Bagian 30: Siapa Yang Selalu Menepuk Pundakku?

32 0 0
                                    

Bel masukkan berbunyi. Aku yang sudah berada dikelas menunggu kedatangan guruku sembari ku tidur diatas mejaku seperti biasa. Setelah beberapa saat aku mulai merasakan kantuk, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku. Sontak aku terbangun dan tak melihat siapapun yang menepuk pundakku tersebut.

Apakah dia adalah orang yang sering menepuk pundakku sebelumnya? Apakah Nia? Lalu kuhilangkan pemikiran tersebut. Kulihat pak Agus sudah datang dikelas, kuambil buku Sejarahku dan mulai memperhatikan pak Agus menerangkan mata pelajarannya. Aku ingin bertanya pada siswa yang berada di depanku. Tetapi aku lupa namanya dan aku tak terbiasa bertanya pada orang lain. Maka kuurungkan niatku tersebut.

Aku berfikir mungkin saja orang yang selalu menepuk pundakku ini adalah orang yang posisinya berada di dekatku. Dilihat dari posisiku yang berada di pojok kiri belakang, mungkin saja yang melakukannya diantara Nia, Hani yang berada didepannya Nia, dan siswa yang berada didepanku ini.

Aku merasa penasaran dan akhirnya akan bertanya pada siswa yang berada didepanku nanti ketika pelajaran ini selesai. Setelah pelajaran ini berakhir, aku mencoba bertanya pada siswa tersebut dengan nadaku yang datar sambil menyentuh badannya dari belakang.

"Hei. Anu, siapa namamu?"

Lalu dia berbalik dan menyodorkan tangannya memberikan isyarat melakukan salaman kepadaku.

"Kenalkan, aku Ian. Pasti kamu gak tau, karena kamu gak pernah mengobrol dan tak memperhatikan absensi guru."

Aku hanya diam tak membalasnya. Lalu dia bertanya padaku.

"Memangnya ada apa Di?"

Aku berfikir bahwa Ian orangnya baik dan mudah diajak bicara seperti Hendra. Aku menjawabnya dengan wajahku yang masih melihat kearah jendela.

"Begini, kamu tau siapa yang menepuk pundakku tadi?"

Aku melihat dia melirik kearah seseorang. Kemudian dia mengatakan sesuatu padaku.

"Dia, yang menepuk pundakmu tadi adalah orang yang sama dengan sebelumnya. Dan dialah yang selalu menepuk pundakmu kalau guru datang."

Lalu aku kembali menanyakan nama orang tersebut.

"Siapa dia?"

Dia menjawabnya dengan nadanya yang ramah.

"Maaf Di, aku gak bisa mengatakannya. Karena aku sudah berjanji padanya untuk tak mengatakan hal itu kepadamu. Kalau begitu aku duluan ya."

Lalu dia pergi keluar kelas untuk istirahat. Akumasih belum mendapatkan jawaban. Mungkinkah diantara Nia dan Hani? Aku melihatkearah Nia, dan dia sedang menulis sesuatu di binder catatannya tersebut tanpamelihatku sedikitpun. Sementara itu, Hani sudah tak terlihat dikelas.

Perempuan PelupaWhere stories live. Discover now