1

3.9K 302 2
                                    

HAPPY READING

-o0o-

Seorang pria berhoodie hitam memasuki sebuah ruangan besar yang sudah menjadi markasnya selama tiga tahun belakangan ini. Tangannya menenteng sebuah Tas besar dan Dia meletakkannya diatas meja tepat dihadapan para teman-temannya yang lain

Salah satu diantara mereka mendongak dan menatap ketua mereka dengan seringannya.

"Gajian kitaa! " pekiknya dengan heboh lalu membuka Tas tersebut dan kedua matanya berbinar ketika melihat tumpukkan uang dan mengeluarkan semua uang tersebut dari dalam Tas hingga berserakkan diatas meja. Pria yang tadi membawa tas hanya terkekeh  pelan melihat semua temannya yang ketika melihat uang seperti sebuah makanan saja, sangat rakus.

"Loh, baal gak ambil?" Tanya pria bermata spit sebut saja dia Aldi, Nama lengkapnya Alvaro Maldini dia salah satu tangan kanan Iqbaal, sang ketua mafia.

Selain kepiawaiannya dalam memegang senjata pria itu juga salah satu yang paling bisa dipercaya, bukan dia tidak percaya pada anggota yang lain nya juga hanya saja Aldi lah yang paling serius diantara yang lain.

Iqbaal menggeleng cepat "Buat kalian aja."

Bastian menyikut lengan Aldi membuat pria itu menoleh dan menatapnya"Holang kaya Gak butuh duit, orang duitnya udah banyak ngapain harus ngambil duit ginian" celetuknya yang mampu membuat Iqbaal tertawa pelan

Dimarkas ini ada beberapa anggota, diantaranya Aldi, Bastian, Bryan, Dan satu lagi seorang wanita bernama Sarah. Awalnya mereka menolak kehadiran seorang gadis dianggota mereka karena menurut mereka mulut seorang wanita itu sangat bawel dan takutnya malah membawa dampak buruk bagi mereka. Tapi Sarah adalah sosok gadis yang cukup tertutup dengan keadaan kecuali pada anggota mafia mereka, Gadis itu mampu menjaga rahasia mereka dengan sangat baik.

"Sar, gak pulang? Bukannya besok harus sekolah?" Sarah, gadis yang masih duduk dibangku kelas 3 SMA itu mendongak dan menatap Iqbaal disertai senyum tipisnya.

"Bentar lagi."

"Lah bocah gini liat duit mana mau pulang". Sarah menatap Bryan dengan tajam lalu mengambil sebanyak mungkin uang untuknya setelah itu dia memasukkan secara paksa kedalam tak miliknya. Setelah itu, Dial melenggang pergi meninggalkan markas

-o0o-

(Namakamu) Yang telah duduk diatas sofa seyara menunggu kepulangan suaminya berdecak pelan saat sudah jam sembilan malam pria itu belum pulang, Apakah rapatnya sebegitu lamanya sampai dia telat pulang.

Suara derap langkah kaki seseorang mampu membuatnya menoleh dan mendapati Iqbaal yang baru saja datang dengan wajah lelah yang ia pasang. Rasa kesalnya seakan langsung lenyap begitu saja seketika melihat wajah lelah suaminya, Pria itu menghampiri (Namakamu) dan langsung berhambur memeluk tubuh wanitanya dengan erat.

"Capek yah?" Tanya (Namakamu) seraya mengusap lembut rambut tebal suaminya.

Pria itu mengangguk kecil lalu memejamkan kedua matanya, inilah sosok Iqbaal jika sedang rumah. Dia Akan menjadi Pria yang manja pada istrinya, sangat berbeda jika sedang berkerja, cuek, dingin dan acuh terhadap sekitar.

"Besok Aku ambil cuti"

"Loh kenapa?"

"Aku ingin full-time sama kamu, Aku kangen jalan-jalan bereng sama kamu lagi kayak pertama kali kita pacaran dulu" (Namakamu) terkekeh pelan mencubit gemas hidung mancung Iqbaal.

"Kayak abg aja harus jalan-jalan"

"Ya kan emang kita masih abg, kita juga belum punya anak. Mending kita manfaatin waktu kita selagi masih bisa, Karena Aku gak yakin kalo misalnya nanti punya anak kita bisa full-time bareng. Waktu kamu juga full buat anak kita terus waktu Aku juga buat kerj." Iqbaal menatap dalam wajah cantik istrinya yang mampu membuat Iqbaal merasa jatuh cinta setiap detiknya.

Wanita itu tersenyum manis lalu mengangguk, Dia mendekap dada suaminya dan memejamkan kedua matanya dengan nyaman, "Aku juga kangen banget sama kamu... akhir-akhir ini kamu sibuk banget sampe Gak ada waktu buat aku, Aku ngerasa Gak diprioritasin sama kamu tau gak."

"Aku kan kerja juga buat kamu, sayang".

"Iya Aku tau, cuman kau bosen sendirian terus dirumah, gak ada temennya" Iqbaal menatap (Namakamu) Yang tengah memanyunkan bibirnya membuat pria itu menciumnya sekilas dan memegang pipi chubby istrinya.

"Mau Aku panggil pembantu dirumah bunda buat nemenin kamu?"

"Emangnya boleh? "

"Ya bolehlah, Apa yang engga buat kamu" (Namakamu) memekik girang dan memeluk leher suaminya dengan erat.

"Makasih ayah".

-o0o-

'BRAK'

Darah mengucur dengan deras dari lengan kekar seorang pria yang terbaring tak berdaya diatas lantai kotor, wajahnya sudah penuh dengan luka lebam membuatnya menjadi tidak terbentuk dan juga sedikit menyeramkan.

Sepatu hitam yang menutupi kaki seseorang menginjak kuat dadanya membuat pria itu mengerang kesakitan dan menatap tajam pria yang tengah tersenyum Devil kearahnya.

"Mau lo apa, Iqbaal Arjun !" Sentaknya membuat pria yang tak lain adalah Iqbaal itu tertawa penuh kemenangan dan berjongkok seraya menarik pakaian pria yang ada dihadapannya.

'Cuihh'

"Harusnya gue yang nanya sama lo, Apa Mau lo sampe lo nyusup kemarkas gue? Mau cari mati?"

'BUGH'

Tubuh pria itu terpental kuat hingga menabrak finding beton hingga darah memuncrat dari dalam mulutnya, Iqbaal kembali menarik lehernya dan menendang kepala pria tersebut hingga keluar dari dalam markas yang sudah motor oleh darah pria menyebalkan itu.

"Lo salah kalo Mau berhadapan sama gue, Karel. Kita liat seberapa kuatnya lo."

Disela-sela kesakitanya, Pria bernama Karel itu masih bisa tersenyum sinis kearah Iqbaal "gue bersumpah, gue gak Akan buat keluarga lo Aman Iqbaal".

'KREKK'

'Arggghhh!!'

Iqbaal meninggalkan Karel yang mulai tak sadarkan diri setelah dia mematahkan lengan pria itu, ucapan Karel yang terakhir itu membuat ia sangat marah. Lihat saja, Jika terjadi sesuatu pada keluarganya, Dia tidak Akan memberi ampun pada pria itu.

-o0o-

Bersambung

Pendek yak:v baru permulaan guys biasa liat responya dulu... Semoga suka

Jan lupa komen dan klik bintangnya

Jan jadi dark readers

My Husband Is A MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang