Bagian 3

1.9K 224 33
                                    

Hari berganti hari hingga berganti minggu, tak ada yang berubah dengan situasi yang terjadi diantara jeongyeon dan nayeon. Pemuda itu masih menjaga jarak darinya meski nayeon tetap berusaha mencari-cari perhatian dari pemuda yang ia sukai.

Gerbang sekolah telah dibuka dan satu-persatu murid mulai memasuki kelas mereka masing-masing. Hari ini nayeon berencana untuk berbicara pada jeongyeon ( yang mana ia selalu berusaha melakukannya ).

Nayeon duduk manis di kursinya, tatapannya mengarah pada pintu ruang kelas mereka.

Menanti satu orang yang sangat dirindui.

Beberapa menit berselang orang yang dinanti-nantikan pun tiba, seperti yang baru-baru ini ia lakukan, kedatangannya selalu tepat saat bel tanda jam pelajaaan dimulai.

Gadis itu menatap riang sang pemuda walau pada akhirnya lagi dan lagi hatinya kacau sebab yang bersangkutan sama sekali tak mengindahkannya.

Jeongyeon berlalu tanpa menoleh sedikitpun padanya, itu membuat hati nayeon begitu kecewa.

Mereka duduk satu barisan namun dipisahkan oleh seorang murid laki-laki yang berada di tengah-tengah keduanya.

"Seungmin-ssi..bisakah kita bertukar posisi?" nayeon menatap bocah disampingnya dengan pandangan memohon.

Bocah yang awalnya ragu itu pun akhirnya mengangguk.

"Terima kasih..."

Kini, nayeon dan jeongyeon duduk saling bersebelahan.

Keduanya saling menoleh dan sempat saling bertatapan meski hanya beberapa detik saja.

Jeongyeon segera mengalihkan perhatiannya, kemudian berpura-pura fokus pada guru yang baru saja tiba.

"Jeongyeon-ah..." panggilnya namun tak ada jawaban apapun.

"Jeongie.." sekali lagi nayeon mengumandangkan namanya. Matanya senantiasa fokus pada jeongyeon tapi secara nyata, pemuda itu benar-benar tak mengindahkannya.

Jeongyeon tentu mendengar, hanya saja ia berusaha untuk tetap mempertahankan pendiriannya, menghindar dari nayeon sebisa mungkin. Oleh sebab itu, kendati perih, ia berusaha mengabaikan keberadaan gadis tersebut.

Nayeon tetap menjaga pandangannya pada pemuda yang sibuk memperhatikan guru. Gadis itu menggingit bibir bawahnya, ia kecewa, berulang kali ia gagal mendapatkan perhatian orang disampingnya ini.

Ditariknya selembar kertas, kemudian ia menuliskan sesuatu disana.

"Jeong..." nayeon meletakkan kertas tersebut ke atas buku milik jeongyeon.

Jeongyeon-ah..ada yang ingin aku bicarakan..ayo bertemu di sungai han sepulang sekolah..ku mohon..

Pemuda tersebut sekilas melirik ke bawah sebelum mengambil kertas tersebut, meremasnya serta membuangnya ke sembarang arah.

Sungguh tindakan yang jeongyeon lakukan melukai hati nayeon. Gadis itu diam sembari mengontrol perasaannya. Dia menahan air mata yang mulai ingin menunjukkan eksistensinya.

Jam pelajaran pun usai, jeongyeon dengan cepat menyimpan seluruh alat tulisnya ke dalam tas, setelah itu melenggang tanpa mengucapkan kata apapun.

Nayeon meremang, air matanya pun akhirnya luruh berderai. Kedua sahabatnya datang guna menenangkannya.

"Nayeon unnie." tzuyu mengusap punggung nayeon, memberikan kekuatan pada gadis lemah itu.

SPACE BETWEEN OUR FINGERS (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang