bagian lima➖05

247 43 1
                                    

aku meringis saat mendengar suara kak Soojin memanggil dari luar. Pukul berapa sekarang? Apakah aku kesiangan?

Aku beranjak dan membuka pintu. Kudapati kak Soojin sedang berbaring disofa ruang tengah lengkap dengan selimut tebalnya.

“kakak kenapa?” tanya saat melihat dia meringkuk disana. Mata dan hidungnya merah. Apakah ia habis menangis? Kenapa? Apakah kak San memutuskan hubungan dengannya?

Aku panik saat melihat ekspresinya yang seperti orang ingin menangis. Ini kali pertama aku melihat kak Soojin seperti ini.

“oh, sudah bangun?” ucapnya saat menyadari kehadiranku. Suaranya terdengat berbeda. “aku flu”

Flu? Ah. Benar.

“ah...” respon ku geli sendiri. “sudah minum obat? Kalau belum aku punya persediaan di kamar, kuambilkan sebentar” ucapku yang hanya diangguki kak Soojin.

Dia benar-benar terlihat lesu. Jadi aku dengan cepat pergi kekamar dan mengambil beberapa obat untuk kak Soojin.

Ditambah aku juga harus bersiap-siap untuk kuliah. Beruntungnya hari ini hanya ada satu mata kuliah yang harus ku hadiri.

Setelah membuatkan susu hangat dan sedikit sarapan, memastikan kak Soojin meminum obatnya, aku pamit berangkat kuliah.

Dia memberitahukan kunci cadangan seperti biasa, yang sengaja ia taruh dibawah keset didepan pintu.

Aku tidak bertanya kenapa dia memberitahuku tentang kunci cadangan hari ini, apakah ia ingin pergi? Tapi bukankah kak Soojin sedang sakit?

Apa mungkin ke dokter?

Entahlah, aku harus memulai kuliah dan cepat pulang agar biaa membantunya.

Tidak ada yang menarik hari ini, dosenku datang telat, hampir saja semua berpikir bahwa kelas hari ini dibatalkan, tapi kenyataannya tidak.

Ditengah dosen menjelaskan aku mendapatkan pesan dari kak San memberitahu bahwa kak Soojin pergi kerumahnya, jika aku sudah pulang dan kak Soojin belum pulang sampai malam tiba kemungkinan dia akan menginap disana.

Oh, menginap?

Aku baru saja akan mengetik pesan dan kelas sudah selesai, yah, kuliah hari ini berjalan dengan cepat. Dan aku senang.

Aku berjalan sambil mengetik balasan untuk kak San. Otakku sibuk memikirkan apa yang akan mereka lakukan jika hanya berdua? Otakku tidak bisa berhenti berpikir kotor tentang bagaimana aku sering melihat kak Soojin dan kak San melakukan sesuatu yang panas didepanku.

Aku tertawa bodoh saat menyadari kenapa aku sampai sebegitunya memikirkan hal yang seperti itu. Biarkan saja, mereka sudah dewasa, tidak ada salahnya, kurasa.

“apakah ada sesuatu yang lucu?” suara seseorang tiba-tiba mengejutkanku. Aku menoleh dan mendapati kak Yunho yang sudah tersenyum menyambutku.

Hari ini rambutnya tidak lagi berwarna biru, tapi blonde. Kenapa dia senang sekali mewarnai rambutnya dengan warna terang seperti itu?

Tapi jujur saja itu tetap terlihat cocok padanya.

“hai...” responku tenang. Bagaimana bisa setiap kali kak Yunho didekatku aku merasa sangat tegang. Aku merasa seperti tidak tahu harus berbuat apa dan bagaiman sehingga aku selalu menutupinya dengan pura-pura menyapa dengan tenang seperti sekarang.

“maaf kemarin aku tidak menemuimu, ada sesuatu yang penting yang harus aku lakukan kemarin” ucapnya dengan nada serius.

Kemarin?

Ah, aku ingat dia mengatakan 'sampai jumpa besok, dikampus'. Jadi karena itu dia meminta maaf.

Sebenarnya aku tidak masalah karena kemarin aku tidak begitu memikirkan hal itu. Sebenarnya aku juga sedikit lupa jadi kemarin saat ke kantin sebentar, kemudian aku memilih langsung pulang.

[s2]A Whole New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang