[Part 11] it's you

5 4 0
                                    

Sebenarnya yuri masih dibuat bingung.
Setibanya di seoul ia menemukan fakta yang membuat perasaannya tak karuan. Rasa bangga dan juga haru
Ternyata kesibukan oppanya tidak main-main.

Kebiasaannya menyenandungkan lagu ketika memasak dan mandi. Ah dia jadi menyesal sering mengolok-olok bahwa suaranya seperti kaleng rombeng. Baiklah sebenarnya suara oppa yuri bagus. Merdu, sangat bagus malahan. Setelah lulus yuri memang tidak di tekankan untuk bekerja. Namun seokjin menyarankannya masuk kuliah jurusan musik.

"Tapi, apa yang aku bisa. Aku hanya bisa bermain piano. Tidak dengan bernyanyi." fikirnya dalam hati

"yuri-ya, kau lapar" ucap seokjin setibanya di kantornya. Yuri tak langsung di bawa kerumah. Melainkan karena seokjin harus menghadiri rapat penting. Dia harus melihat dan mengecek beberapa trainee yang di terima dan masuk agensinya hari ini.

Meskipun agensi seokjin masih terbilang baru dan kecil. Tapi ia yakin dengan tujuannya, hanya perlu bersabar dan pasti akan ada pelangi setelah badai.

"em.. Nee oppa"

"kau bisa tahan sebentar, aku ada rapat sekitar 1 jam, tapi karyawanku akan membawakan cemilan, sebelum kita makan malam"

"iya, aku tunggu di ruangan oppa saja"

"baiklah, mari masuk yuri ku"

Perlahan pintu terbuka, ternyata ruangan itu sangat sederhana, sama dengan kepribadian seokjin.

"nyaman"

"kau suka?"

" iya oppa"

"baiklah, aku tinggal. Pay pay"

--♡--

Yoongi masuk bersama dengan traine lainnya, setelah dinyatakan lulus audisi dan akan menjadi trainee. Ia telah menyiapkan mentalnya. Tak apa meski agensi yang menaunginya bukan agensi big tri yang di gadang-gadang akan bisa menjadikan trainee dan idolanya terkenal dan suksess. Baginya kesuksesan datang bukan karena aji mumpung atau karena agensinya sudah ounya nama. Melainkan ketekunan dan kemauan.

Lamuannya terbuyar kala seorang berbicara di meja paling depan. Yang diyakini yoongi adalah Ceonya.
Masih muda ternyata. Dan berperawakan rupawan.
Rapat pun dimulai dan membahas segala yang diperlukan untuk masa trainee.

"baiklah, selamat datang di agensiku, setelah ini kalian akan di bentuk pergrup dan dilatih dance dan olah vokal. Kuharap kita bisa bekerja sama dengan baik. " ucap seokjin mengakhiri rapat

" baik sajangnim" ucap mereka serempak

Seokjinpun keluar dari ruang rapat menuju ruangannya. Ia lapar dan ingin makan dengan adik kesayangannya.

Rapat berjalan sedikit lama dari perkiraan. Sekitar setengah jam lebih lama tepatnya, yuri bosan. Ia pun penasaran akan tumpukan berkas di meja oppanya.

Tapi ia urungkan. Tak mau dianggap lancang, karena mungkin itu semua berkas penting.

"menungguku?"

Atensi yuri terarah pada pintu yang sudah terbuka. Menghadirkan tarikan melengkung keatas. Dan membuatnya berhambur memeluk oppanya.

"iya, aku lapar. Sangat lapar" rengeknya pada seokjin

"bukannya aku sudah menyuruh karyawanku membawakanmu cemilan?" ucap seokjin tidak yakin

"yak. Karyawanmu memberikanku cemilan. Tapi hanya sedikit. Kau taukan aku belum makan dari siang, teganya kau" amuk yuri sambil menyun-manyun dan membuat seokjin terkekeh gemas.

"aigo. Maaf maaf oppa juga lapar, kaja kita makan"

Akhirnya mereka keluar dari ruangan seokjin menuju lift dan turun sampai ke lobi. Sesampainya disana yuri mematung, kaget. Jantungnya berdebar tak karuan. Air matanya luruh seketika. Tak kala netranya tampa sengaja menangkap sosok yang sangat ia rindukan. Yang masih mendiami hatinya.

"benarkan itu kamu. Apa yang harus aku lakukan. Aku merindukanmu. Tapi, apakah kau masih membenciku. Aku ingin kau menjelaskan kenapa kau sebegitu bencinya padaku" lirih yuri dalam hati

Tak terasa tangan yang di genggam seojin berubah dingin. Ia berhenti sejenak. Melihat adik yang sedari tadi ia genggam tangannya berubah pucat dan menangis. Ia pun panik tak karuan

"astaga yuri. Apakah kau sebegitu laparnya sampai menangis?"

"ia oppa aku sangat lapar. Ayo cepet bawa aku pergi"

"Bawa aku pergi dari sini. Aku tak sanggup melihatnya. Ia pasti masih membenciku. Entah karena alasan apa." batin yuri berbisik

"baiklah ayo" seokjin pun menarik tangan adiknya keluar menuju mobilnya yang terparkir di depan gedung

Di lain sisi yoongi sempat merasakan jantungnya berdegup tak tenang. Membuatnya kaget dan bertanya. Ada apakah dengan dirinya. Seingatnya ia tak punya penyakit jantung. Tapi ia mengabaikannya dan fokus berjalan keluar gedung untuk segera bertemu temannya dan mengemasi barang-barangnya. Karena mulai besok ia akan tinggal di dorm.

"halo. Ibu do'akan aku, aku diterima menjadi trainee bu. Aku akan buktikan pada ayah, bahwa aku tidak main-main dengan keputusanku"

Setelah mendapat respon dan semangat dari sang ibu .senyum terbit dari wajah manis pria bermarga min ini.. Sangat manis sampai yang melihatnya bisa saja diabetes.

--♡--

"Wah ramyeon" ujar yuri antusias

Melihat itu seokjin pun terkekeh.

"mau tambah apa lagi?"

"kimbab. Ya, em.. Apakah disini jual makanan laut. Aku ingin sanakji"

(sanakji : gurita hidup yang di potong- potong sekali suap. Makanan khas korea yang biasanya ada di restoran seafood)

"aku pesankan lagi"

"yeay. Oppa makasih"

Saat seokjin meninggalkan adiknya untuk memesan makanan ia bertemu salah seorang traineenya. Seokjin memang jeli dan pengingat, maka meskipun dia adalah ceo ia tak gengsi untuk menyapa duluan

"permisi, bukannya kau trainee di jinhit?"

"iya, oh. Pak apa yang anda lakukan disini?"

"makan, eih. Santai saja denganku. Kita masih seumuran"

"iya pak, kalau begitu, saya permisi."

"baiklah. Makan dengan baik, hwaitting yoongi"

" iya pak".































Luangkan waktu 5 detik untuk tekan vote.

Gomawo

@yooriii__

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang