7 - The Reason

547 58 12
                                    

Gun menatap Off dengan mata sembap.

Bocah ini berniat jujur tentang masa lalu kelamnya.

"Apa yang ingin kamu katakan Gun?" Off merasa Gun sedikit aneh, tiba-tiba ingin bertemu di pagi buta sebelum sekolah.
Namun tidak masalah, ia pikir Gun sedang mengalami masalah, dan sekarang Gun ingin berbagi.

Apa alasan Tuhan menciptakan cinta?

Agar manusia bisa saling memahami, saling berbagi, dan saling belajar cinta pada Tuhan.

"Apa yang kamu lihat dariku saat memilih untuk jadi kekasihku?" tanya Gun memulai pertanyaan randomnya.
"Yang kulihat saat itu hanya kamu." jawab Off sambil menatap sang kekasih.

"Lalu kamu sendiri? apa yang membuatmu akhirnya memilihku?" tanya Off balik.

Gun terdiam sejenak lalu tersenyum.

"Duniamu yang terlihat begitu hangat, mampu membuatku tertarik, karena duniaku tidak pernah hangat." jawab Gun.

Dunia keduanya, sejak awal sudah berbeda. Dan Gun tertarik pada kehangatan dunia Off yang terasa sangat kontras dengan dirinya. Tidak sadar pada akhirnya ia malah berakhir jatuh cinta pada Off.

"Aku tahu, duniamu terlalu dingin sampai membuatmu sangat mengigil." kata Off sambil mengelus kepala Gun dengan lembut.

"Sorot matamu seolah menunjukkan kamu merasa hampa, merasa tidak percaya diri, kecewa pada takdir dan hidupmu sendiri." kata Off begitu tepat mendeskripsikan tentang dunia Gun.

Mengapa Tuhan mempertemukan keduanya?

Mengapa keduanya tertarik satu sama lain?

Apakah ini hanya kebetulan?

Ataukah keduanya sudah terlibat sejak awal?

"Aku merasa sangat iri dengan bagaimana kamu memandang dunia ini, meski kamu dianggap minoritas, dianggap rendah karena cupu, tapi kamu justru menarikku sampai aku tidak lagi sanggup mengendalikan diri." ungkap Gun lebih lagi.

Karena tidak ada yang kebetulan didunia ini.

"Aku dulu memiliki sebuah kebahagiaan, Ayah, Ibu, dan Adik yang sangat manis. Aku merasa beruntung memiliki mereka, sampai aku memahami bahwa kehidupan orang dewasa kadang menakutkan. Aku sangat menyayangi Ae, dia adikku yang paling berharga. Bahkan saat kedua orangtuaku bertengkar, aku hanya ingin bermain dengan Ae, melindungi dia karena tubuhnya terlalu ringkih." kata Gun mulai bercerita.

"Aku selalu ingin melindungi dia, menjadi pahlawannya, dan akan melakukan apapun demi dia. Tapi karena keegoisan kedua orang dewasa itu, aku dan Ae terpisah. Hatiku sakit sekali, mengapa kami dipisahkan?" tanya Gun pada angin yang berhembus.

Off hanya diam mendengarkan.

"Hingga akhirnya Tuhan berbuat kejam padaku dengan mengambil Ae selamanya bersama mama. Sejak itulah aku membenci Ayah, aku benci lelaki tua itu. Tapi aku lebih benci diriku yang terus berkubang dalam duka, dan melampiaskan semuanya dengan tawuran, balap liar, dan belajar bela diri untuk menjadi seseorang yang kuat. Padahal hatiku terasa hancur berkeping-keping." Gun menahan diri untuk tidak lagi menangis.

"Aku ini berantakan sekali, sangat, aku kadang merasa buruk karena tidak sepadan denganmu. Inilah sisiku, aku orang yang telah hancur." kata Gun penuh penekanan rasa sakit dalam setiap ucapannya.

Perih.

"Aku tidak tahu bagaimana caranya lepas dari belenggu ini, bahkan saat kini sudah denganmu saja, aku tetap sama, aku ini sangat buruk." kata Gun sambil menutup matanya.

Atas Sebuah Pilihan (OffGun END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang