi dari tempat kerumunan itu.

Airin pun sama langsung meninggalkan kerumunan, tetapi tanganya ditahan oleh seseorang bernama Dava. Huft, andai Dava kelakuannya sedikit sopan pasti Airin dengan senang hati menerimanya untuk menjadi teman.

Namun sudah dilihat dari covernya yang muka sedikit badboy juga playboy.

Airin memutuskan untuk meninggalkan tempat itu dan melenggang pergi ke rumahnya.

Sampai tiba di rumah, Airin langsung membersihkan badanya yang sudah sangat lengket akibat berkeringat di sekolah tadi. Setelah mandi, Airin turun menuju dapur untuk mengambil makanan ringan dan sekotak susu coklat dalam kulkas. Ia membawa makanan itu ke kamarnya untuk sekedar stok temannya membaca novel.

Pintu kamar sudah terkunci rapat, kipas angin sudah dinyalakan, juga lampu penerang sudah menyala. Tinggal ia duduk di kasur dan membuka makanannya tadi.

Setelah menyobek salah satu snack, handphone Airin tiba-tiba bergetar menandakan ada telfon dari seseorang. Saat dilihat nomor tidak dikenal muncul dilayar hp-nya. Airin membiarkan panggilan tersebut dan fokus pada novelnya. Panggilan tersebut muncul lagi berkali-kali sampai Airin geram dan menjawabnya.

"Hallo? Ini siapa ya?" Tanya Airin to the point.

"Eh, hai, gue Dava. Simpen nomor gue ya, eh btw nama lo siapa sih? Biar gue manggilnya nggak tuan putri terus. Tapi cantik juga kok kalau dipanggil tuan putri, ya nggak?" Airin mendengarkan racauan Dava sambil menahan kesal.

"Lo dapet nomor gue dari siapa?" Tanya Airin.

"Ya usaha lah, jangankan usaha dapetin nomor lo. Gue usaha buat dapetin hati lo aja bisa," ucapnya dengan nada sombong.

Mau tak mau Airin langsung mematikan sambungan teleponnya dan melanjutkan membaca novelnya yang sempat tertunda.

Dalam hp Airin, tidak ada satu kontak pun yang berjenis kelamin laki-laki. Hanya ayahnya seorang, omnya, dan sepupunya saja.







.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai😘, jangan lupa like, comment, and follow akun aku. Juga akun sosmed aku yang ada di deskripsi yah...

*aku sayang kalian para readersku, jika kalian tidak jadi readers silent.

PEMBACA YANG BAIK ITU ADALAH PEMBACA YANG MEMBACA CERITA INI SAMPAI AKHIR. TIDAK HANYA MEMBERI LIKE DI AWAL CERITA SAJA.

AGAIRIN (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang