Start by Becoming a Mangaka

19 : Cat and Dog

"Maaf, tentang itu, sepertinya aku menegurmu atau sesuatu," kata Yuuki, tetapi Eriri tidak mengatakan apa-apa dan menatapnya dengan marah.

Yuuki menunggunya untuk tenang.

---

Eriri mengambil napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan dirinya. Dia tidak menyangka Yuuki akan begitu tajam untuk mengetahui masalahnya. Dia memandangnya seolah-olah musuh yang hebat. Dia telah membaca manga-nya dan itu sangat bagus. Itu sebabnya dia memutuskan untuk menjadi asistennya.

Eriri menatapnya yang merokok dengan tenang.

"Hei! Jangan merokok!" Kata Eriri.

---

Yuuki menghela nafas tapi mengabaikannya.

"Hei! Jangan abaikan aku!" Kata Eriri.

"Yah, Eriri, kan?" Eriri mengangguk sebagai jawaban.

"Bisakah kamu memberitahuku, mengapa kamu datang ke rumahku?" Yuuki bertanya.

"Aku akan bekerja sebagai asisten manga-mu," kata Eriri tetapi memandangnya seolah idiot.

"Yah, itu bagus, tapi itu artinya, aku bosnya, kan?" Eriri berpikir sejenak dan mengangguk.

"Adalah hak bos untuk melakukan apa pun yang dia inginkan, apakah karyawan itu suka atau tidak," kata Yuuki sambil merokok.

Eriri yang mendengarnya kesal, tetapi dia tidak berdaya. Yuuki adalah bosnya dan dia datang ke sini untuk belajar menggambar manga. Dia harus bersabar di depan bosnya, meskipun, dia tidak menginginkannya.

"Bisakah kamu ceritakan, pengalamanmu menggambar manga?" Yuuki bertanya.

"Yah ..." Eriri mulai berbicara dan Yuuki mendengarkannya. Mereka berbicara sebentar sampai mereka mendengar bel berbunyi.

"Maaf, ini paket dari toko manga!" Yuuki tahu alat menggambar manga-nya sudah tiba.

"Ayo pergi! Bantu aku mengatur studio manga." Yuuki menariknya.

"Tu-tunggu, jangan tarik aku!" Eriri berjalan bersamanya.

Ini adalah pertama kalinya dia berbicara banyak dengan seorang bocah lelaki di samping teman masa kecilnya. Eriri kemudian memikirkan teman masa kecilnya dan menjadi marah.

'Hmph, aku tidak akan peduli tentang Tomo!' Eriri menggelengkan kepalanya dan fokus untuk membantu Yuuki mendirikan studio manga-nya.

---

Keduanya menyeka keringat mereka di dahi mereka, mereka telah bekerja sama untuk mendirikan studio manga-nya.

Yuuki mengambil air mineral dingin dari kulkasnya dan memberikannya kepada Eriri.

"Terima kasih." Eriri mengambilnya.

"Tidak masalah," kata Yuuki.

Mereka beristirahat sejenak sampai Eririr memintanya.

"Kapan kita akan mulai?" Eriri bertanya.

"Ada satu asisten lagi, kita harus menunggu," kata Yuuki sambil merokok.

"Bisakah kamu setidaknya merokok di luar !!" Eriri mengeluh, tetapi Yuuki mengabaikannya.

Eriri terus mengeluh kepadanya sampai mereka mendengar dering bel sekali lagi.

"Hari ini, ada banyak orang yang datang." Yuuki menggelengkan kepalanya dan membuka pintu.

Eriri juga mengikutinya karena dia ingin tahu siapa yang akan menjadi rekan kerjanya.

Keduanya melihat seorang gadis cantik dengan rambut biru pendek. Dia membawa banyak barang dan terlihat sangat berat.

"Ano, kamu Yuuki-sensei?" Dia bertanya padanya.

"Ya, apakah kamu asisten manga saya?" Yuuki bertanya.

