Pagi hari ini, cuaca mendadak mendung. Tak berapa lama kemudian hujanpun turun. Aku yang setiap hari selalu kesekolah lebih awal terhindar dari cuaca tersebut. Ruang kelas masih kosong. Aku duduk ditempatku seperti biasa. Lalu kupandangi hujan dibalik jendela disampingku.
Aku memikirkan banyak hal, baik itu mengenai Nia, seseorang yang menepuk pundakku, dan hal lainnya seperti tugasku yang tertinggal dirumah ketika kucek ternyata aku tak membawanya di dalam tas. Ku melamunkan diri dengan memposisikan pipi kananku yang ditahan oleh telapak tangan kananku.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Aku tak bisa tidur karena cuaca ini yang cukup berisik, ditambah angin berhembus kencang melewati ventilasi jendela yang membuat tubuhku terasa sangat dingin. Untunglah aku membawa jaket biru kesayanganku, karena kutahu bahwa hari ini akan turun hujan. Aku masih tak melihat seorangpun memasuki kelas ini. Mungkin saja mereka terjebak hujan yang lebat ini, sehingga mereka datang telat kesekolah.
Aku sedikit merasa bosan. Kubuka tasku, kuambil bukuku dan kurobek selembar kertas. Lalu kulipat kertas tersebut dan kubuat sebuah pesawat kertas. Setelah itu, pesawat kertas tersebut ku terbangkan menggunakan tangan kananku. Pesawat kertas tersebut terjatuh tepat didepan pintu kelas. Aku bergegas berdiri dan akan mengambilnya.
Ketika tanganku sudah hampir sampai mengambilnya, ku melihat tangan seseorang juga aku mengambil pesawat kertas tersebut. Kuhentikan tanganku, begitupun dengan tangan yang kulihat tersebut juga itu berhenti. Lalu kulihat wajahnya, ternyata dia adalah Nia dan tubuhnya sedikit basah kuyup. Aku langsung mengambil pesawat kertasku dan segera kembali ke tempatku. Nia juga langsung pergi menuju tempat duduknya.
Kami berdua hanya terdiam meskipun kami dudukbersebelahan. Lalu kumendengar dia menggigil kedinginan. Dia sangat cerobohsekali tidak membawa jaket disaat hujan seperti ini. Kuberikan jaketku padanyatanpa melihat dan bicara apapun kepadanya. Nia menerimanya dan juga takmengatakan apapun padaku. Waktu telah menunjukkan jam 7 lewat 15 menit. Yanglain masih belum juga datang. Kami berdua benar-benar seperti patung saja. Akupunteringat ingin bertanya sesuatu padanya.
YOU ARE READING
Perempuan Pelupa
RomanceNovel ini menceritakan tentang seorang siswa biasa bernama Abdi Hamzah. Dia tinggal bersama paman dan bibinya di sebuah perumahan Mawar Melati. Sejak berumur 5 tahun dia sudah ditinggal kedua orang tuanya karena mereka berdua telah bercerai. Semenja...