bagian tiga➖03

279 46 7
                                    

“keluarlah sesekali, Harin. Terkurung dirumah sempit ini bisa membuatmu gila” ujar kak Soojin padaku. Aku hanya tersenyum menanggapinya.

Menatap kembali laptopku dan melanjutkan tugas yang tempo hari diberikan oleh dosenku untuk segera diselesaikan kamis besok.

Sekarang pukul 7 malam dan kak Soojin sudah bersiap untuk bekerja.
Ia hanya mengenakan baju yang panjangnya hanya setengah pahanya. Bahkan sebenarnya jauh dari kata setengah paha. Benar-benar minim dengan daerah pundak dan punggungnya yang sangat terbuka. Kulit putihnya tentu saja membuat aku kagut.

Dia benar-benar seksi. Tidak heran dia jika kak San suka padanya. Untuk seorang yang bekerja sebagai Disc Jokey, menurutku, dia benar-benar sangat seksi dan cantik. Ditambah, kak San juga memiliki visual yang diatas rata-rata.

“apakah kakak berangkat sendiri?” aku bertanya saat melihat dia bolak-balik dari kamar dan kamar mandi. Entah apa yang ia cari.

“tentu saja tidak, San akan mengantarku. Dia harus selalu disana sampai aku selesai” sahut kak Soojin.

“wow, benar-benae tipe pacar yang setia” aku mengatakan sambil mengangguk-angguk.

“lebih tepatnya pacar yang over protektif” ucapnya sambil tertawa. Aku tidak tahu ia mengatakan dalam konteks yang seperti apa karena saat kak Soojin mengucapkannya seperti tidak ada perasaan 'terkekang' yang ia rasakan.

“ayo ikut” ajaknya lagi. “kau pasti bersenang-senang”

no” tolakku setengah tertawa. Terakhir kali aku diajak bersenang-senang oleh mantan sahabatku semuanya tidak berjalan lancar.

Tidak ada kata menyenangkan sama sekali saat aku masuk ke rumah sialan itu.

Jadi kurasa diclub juga tidak akan jauh beda.

“sekali saja. Setelah malam ini terserah kau akan ikut lagi atau tidak. Aku hanya tidak suka meninggalkan mu dirumah sendirian, Harin” ujar kak Soojin sambil meraih tas nya.

Aku diam, bingung.

Aku tidak pernah merasa aku selalu melakukan sesuatu yang benar selama ini. Aku terus saja mengambil keputusan yang salah dan mengulangnya terus menerus.

Yang mengakibatkan aku tertekan dengan keputusanku sendiri.

“baiklah, aku ikut, tapi aku tidak akan lama” aku akhirnya mengalah.

Lagi dan lagi. Terus mengulang kesalahan yang sama.

Setelahnya aku bersiap-siap dan kami menunggu kak San menjemput.

Malam ini aku hanya mengenakan celana jeans andalanku dan baju yang model off shoulder. Aku tidak bisa mengikuti gaya kak Soojin meski harus mendapatkan tatapan mengejek dari semua orang yang ada di club nanti dengan pakaianku yang seperti ini. Sejujurnya aku benar-benar tidak perduli.

Dan aku tidak tahu bagaimana cara kak San akan membawa kami berdua sedangkan dia hanya punya motor.

Tapi dugaanku salah. Sebuah mobil terparkir didepan rumah kak Soojin.

Aku kaget saat melihat kak San keluar sambil memeluk kak Soojin mesra, tidak lupa satu kecupan dibibir kak Soojin. Sebuah pemandangan yang sudah biasa ku saksikan selama hampir 3 minggu aku tinggal dengan kak Soojin.

“aku tidak tahu kau akan ikut, Harin?” tegur kak San padaku sambil tersenyum.

“yah, kurasa aku harus bersenang-senang sesekali, kak” aku menjawab seadanya.

“aku yang memaksanya” sahut Kak Soojin cepat, “aku kasihan dia selalu tinggal sendiri jika dirumah”

“aku lebih kasihan jika dia ikut, dia akan jadi sasaran laki-laki hidung belang disana, ayo masuk, Harin” ucap kak San menyuruhku duduk dikursi belakang.

[s2]A Whole New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang