8

2K 257 12
                                        

Jan lupa vote and comment

HAPPY READING

(Namakamu) menatap seorang Pria yang saat ini duduk berhadapan dengan dirinya, Pria itu hanya diam dan terus menatapnya dengan seksama membuat (Namakamu) merasa risih sendiri.

"Karel, Kamu mau ngomong Apa sih? Kok malah diem-dieman kayak gini katanya mau ngomong." Ucap (Namakamu) dengan nada kesalnya membuat pria yang ternyata karel itu tersadar dari lamunannya dan tersenyum kecil.

"Iya Iya maaf.. Gak ada kok, Aku cuman sengaja aja biar bisa ketemu kamu."

"Dih apaan sih, boong yah sama aku." (Namakamu) menatap Karel dengan kesal lalu memanyunkan bibirnya.

Menyebalkan sekali, ternyata dia dibohong.

"Ya maaf, Kalo Gak bohong kamu mana mau dateng kan?"

"Emangnya mau Ngapain ketemu sama aku, Aku tuh males tau pengen istirahat dirumah."

Karel mengeryitkan dahinya dalam lalu menatap (Namakamu) dengan tatapan herannya. "Kamu sakit?"

"Enggak"

"Terus kenapa mau istirahat.
?"

"Yaampun Karel emang, Emangnya orang istirahat itu harus sakit dulu. Udah ahh Kamu rese tau gak, mana Udah boongin Aku lagi." Wanita itu berdecak sebal lalu beranjak dan melenggang pergi meninggalkan Karel sendirian di cafe.

Merasa kesal dengan (Namakamu) karena sudah meninggalkannya, pria pity melempar gelas bekas minumannya keatas lantai menarik perhatian beberapa orang disekitarnya.

"Liat aja Apa yang Akan gue buat sama keluarga lo, (Namakamu)." Desisnya dengan tajam.

(Namakamu) melangkahkan kakinya dengan santai ditrotoar jalanan sambil sesekali menatap layar handphone nya. Iqbaal belum juga mengabarinya sejak kemarin bahkan chat yang dia kirimpun belum pria itu lihat sama sekali. Kemana sebenarnya Iqbaal, Kenapa pria itu selalu senang membuat dia khawatir seperti ini.

"Iqbaal Kamu kemana sih? Apa sampe sesibuk itu sampe lupa ngabarin aku." Gumamnya pelan lalu kembali memasukkan handphonenya kedalam tas selempangnya.

" (Namakamu)!"

Wanita itu menghentikan langkahnya saat seseorang menyerukan namanya, Seorang pria berjalan menghampirinya laku berhenti tepat dihadapan Wanita itu.

"Aldi.."

"Hai, lo habis dari mana? Kok sendirian?" Tabya Aldi dengan dahi mengeryitnya.

"Abis ketemu sama temen, Kamu ngapain disini, bukannya rumah Kamu jauh yah dari kawasan ini?"

Aldi termagu lalu terkekeh pelan dan mengangguk kecil membuat (Namakamu) menatapnya dengan aneh. "Guekan abis jaga Bastian, gue keluar dulu cari angin bentar. Kawasannya kan deket, ehh ketemu sama lo."

(Namakamu) ber-oh ria lalu menganggukkan kepalanya, diam-diam Aldi merutuki dirinya sendiri karena sudah berbohong pada Wanita itu. Justru sejak kemarin dia terus mengawasinya karena memang Iqbaal yang menyuruhnya, Sampai saat dia berbincang dengan Karel pun Aldi juga mendengarnya.

'Dosa gue udah banyak, ehh ditambah bohongin bini orang... ahh bodoamat lah..'

-o0o-


Iqbaal menghempaskan tubuhnya keatas ranjang dan memejamkan kedua matanya yang terasa sangat berat. Semalaman tadi dia sama sekali tidak bisa tidur karena memang misinya yang hampir saja membuat nyawanya melayang. Dia baru bisa pulang setelah bersembunyi dihutan dan kini, barulah dia bisa bersantai.

My Husband Is A MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang