Oneshot | Without Ryu

1K 46 8
                                    

Req by Rea_BluePen

Chara : Gaku x Tenn

***

"Arigatou, minna!" Teriak Gaku pada akhir konser mereka yang disambut teriakan penggemar mereka.

Tenn melambai-lambai. "Kalian lah yang sudah membantu kami sampai detik ini, kalian telah mendukung kami dengan sepenuh hati."

Ryu tersenyum halus. "Ya! Sekali lagi, arigatou gozaimasu!"

***

"Nee, boleh aku izin? Seminggu ini sepertinya aku harus menemui ayah angkat ku... Ada urusan." Ryu memohon.

Gaku menghela napas dan mengijinkan temannya ini. "Baiklah, nanti aku akan memberi tahu pak tua itu."

Ryu terkekeh. "Arigatou, Gaku."

Tenn tiba-tiba menyembur. "Tunggu, apa aku boleh izin juga?!"

Gaku menggeleng. "Tidak, batas cuti mu sudah habis untuk tahun ini, tunggulah 2 minggu lagi alias januari, untuk mendapat kesempatan cuti."

Tenn berdecak sebal.

Gaku menghela napas, "memangnya ada apa? Gawat?"

Tenn melirik Gaku sejenak kemudian mengalihkan pandangan ke Ryu. "Itu berarti, di asrama hanya ada kita, kan? Aku malas berdua denganmu."

Gaku menghela napas, sekali lagi. "Benar juga."

Ryu menggaruk belakang kepalanya. "Kalian... Yang akur di asrama ya.."

"Ya." Ucap mereka sambil mendengus kesal.

***

Tibalah hari dimana mereka berdua ditinggal oleh Ryu.

Hari pertama

"Tenn, kita harus latihan." Ucap Gaku.

Tenn menatap heran. "Kita kan seharusnya berlatih bersama Ryu!"

"Tapi, Ryu pergi selama seminggu. Dan selama itu kita bersantai?!"

"Kita kan bisa mengurusi hal lain selain menari dan latihan suara. Gerakan dan suara kita bisa tidak sama jika tidak latihan bersama!"

"Tch." Ucap mereka berdua bersamaan dan akhirnya masuk ke kamar tanpa ada yang keluar lagi.

Hari kedua

"Apa itu?" Tanya Tenn kepada Gaku yang kini sedang sibuk di dapur.

Gaku melirik Tenn sekilas. "Apapun itu, terserah diriku."

"Hah?! Kau sensitif sekali sepertinya dari kemarin."

Gaku menatap Tenn heran sekaligus kesal. "Bukankah kau yang sensitif belakangan ini?!'

Dan akhirnya Tenn memilih makan diluar daripada masakan Gaku.

Hari ketiga

"Terima kasih atas kerja kerasnya." Ucap para kru sehabis acara mereka hari ini.

Gaku dan Tenn menunduk sebagai jawaban.

"Silahkan di minum." Ucap seorang staff yang memberikan dua buah kotak minuman jus dengan rasa mangga dan apel.

Gaku dan Tenn sama sama meraih kotak jus rasa apel.

"Aku duluan."

"Tidak, aku duluan."

"Ano... Yaotome-san? Kujo-san?"

Hari keempat

Gaku berjalan menuju kamar mandi dan langsung di dahului Tenn.

"Ap– aku duluan yang hendak kesana!"

Tenn menatap Gaku sebentar dan terkekeh. "Siapa cepat dia dapat kan?"

Kemudian Tenn menutup pintu kamar mandi dengan kasar.

"Tch." Gaku menendang pintu tersebut. "Kenapa aku harus berdua terus dengan mu?!"

Begitu pun hari kelima dan keenam. Perkelahian terus terjadi, sampai...

Hati ketujuh

Tenn mencari cari Gaku yang sepertinya menghilang sejak pagi, kini sudah pukul enam sore dan belum muncul batang hidungnya.

Tenn akhirnya memutuskan mencari Gaku di kamarnya. Tidak ada.

Saat melewati pintu kamar Ryu, Tenn merasakan ada suara suara didalam kamar tersebut.

Akhirnya Tenn membuka pintu Ryu.

Dilihat, Gaku sedang duduk di kasur Ryu dengan joystick di tangannya serta makanan ringan disampingnya.

"Kau–" Tenn mendekati Gaku, hendak memarahinya.

Namun terhenti saat melihat handphone di sebelah Gaku yang layarnya menyala tetapi retak. Terlihat, ayahnya terus menelpon nya.

"Ada masalah?"

Gaku menghela napas tanpa memalingkan wajahnya dari game di televisi Ryu. "Begitulah."

Tenn merasa tidak enak melihat Gaku dan kini duduk disampingnya. "Kau tak boleh lari dari kenyataan."

Gaku terkekeh. "Orang seperti mu menceramahi ku? Aku terkejut. Tapi terima kasih."

"Itu penghinaan atau pujian?"

"Mungkin keduanya. Mau melawan ku di game ini?" Ajak Gaku.

Tenn terkekeh. "Boleh, tapi kalau kalah jangan dendam padaku, ya."

Gaku melirik Tenn sekilas dan memberikan joystick yang tidak terpakai kepada Tenn. "Tenanglah. Aku tidak akan kalah."

"Cih."

Dan akhirnya, sampai keesokan harinya, pagi sekali, Ryu pulang karena khawatir akan kedua rekannya itu.

"Tadaima!" Teriaknya ketika membuka pintu asrama.

Tak ada jawaban. Ia segera berlari dan mencari Gaku dan Tenn.

Dan akhirnya ia membuka pintu kamarnya.

Ia menemukan Gaku dan Tenn —dengan kantung mata yang mulai menggelap— masih bermain game sambil adu mulut sedikit.

"Hah.. kalian membuat ku khawatir." Ryu menghela napas lega.

***

Hae gaisu!

Aimu sori karuna baru apudeto
(Baca : im sorry karena baru apdet)

Real life itu menyibukkan gaisu :"v

Btw, req lagi Rin tutup, dan masih ada dua req yang belum Rin proses, but dont worry ..

Tunggu aja yah! Dadaaaaahh!!

IDOLiSH7 LIFE : Oneshot [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang