Start by Becoming a Mangaka

142 : Cruise Party 3

Tomoko Suzuki adalah ibu Sonoko dan Ayako Suzuki.

"Hah?" Suaminya bingung.

"Kita akan menerapkan rencana khusus malam ini," kata Tomoko sambil mengeluarkan sebuah kotak dari tasnya. "Kotak kecil ini kami berikan kepada kalian semua ketika kamu datang," Dia membuka kotak itu, "Tolong, buka kotak itu."

Semua orang juga membuka kotak itu.

"Ini adalah tantangan dari kami untuk pencuri bodoh itu," kata Tomoko.

"INI ..." Setiap tamu terkejut melihat apa yang ada di dalam kotak ini.

"Ya! Simbol keluarga kita dan mangsa pencuri itu malam ini! Bintang hitam!" Kata Tomoko sambil mengangkat bintang hitam di tangannya.

Bintang hitam adalah permata hitam dengan ornamen indah di sekitarnya.

Mereka semua telah menerima bintang hitam darinya.

"Yah, orang kaya tentu melakukan hal-hal gila," Sekibayashi menggelengkan kepalanya.

"Ini imitasi, jangan khawatir tentang itu," kata Yuuki.

Meskipun itu imitasi, itu masih dilakukan dengan indah. Akan bernilai setidaknya beberapa ratus ribu koin pulau jika tiruan itu dijual.

"TOLONG SERANGAN ITU KEPADA DIRI SENDIRI DAN TAMPILKAN KEPADA DIA !! JIKA ANDA BISA MENCURI MEREKA MEMBUATNYA UNTUK KAMI!" Tomoko sangat bersemangat. "Itu, tentu saja, dengan asumsi dia bisa tahu mana yang asli selama 3 jam kapal kita akan bepergian." Dia berkata dengan nada bercanda. Dia tidak percaya kalau anak Kaitou akan bisa mencuri bintang hitam keluarganya.

"Ibumu sangat cerdas, Sonoko," puji Utaha, tetapi dia memperhatikan bahwa Sonoko sedang melihat-lihat.

"Ada apa, Sonoko?" Ranko bertanya.

Sonoko melihat sekeliling dan berkata, "Aku tidak melihat sisku, aku bertanya-tanya apakah dia masih di rumah." Dia mengeluarkan teleponnya dan memanggilnya.

Mereka berbicara sebentar dan Yuuki dapat mendengar bahwa saudara perempuannya dan ayahnya masih di rumah.

'Kaitou telah memasuki kapal pesiar, ya?' Yuuki berpikir bahwa kepala keluarga sebelumnya adalah bocah Kaitou yang menyamar. Dia melihat Conan berlari ke suatu tempat dan menggelengkan kepalanya. Dia yakin bahwa anak Kaitou telah bercampur dengan kelompok orang ini.

Akan sulit untuk menemukannya jika dia tidak menggunakan sihirnya tetapi dia memutuskan untuk tidak menggunakannya. Masih terlalu dini untuk melakukan hal semacam itu. Dia dapat menggunakan pikirannya untuk menemukannya.

---

"Eh? Kaitou Kid sudah ada di papan tulis ??" Sonoko dan Tomoko terkejut.

"Dia juga menyamar sebagai papa?" Sonoko tidak tahu harus berbuat apa.

Conan mengangguk dan berkata, "Aku menemukan pakaian ayahmu dan penyamarannya di toilet, polisi masih memeriksanya."

Yuuki melihat sekeliling dan memperhatikan seseorang tidak ditemukan di mana pun. Dia tersenyum dan tidak melakukan apa pun. Dia tahu siapa anak Kaitou yang akan disamarkan tetapi dia tidak akan melakukan apa pun sekarang.

"Apakah kamu tahu di mana anak Kaitou, Yuuki?" Ranko bertanya.

Yuuki tersenyum misterius padanya.

"Apa? Apakah kamu tahu di mana dia?" Utaha terkejut.

"Baiklah, mari kita lihat nanti, jika aku bisa menangkapnya, apa yang akan kamu berikan padaku?" Kata Yuuki.

Ranko mengangguk dan berbisik padanya dengan rona merah di wajahnya.

Mata Yuuki berbinar, "Jangan khawatir, aku akan menangkapnya untukmu." Dia pasti akan menangkap anak Kaitou ini untuk malam yang indah.

"Meong!" Kuroka mengeluh padanya. Dia mendengar percakapan mereka dan tahu pasangannya sesat.

"Oh, benarkah, Yuuki?" Tiba-tiba dia mendengar suara yang sangat merdu dari sisinya. Dia menoleh dan melihat ibu Sonoko.

"Halo, kakak," Yuuki berada dalam dilema apakah memanggilnya bibi atau kakak perempuan. Dia memutuskan untuk memanggil kakak perempuannya sejak dia terlihat cukup muda.

"Oh, astaga, jangan menyanjungku, aku ibu Sonoko," Tomoko tampak sangat senang dipanggil kakak perempuan olehnya.

"Oh, benarkah? Kamu terlihat sangat muda dan aku pikir kamu adalah kakak perempuannya," titik kecantikannya di matanya membuatnya sangat menawan.

Tomoko tersenyum dan mereka mulai berbicara satu sama lain.

Yuuki senang suaminya tidak ikut dengannya atau dia akan kehilangan kesempatan untuk mengenalnya.

"Bu !! Jangan terlalu dekat juga, Yuuki !!" Sonoko tiba-tiba datang dan menariknya pergi.

"Mooo, jangan bersikap kasar, Sonoko, aku minta maaf untuk putriku," kata Tomoko.

"Jangan khawatir tentang itu," Yuuki tidak keberatan.

Sonoko menatapnya dengan tatapan waspada. Dia khawatir ibunya akan jatuh ke pelukannya. Dia perlu membawa ibunya menjauh darinya.

"Cepatlah, bu !!" Sonoko membawanya pergi.

"Sampai jumpa, Yuuki," Tomoko melambaikan tangannya.

"Sampai jumpa, Kakak Tomoko," kata Yuuki.

Setelah dia pergi, dia ditarik oleh Utaha dan Ranko. Mereka mencoba bertanya kepadanya apakah dia tertarik pada ibu Sonoko. Dia tidak ingin dicap sebagai pencuri istri. Dia mengatakan bahwa itu hanya kesopanan karena Tomoko adalah ibu dari temannya. Dia juga teman ayahnya. Mereka masih menatapnya dengan tatapan curiga tetapi mengangguk pada penjelasannya.

Dia menghela napas lega ketika mereka menerima penjelasannya. Dia tergoda tetapi konsekuensinya terlalu besar. Tidak apa-apa jika wanita itu janda tetapi istri orang lain? Dia terlalu malas untuk memikirkannya.

Mereka berbicara tetapi berhenti untuk mendengar pengumuman dari polisi. Polisi mengatakan kepada semua orang untuk membuat kata sandi sehingga anak Kaitou tidak akan dapat mengubah atau menyamarkan semua orang di aula ini.

Tiga dari mereka membuat kata sandi mereka sendiri dan bahkan Kuroka bergabung dengan mereka.

"Meong!" Kuroka sangat ingin tahu.

Tiba-tiba lampu mati dan semua orang tampak panik.

"HEY !! RUANG DAYA, APA YANG KAMU LAKUKAN !!" Salah satu inspektur polisi berteriak tetapi tiba-tiba dari atas tembok.

Asap muncul dan setiap cahaya di aula menunjuk ke satu arah.

Semua orang terkejut melihat orang ini.

"KAITOU KID !!"