Proses pembelajaranpun akan segera dimulai. Aku memperhatikan mereka lagi asyik mengobrol dengan lainnya. Kemudian aku tidur sejenak diatas meja untuk menunggu guru masuk, dengan tumpuan menggunakan kedua lengan tanganku. Lalu aku mengintip sebentar kearah Nia yang sedang asyik mengobrol dengan siswi lainnya. Mungkin apa yang kudengar sebelumnya hanya kesalahan saja. Lalu aku kembali tidur.
Ketika aku sedang tertidur, ada seseorang yang menepuk pundakku. Secara refleks aku terbangun dan tak melihat siapapun. Aku melihat guru Matematikaku sudah berada di dikelas. Nama guru Matematikaku sendiri adalah Pak Indra. Untuk mata pelajaran ini, aku mendengarkan dan memperhatikannya secara baik-baik.
Ditengah-tengah proses pembelajaran berlangsung, pak Indra tiba-tiba menerima panggilan penting. Jadi, pak Indra izin keluar sebentar. Sambil menunggu pak indra datang, akupun menulis semua rumus dan contoh soal dipapan tulis. Setelah ku selesai, aku lanjutkan tidurku untuk menunggu pak Indra datang.
Ketika aku dalam keadaan setengah sadar, aku mendengar langkah kaki berjalan kearah siswa yang berada di depanku. Sambil menepuk pundaknya, dia mengobrol sebentar dengan siswa yang berada didepanku. Setelah itu, dia pergi. Akupun terbangun dan melihat sebuah kertas menempel di pundaknya. Kuambil kertas tersebut secara pelan-pelan dan menggenggamnya di kanan tanganku, lalu kulanjutkan tidurku. Aku tak mengetahui bahwa tindakanku ini dilihat oleh Nia. Dimana jarak antara aku dan dia berada tepat di samping kananku.
Ian, nama siswa yang berada didapanku yang baru menyadari tindakanku menoleh kebelakang dan dia merasakan ada sesuatu dipundaknya sebelumnya dan tiba-tiba ada yang mengambilnya. Dan dia tak tahu siapa orangnya. Aku tahu namanya karena obrolannya dengan siswa sebelumnya. Dan kalau tak salah namanya adalah Andre, yang tadi mencalonkan diri sebagai ketua kelas. Aku yang lagi asyik-asyiknya tidur tiba-tiba pundakku ditepuk agak keras oleh Nia. Aku yang sontak terbangun dan melihat Nia langsung berjalan kedepan tanpa melihatku dan sekarang berada tepat didepan kelas. Para siswa lain yang sedang asyiknya mengobrol dengan yang lainnya terdiam ketika melihat Nia disana. Lalu Nia mengatakan sesuatu dengan nadanya yang tinggi itu.
"Baiklah teman-teman. Sambil menunggu pak Indra datang, aku akan memberitahukan ke kalian. Sebelum kalian pulang, aku akan menunjuk siapa-siapa yang akan menjadi wakilku, bendahara serta sekertaris di kelas ini. Oke?"
Kami semua terdiam sejenak lalu Hendra bertanya kepada Nia.
"Untuk pemilihannya nanti apakah berdasarkan voting juga?"
Nia menjawanya dengan nada tingginya yang khas tersebut.
"Iya!"
Karena tidak ada respon dari yang lain, maka Niapun kembali mengatakan pada kami dengan nada tingginya yang agak keras.
"Oke, berarti nanti sebelum pulang kita akan memilih pengurus kelasnya!"
Lalu Niapun kembali ketempat duduknya. Suasanamenjadi hening, kemudian kembali ribut. Tak lama pak Indrapun kembali dariurusannya tersebut dan melanjutkan pelajaran sebelumnya yang ia tinggalkan.Hingga mata pelajaran ini usai, maka mata pelajaran lainpun dilanjutkan.Setelah berjam-jam lamanya, waktunya pulang sekolah.
YOU ARE READING
Perempuan Pelupa
Roman d'amourNovel ini menceritakan tentang seorang siswa biasa bernama Abdi Hamzah. Dia tinggal bersama paman dan bibinya di sebuah perumahan Mawar Melati. Sejak berumur 5 tahun dia sudah ditinggal kedua orang tuanya karena mereka berdua telah bercerai. Semenja...