👑FOLLOW DULU GA RUGI KOK BESTIE👑
Selamat datang di cerita pertamaku 💙
"Summer Field" adalah kota kecil yang kupilih untuk melanjutkan hidup.
Sampai aku melihatmu. Seseorang yang seperti sama dengan kamu. Seperti Dejavu.
__________________________...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
* * * * *
"Wah... Jahat kamu Gha."seru Mytha. Untuk sesaat Egha sangat terkejut. Dipikirnya Mytha akan menolak. Sampai, "Tapi keren. Hahaha..."
"Sialan kamu Myt. Kupikir kamu bakal nolak." Egha sempat mendengus kesal. Tapi akhirnya dia ikut tertawa juga.
"Trus kapan kita mulai nih?"tanya Mytha ga sabar.
"Hmmm..."(Egha terlihat berpikir sambil memegang dagunya dengan kedua jari kanannya). "Malem ini aku akan pikir dulu, gimana enaknya kita lakuin rencana kita. Kalo udah tau, aku akan kabarin kamu secepatnya."
"Ok. Jangan lupa cari waktu yang tepat sama siapa yang akan kita jadiin umpan."
Belum sempat menjawab, mendadak Ian dateng sambil berlari dengan napas agak tersengal. Sambil menepuk bahu Egha, "Gha...kamu...darimana aja?... Aku cari...kamu dari tadi." Susah payah Ian ngomong.
Egha dan Mytha serempak memperlihatkan ekspresi bingung yang sama.
"Kamu kenapa ngos-ngosan gitu?" Tanya Mytha setelah berpandangan heran dengan Egha.
Setelah membuat napasnya lebih teratur, Ian akhirnya berbicara dengan lantang dan cepat, "Pak Andre marah-marah nyariin kamu Gha."
Seketika Egha terkejut dan melesat sekuat tenaga. Sekarang giliran Ian dan Mytha yang saling tatap heran. Tanpa mereka sadar, Egha kembali dengan menarik Ian yang masih terkejut.
"Cepet dong Yan!"teriak Egha. "Nanti kuhubungi Myt."sambil melambaikan tangan. Kemudian Egha melesat lagi sambil bergumam, "Mati aku, mati aku..."
Dan Mytha pun hanya balas melambai dengan tatapan nyaris kosong.
***
Jika Egha masih harus berlatih renang, Mytha memutuskan untuk mengunjungi Ara di rumahnya.
Tok tok tok...
Suara itu membuat Ara yang sedang tidur siang dengan nyenyak di sofa ruang tengahnya jadi terbangun. Dengan mata yang masih setengah terbuka, dia berusaha keras untuk melihat jam dinding di atas tv LEDnya. Samar-samar jam menunjukkan pkl. 14.20.
"Siapa siang-siang begini?"tanyanya dengan suara agak parau. Setelah duduk di tepi sofanya sambil meregangkan tubuh mungilnya, Ara bangkit perlahan dan berjalan menuju pintu.
Merasa lama menunggu tapi belum juga ada yang membuka pintu, Mytha mengambil ponsel dari saku hoodie hijau toscanya. Baru saja selesai menekan tombol call, suara pintu dibuka dan Ara muncul dari baliknya dengan mata masih sedikit terpejam.
Ara yang masih belum 100% sadar dari tidurnya itu benar-benar terkejut karena Mytha ga kasih kabar sebelumnya kalo dia akan mampir sepulang kuliah.
"Ya ampun Myt. Kaget aku."kata Ara setelah Mytha akhirnya bersedia melepas pelukannya.
"Hehe... Kaget ya?"
"Pastilah."Ara sedikit melihat ke belakang melalu sebelah pundak Mytha.
Reaksi Ara membuat Mytha paham siapa yang dia cari. "Egha?"sambil tersenyum jahil.
Dengan tersenyum tersipu malu, Ara mengangguk sekali. "Dimana dia?"
"Hari ini Egha masih harus latihan. Tadi aja coach Andre ngamuk gegara dia telat ke tempat latihan."
"Oh..."mengangguk beberapa kali agak lambat.
"Aku ga dipersilahkan masuk nih?"sindir Mytha dengan sebelah alis terangkat dan senyum jahilnya.
"Oh iya lupa." nyengir. "Ayo masuk."
Dan mereka pun melanjutkan pembicaraan di dalam selama beberapa jam. Mytha menjelaskan rencana yang telah dia dan Egha sepakati bersama. Mendengar rencana itu, awalnya Ara sempat khawatir dan meminta kedua sahabatnya itu mencari cara lain. Tapi Mytha meyakinkan kalo semua akan baik-baik aja.
"Atau Egha harus bertanggung jawab." kembali senyum jahil Mytha keluarkan. Dan Ara hanya tersenyum melihat ekspresi sahabatnya itu.
***
Sementara itu, di tempat berlatih renang, setelah akhirnya Egha melakukan 3 kali putaran 100 meter sebagai hukuman karena sudah 2 kali datang terlambat. Sebenarnya coach Andre dan Egha sudah sangat akrab dan sering nongkrong bareng kalo sedang diluar jam sekolah.
Tapi sebagai seorang coach khusus atlit, dia terkenal guru yang tegas. Terlebih saat menjelang perlombaan besar seperti yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat.
"3 kali lagi."teriak coach Andre dari sisi yang berlawanan, masih terlihat kesal.
"Apa? 3 kali coach?"teriak Egha memastikan.
"Iya! Dan akan bertambah kelipatannya kalo kamu masih belum bisa melampaui rekormu sebelumnya."
"Heeh..."dengus Egha kesal. Tapi dia tidak bisa membantah. Sejak Ara terlibat kasus itu, fokusnya jadi terpecah. Sehingga prestasinya sedikit menurun.
Wajar rasanya jika coach Andre memaksa Egha untuk terus berlatih. Mengingat dia adalah tumpuan timnya dalam perlombaan nanti. Bahkan setelah lewat sore, Egha terus berlatih.
***
"Hmmm... Udah hampir jam 5 nih Ra. Aku pulang dulu ya."Mytha bersiap bangkit dari tempat duduknya setelah dia menghabiskan seperempat terakhir jus semangka dan keping terakhir keripik kentang dalam toples besar.
"Loh kok udah mau pulang. Sebentar lagi juga makan malam kan."
"Justru itu aku harus pulang. Hari ini ortu lagi ga di rumah. Tinggal adeku dan dia ga bisa nyiapin makan malamnya sendiri."Mytha menggerakkan kedua bola matanya ke atas.
"Okelah. Hati-hati di jalan dan terus kabarin aku perkembangan rencana kalian."
"Pasti!"
Dan Ara mengantar Mytha sampai pintu pagar rumahnya. Tepat setelah Ara membukakan pintu pagar, ponsel di tangannya mendadak berdering.
"Telpon dari siapa? Egha ya?"
"Apa sih, kok langsung ngira itu Egha."Ara kembali tersipu.
"Siapa tau kan."nyengir. "Udah ga usah malu-malu. Jadi itu siapa?"
"Sebentar." Ekspresi Ara mendadak berubah tegang. Membuat Mytha penasaran telpon dari siapa sampai membuat ekspresi ceria sahabatnya berubah drastis?
Karena sangat penasaran, Mytha mencoba untuk mengintip nama siapa yang terpampang di ponsel Ara. Menyadari gerakan Mytha, Ara buru-buru menekan tombol reject.