"Ya, namaku Katsuki Tsubasa, aku akan menjadi asisten manga-mu," kata Tsubasa sambil berpose.

Yuuki memijat pelipisnya, asisten manga-nya terlalu aneh. Yang pertama suka mengeluh dan yang terakhir tampak seperti protagonis manga shounen. Akan sempurna baginya untuk mengenakan jubah dan penutup mata saat ia menggambar manga.

Yuuki tahu gadis di depannya adalah salah satu karakter utama dalam anime 'Comic Girls'. Dia tidak berharap dia menjadi asisten manga-nya.

"Yah, kamu tidak keberatan jika aku memanggilmu Tsubasa?" Tsubasa mengangguk sebagai jawaban.

"Biarkan aku memperkenalkan diriku namaku Shuuei Yuuki dan ini Sawamura Eriri, dia akan menjadi pasanganmu," kata Yuuki.

"Senang bertemu denganmu, Yuuki-sensei, Eriri," kata Tsubasa.

"Ya, senang bertemu denganmu juga." Eriri mengangguk.

"Kalau begitu, ayo kita bekerja! Kita perlu menggambar banyak bab hari ini!" Yuuki bertepuk tangan.

"Ya, Sensei!" Keduanya bersemangat dan ingin belajar keterampilan manga dari Yuuki. Mereka tidak sabar untuk bekerja.

"Yosh, mari kita mulai!

---

"Tidak, itu salah, kamu harus dengan jelas menarik garis."

"Gunakan nada itu untuk adegan itu."

"Mengulanginya, aku ingin kamu menyempurnakannya ketika aku memeriksanya."

"Beginilah caramu menggambar latar belakang."

"Jaga halaman ini, Eriri."

"Gunakan nada 83 halaman ini dan hapus sedikit, lalu warnai dengan hitam, Tsubasa."

Yuuki terus menginstruksikan mereka sambil menggambar naskahnya. Dia harus mengakui bahwa baik Eriri dan Tsubasa memiliki keterampilan yang cukup hebat dalam menggambar manga. Dia senang dia tidak harus mengajar mereka sejak awal.

Keahlian menggambar manga-nya luar biasa dan Eriri dan Tsubasa masih mempelajari gayanya. Yuuki memberi mereka banyak nasihat sehingga pekerjaannya akan lebih mudah.

Yuuki hanya menggambar 1 bab selama beberapa jam. Jika dia sendirian, dia bisa menggambar lebih cepat tetapi dia ingin mereka belajar darinya. Dia senang bahwa mereka adalah pembelajar yang cepat.

"Ayo istirahat," kata Yuuki.

"Ah, akhirnya istirahat!" Kata Eriri.

"Ya, kekuatan nagaku hampir habis." Tsubasa memijat bahunya.

"Apakah kamu baik-baik saja dengan ramen? Aku akan menelepon restoran terdekat." Yuuki ingat nomor telepon setiap restoran di dekat apartemennya. Dia terlalu malas untuk keluar dan itu lebih baik dikirim.

"Saya baik-baik saja."

"Saya juga."

Yuuki mengangguk dan mulai memanggil restoran. Dia menelepon restoran dan memesan.

"Ya, ramen pedas, miso, dan makanan laut," Yuuki memesan makanannya sampai seseorang memasuki apartemennya.

"Yuuki, kamu di sini? Kamarmu yang lain sedang dikunci." Utaha memasuki studio manga-nya.

Yuuki ingin mengatakan sesuatu, tetapi Eriri memukulnya terlebih dahulu.

"Kasumigaoka Utaha!" Eriri berkata dengan marah sambil menunjukkan giginya.

"Ara, bukankah Sawamura Spencer Eriri ini?" Ucap Utaha sambil menyilangkan tangannya.

Mereka saling memandang seolah-olah musuh, Yuuki bisa melihat guntur muncul di mata mereka.

"Hmm, apakah kamu saling kenal?" Yuuki bertanya.

"TIDAK!!" Keduanya berkata bersamaan.

Baik Yuuki dan Tsubasa membasahi mereka.