2 - Siang dan Malam

1K 80 4
                                    

Mengapa harus ada siang dan malam? Dua hal yang berbeda namun saling berbagi dunia?
Mungkin saja itu ibarat aku dan kamu.

...

Off membawakan makan siang untuk Gun, keduanya kini sedang berada di atap sekolah.

"Kau yang memasak semua ini?" Tanya Gun mengagumi bekal yang dibawa oleh kekasihnya.
"Bukan, ini adalah masakan ibu dari restoran, katanya ku disuruh bawa banyak untuk kamu sekalian." Kata Off sambil sesekali mengusap sisa makanan yang ada di pinggiran mulut Gun.
"Kamu perhatian sekali sih? Belepotan gini doang padahal." Cibir Gun gemas pada tingkah Off.
"Habisnya, kamu makan kaya anak kecil ajah, belepotan sana-sini. Persis dengan adikku." Kata Off gemas pada tingkah Gun.
"Adik? Kamu punya adik?" Tanya Gun yang baru tahu bahwa Off punya adik.
" Punya, satu cowok dua tahun lebih muda dariku." Kata Off sambil melanjutkan makan.
Gun terdiam mendengar kekasihnya ternyata memiliki adik.
"Kamu kenapa kok tiba-tiba diam?" Tanya Off heran saat melihat Gun terdiam begitu.
"Nggak papa, cuma lagi menikmati makanan nya sangat enak." Gun mengalihkan diri dengan kembali memakan makanan dari Off. Sedangkan Off tidak ambil pusing, semoga Gun tidak sedang berbohong.
Keduanya pun melanjutkan menghabiskan makanan sambil sesekali Off tetap menggoda Gun yang makannya masih belepotan macam bocah.

...

"Mark." Mark menoleh ke sumber suara yang berteriak dan ia tersenyum melihat bocah manis yang ia rindukan.
"Aduh kesayanganku sudah pulang." Mark ingin memeluk Perth, tapi Perth menahan tubuh Mark.
"Yah aku kan rindu." Kata Mark dengan nada gemas pada Perth.
"Mau aku adukan ke Phi Off?" Ancam Perth membuat Mark menghela nafas.
"Ngancamnya begitu amat, dia lagi di atap." Jelas Mark pada Perth.
"Ngapain? Nggak mau bunuh diri kan?" Tanya Perth bingung. Sedangkan Mark jelas tertawa.
"Astaga konyol, lagi pacaran dia sama Phi Gun." Jawab Mark sambil sesekali masih tertawa.
"P'Gun? Murid paling populer itukan?" Tanya Perth dan Mark mengangguk membenarkan.
Perth terdiam bingung, memang sih ia jarang perduli pada P'nya, dia masih terlalu fokus di kelas X, jadi mana tahu pergaulan P'Offnya, tapi mendengar nama P'Gun, jelas Perth bingung. Kok bisa cowok paling populer di sekolah malah memilih pacaran dengan P'Offnya yang paling cupu.

Mark mengikuti langkah Perth menuju atap menyusul P'Off, sekaligus memberi kabar ia mulai masuk sekolah siang ini.

Sedangkan Mark, dia itu teman sekelas Off, teman baik yang sangat dekat, namun sialnya, karna kedekatan keduanya lah Off melarang Perth berpacaran dengan Mark.

Padahal Mark itu bucin nomor satunya Perth.

"Kamu nggak naik?" Tanya Mark yang melihat Perth malah duduk di tangga.
"Tunggu mereka turun saja." Jawab Perth. Mark pun memilih menemani bocah kesayangannya itu.

...

"Ayo turun kebawah, sebentar lagi kelas kita dimulai." Ajak Off pada Gun yang malah sedang menatap langit biru.
"Ayo." Gun pun mengikuti Off.

"Eh Itu ada Mark, ngapain anak itu duduk disitu?" Gumam Gun saat melihat Mark.
"Mungkin ada perlu denganku." Jawab Off.
Saat keduanya turun, Off menghentikan langkah melihat seseorang sedang duduk di samping Mark.
"Ada siapa itu?" Tanya Gun heran.
Namun saat dua orang itu berbalik, Off tersenyum melihat Perth.
Sedangkan Gun terdiam melihat senyum dari seseorang yang baru pertama kalinya ia temui.
Gun hanya melangkah karena tangannya digandeng OFF. Jika tidak digandeng, mungkin Gun akan tetap diam dalam kebingungannya sendiri.

"Nong ku  sudah sembuh?" Tanya Off pada Perth yang kini ia peluk.
"Lepasin, sesak tahu." Protes Perth dengan manjanya.
Off terkekeh mendengar candaan adiknya.
"Gun, kenalkan, ini adik yang tadi aku ceritakan, namanya Perth." Kata Off sambil mengenalkan adiknya pada kekasihnya.

Atas Sebuah Pilihan (OffGun END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang