》13《

24 1 0
                                    

📖HAPPY READING📖

Cewek?

"Eh, dasar lo ya, lo bilang apa tadi? Cewek gue? Jangan mimpi!" Setelah mengucapkan itu, Airin pergi dari hadapan mereka. Untung saja ia belum naik pitam.

Airin tiba disebuah lapangan outdoor di sekolahnya. Ia menghilangkan kekesalan disana. Mulai dari salah masuk toilet berujung mempermalukan dirinya di depan Aga, tidak memperhatikan guru sampai-sampai disuruh keluar dari prlajarannya, dan yang terakhir ia bertemu dengan dua manusia dengan sifat berbeda yang membuat otaknya seketika ingin keluar.

Bola basket terpantul terkena kepala Airin, dan itu mrmbuatnya terlonjak kaget. Baru saja ia pusing memikirkan hal tadi sekarang ia pusing secara fisik karena terlrmpar bola basket.

"Sorry," ucap orang yang telah bermain-main dengan bola basket itu.

Airin mendongakkan kepalanya dan ... tahu nggak cowok itu siapa?

AGA

Mungkinkah semesta bersikap adil padanya? Oh tidak, semesta malah membuat beban baru di kepalanya.

Setelah mengucapkan itu, Aga pergi tanpa tanggung jawab membawa Airin ke UKS ataupun menolongnya. Aga melempar bola basket dengan seenaknya tanpa tahu arah. Syukur-syukur bola itu tidak mengenai orang yang berjalan.

Kepala Airin serasa berdenyut-denyut. Yang dilihat sekarang semua terasa berbalik dan berputar seperti bianglala. Badannya sudah tidak kuat menahan dirinya. Tidak bisa diremehkan, pantulan bola basket yang mengenai kepalanya tadi sangat keras dan begitu keras, sampai-sampai terasa sakit.

•••

"Dilla, Fatma, Airin di UKS. Dia pingsan." Setelah mengucapkan itu, cewek tadi keluar kelas disusul Dilla dan Fatma ke UKS menjenguk Airin.

"Tuh anak kenapa ya. Jarang loh dia begini," ucap Dilla sembari jalan dengan cepat meninggalkan Fatma yang jalan begitu tenang. Memang Fatma itu anaknya apa-apa dibawah tenang dan santai. Berbeda dengan Dilla yang apa-apa langsung panik gak jelas, selalu tergesa-gesa, dan entahlah.

Setelah pintu UKS didepan mata. Dilla dan Fatma masuk dan langsung menuju brangkar yang ditiduri Airin disana. Gadis itu belum sadar. Jadi, Dilla dan Fatma menunggu di kursi yang telah disediakan.

Samar-samar mendengar suara erangan dari seseorang di sampingnya, Fatma langsung menatap Aurin dengan mata berbinar. Pasalnya, cewek itu pingsan sudah lumayan lama.

"Dill, Airin udah sadar!" Fatma menggoyangkan badan Dilla.

"Gue dimana?" Tanya Airin dengan nada yang cukup pelan sampai-sampai tidak terdengar sedikit pun.

"Ha? Apa Rin? Yang keras dong." Cewek itu tak tahu orang lagi sakit apa? Dia adalah Dilla. Blak-blakan, alay, dan ratu gosip.

"Lo bisa ngerti tempat nggak sih. Orang dia lagi sakit." Suara itu? Apa dia Dava?

"Oh my good, pangeran datang ke sini ngapain. Bentar ya, aku jengukin sahabat aku dulu baru kita ke kantin," ucap Dilla asal.

Pandangan Dava beralih ke Airin yang tengah berbaring lemah dengan wajah pucatnya. "Lo! Bisa pergi dari sini?" Dava menunjuk Dilla ogah-ogahan, "lo juga!" Tangannya bergantian menunjuk ke Fatma.

"Lo apaan sih. Biarin mereka disini, dia sahabat gue. Mendingan lo aja deh yang pergi." Airin menyuruhnya dengan sangat pelan karena badannya yang masih lemah. Ia takut kepalanya semakin pusing melihat kelakuan aneh Dava.

Dava melangkahkan kakinya keluar dari UKS. Menuju ke kantin, membelikan makanan. Pasti Airin pingsan gara-gara belum sarapan. Dava tidak tahu jika Airin terkena bola basket tadi. Itu sebabnya Airin merasa pusing dan berakibat pingsan.

Setelah membeli makanan berupa nasi goreng dan air mineral juga obat pereda sakit kepala. Itu memang inisiatif Dava supaya dapat perhatian dari Airin. Ia memang sudah menyukai Airin dari awal ketemu. Karena Airin adalah cewek yang menurutnya bertingkah apa adanya, tidak blak-blakan, dan cantik.

Dava kembali ke UKS setelah membeli makanan untuk Airin. Dilihatnya brankar tersebut, tapi kosong. Tidak ada orang sama sekali kecuali petugas PMR yang lagi jaga.

"Cewek tadi yang pingsan mana?" Tanya Dava tak santai.

"Udah keluar. Katanya mau istirahat di kelasnya saja." Mendengar itu, Dava langsung lari menuju kelas Airin. Gimana sih? Katanya lagi sakit malah di kelas. Kalau Dava jadi Airin mending dia di UKS. Kan lumayan bolos.

Nasi goreng dan air mineral yang Dava beli tadi mendarat di depan Airin. Cowok itu memberinya dengan senyum manis. "Makan gih, kamu kan sakit."

Melihat raut wajah Airin yang bertopang dengan tanda tanya dan curiga, Dava langsung menjelaskan.

"Aku tahu tadi kamu pingsan pasti gara-gara belum sarapan kan? Itu disana juga ada obat sakit kepala siapa tahu butuh. Yaudah makan dulu. Tenang ... gak aku kasih racun kok tadi, cuma ... ada bibit cintanya." Dava memandangnya dengan mengedip-ngedipkan mata.

"Sok tau banget sih lo! Makasih." Setelah mengucapkan itu, Airin memakannya dengan lahap karena memang sekarang ia lapar.

Hallo welcome back ....

Pasti kalian lagi mikir kan? Dava pacaran sama Airin?

Mungkin.

Trus Aga gimana dong?

Biarin lah, kalau kalian mau ambil saja:)

Di part selanjutnya Airin sedikit demi sedikit akan luluh dengan perlakuan Dava.

Saran dari aku, jangan bingung sama alurnya yah, nanti bawa beban🤣 biar aku aja yang mikir gimana kedepannya mereka...

TUNGGU DI PART SELANJUTNYA..  BYEEE


AGAIRIN (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang