lima

411 52 1
                                    

🌵

Jihoon's Point Side Of View

Hari ini adalah hari Rabu, aku memutuskan untuk masuk sekolah. Untung saja keadaanku sudah membaik dan hanya sedikit pusing saja, terpaksa aku membawa obatku, takutnya tiba-tiba panas di tengah-tengah kegiatanku di sekolah.

Dan juga, hari ini adalah hari dimana aku melaksanakan piket yang mengharuskan aku untuk bangun pagi.

Tunggu, apa? Bangun pagi? Oh astaga!

Aku segera membuka mataku lalu menyudahi acara tidur ku lalu melihat ke arah jam dinding.

"Oh sialan, sudah jam setengah tujuh, aku telat untuk piket lagi!" Batinku panik tidak main.

Aku segera meloncat dari tempat tidur lalu bersiap-siap dengan cepat, kemudian aku turun untuk berpamitan tanpa memakan sarapan terlebih dahulu.

Hm, aneh. Seharusnya ayah sudah pergi duluan. Ah, entahlah, mungkin sedang ada sesuatu jadi ia bisa pergi agak siang ke kantor? Entahlah.

Aku pun berlari dari rumah ke sekolah dengan kecepatan maksimal dan para tetangga menatapku heran namun tidak ku pedulikan dan tetap berlari mengejar mimpi.tidak

Sesampainya di sekolah, aku bingung kenapa sekolah sangat sepi. Aku pun memelankan langkah kakiku dan berjalan kearah kelas dengan santai.

Dan bum, kelas masih sangat sepi. Aku heran, sangat heran. Aku mengambil ponselku lalu mengecek,

"APA? BARU JAM SETENGAH TUJUH?!" Teriakku kaget. Untung pada saat itu lorong depan kelas sedang sepi, sepertinya aku murid duluan yang datang, ya buktinya pintu masih tertutup dan suasana yang sepi.

"Tau gini mending mabar dulu, huh. Menyebalkan." Gerutuku dalam hati.

Karna masih pukul setengah tujuh lewat, aku memutuskan untuk tidur di tempat dudukku, lumayan melanjutkan mimpiku bersama salah satu member SEVENTEEN tadi malam, uhuy.

🌵

Author's Point Side Of View

Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan, sebentar lagi mereka akan masukkan.

Soonyoung yang baru datang, dan suasana kelas yang sudah ramai. Penglihatannya menangkap seorang namja mungil tertidur di meja yang berada di samping kiri kelas dan tepat di samping jendela.

Soonyoung tersenyum tipis lalu menghampirinya. Ia menepuk-nepuk punggung Jihoon yang sedang tertidur, "hey, bangunlah, sebentar lagi kita akan masukkan." Ujarnya dengan lembut.

Jihoon bergumam tak jelas lalu mengangkat kepalanya dengan mata yang masih setengah. "Eoh? S-Soonyoung?" Tanya Jihoon. Soonyoung mengangguk, "iya, ini aku" ujarnya sambil tersenyum, Jihoon pun ikut tersenyum lalu menguap.

"Hooaaammmm.... Aku masih ingin tidur..."

"Sama, aku juga...." Balas Soonyoung, "ku harap sensei Asano tak datang untuk mengajar. . ." Lanjutnya sambil mengambil tempat duduk di samping Jihoon. Yang diajak berbicara hanya menganggukkan kepalanya memberi isyarat bahwa ia setuju dengan perkataan lawan bicaranya.

Soonyoung pun menaruh kepalanya diatas meja dengan malas, yang di sampingnya juga melakukan hal yang sama.

Kedua remaja itu memutar wajah mereka ke arah yang berbeda dan sampai akhirnya wajah mereka bertemu.

"Tunggu, apa benar kami bertatapan?" Batin Jihoon.

Mereka pun tersenyum tipis.

"Jihoon, dia manis." -kwon soonyoung.



hyik, ran harus slow update dulu yak, mingdep baru pts :")

-rannie

eine kleine ; soonhoon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang