Part. 11

422 30 2
                                    


"Tidak bisa di tunda dulu ji?"

"Maaf, tidak bisa. Aku sudah bilang kan kalau aku akan menyusul kalian besok harinya."

"Benar tidak papa kalau kau pergi sendiri?"

"Aku akan pergi bersama Soo Ra. Pdnim mengajak Soo Ra juga"

"Hm baiklah, kalau ada apa apa tolong kabari aku. Kami akan take of 15 menit lagi"

"Iya, hati hati"

                 <<<~~~~~~~~~>>>

Hari ini bangtan pergi ke Jepang, dan hari ini juga myeonji harus di sibukkan dengan tugas kuliah nya. Menjadi calon dokter tidaklah mudah, jadi ia harus bekerja keras agar mendapat gelar dokter impiannya.

Sudah 5 jam lamanya ia mondar mandir mengerjakan tugas tersebut, dan ini akhir dari lelah nya setelah mengumpulkan tugas tersebut pada dosen berkumis yang berwatak antagonis itu. Myeonji duduk menempati salah satu meja di kantin, mengisi perutnya yang sedari tadi tidak terisi apa pun, dan sesekali ia memainkan ponselnya untuk mengetahui update an tweeter dari bangtan.

Myeonji kembali teringat saat Jimin mengatakan "kenapa kalian terkejut?. Bukankah kalian sama dengan ku?"
Apa yang di maksud sama. Apakah bangtan lain juga berpacaran seperti Jimin dan myeonji?.

"Hai"- lamunannya terhenti saat pria bertubuh tinggi mengayunkan tangannya tepat di depan kepala myeonji.

Myeonji membulatkan matanya tak percaya saat ia bertatapan dengan pria itu. Pria yang pernah menjatuhkan harga diri myeonji dalam sekejap saat itu. Dan sampai sekarang Myeonji membencinya.

Myeonji berdecak sebal lalu meninggalkan pria itu. Pria itu tidak mengejarnya, ia tau apa yang dirasakan myeonji saat ini.

Myeonji memilih untuk pulang dan bersiap, ia mengambil jadwal penerbangan malam ini juga.

"Kenapa dia masih hidup"- gumamnya sambil memasukkan baju ke dalam koper

Ia menatap sebuah kotak berwarna marron yang berada di atas meja. Ia berdiri dan membuang kotak itu, melempar nya jauh dari jendela kamar.

"Kenapa tidak ku buang dari dulu"- ucapnya dengan kesal dan berusaha menahan air matanya agar ia tidak terlihat kalah.


             <<<~~~~~~~~~~~>>>

Malam ini Myeonji dan Soo Ra sudah tiba di bandara Incheon, 10 menit lagi mereka akan take of. Di sela ia berjalan Myeonji menangkap pandangan dari sisi kirinya. Apakah dia pria yang myeonji temui tadi di kantin?. Dan pria yang paling Myeonji benci selama hidupnya.

Matanya masih terkunci pada pria itu sampai si pria menatap balik mata myeonji. Myeonji segera memalingkan tatapannya. Benar, itu pria yang di benci oleh myeonjj

"Bangtan berangkat kapan?"- tanya Soo Ra setelah mereka menempati duduk masing masing

"Kemarin malam"

"Ooo. Berapa lama kita di Jepang?"

"Mungkin cuma 4 hari"

"Kenapa cepat sekali, padahal aku ingin berlibur cukup panjang, apalagi di Jepang, sebelumnya aku belum pernah bertamu ke Jepang"

"Soo Ra ya, Bangtan akan mengadakan konser di Eropa minggu depan, jadi tidak mungkin kalau kita di Jepang selama seminggu"

"Benar juga, dan yang pasti kita juga ikut di sibukkan dengan kegiatan mereka"

"Jadi simpan tenaga mu itu"- ucap myeonji sambil terkekeh

Sesampainya di Jepang mereka langsung menuju ke hotel tempat bangtan singgah. Sayangnya, saat mereka sampai di hotel bangtan sudah tertidur pulas karena mereka sampai di Jepang tengah malam dan belum sempat mengabari.

Setelah Myeonji mengemasi barangnya, ia masuk ke kamar Jimin. Kebetulan juga Jimin tidur sendiri. Mungkin mereka habis melakukan gunting-batu-kertas dan siapa yang menang ia mendapat kamar untuk diri nya sendiri

Myeonji duduk tepat di samping Jimin, ia mengelus pelan rambut setengah basah itu. Jimin habis keramas.

"Sudah datang?"- tanya Jimin yang baru saja merasakan sentuhan dari kepalanya

"Sudah"

Jimin mengganti posisi nya menjadi duduk dan menatap myeonji

"Kenapa tidak mengabari ku?. Kalau begitu kan bisa aku jemput di bandara"

"Maaf, aku tidak sempat"

Jimin mengangguk. "Apa kau sudah makan?"

"Sudah"

"Tidur lah disini bersama ku"

"Ha?"

"Untuk malam ini"

"Tap-"- dengan sigap Jimin menarik pinggang myeonji dan membawanya dalam pelukan.

Myeonji menyamankan posisi nya untuk menghadap Jimin, dan Jimin menyamankan posisi nya untuk memeluk tubuh myeonji. Myeonji merasakan hangatnya walaupun Jepang sedang bermusim dingin. Entah apa yang membuatnya terpikat oleh pria bantet ini. Salah, lebih bantet an dia.

"Aku bisa membuat mu tersenyum"- ucap Jimin

"Setiap hari aku tersenyum"

"Tapi kalau aku yang membuat senyum itu, semua akan berbeda"

"Baiklah, buat aku tersenyum sekarang"

Cup

"Seperti ini"- ucap Jimin

Bukannya tersenyum, tapi myeonji malah tertawa malu setelah Jimin mencium bibirnya. Demi apa ini adalah first kiss untuk Myeonji.

With You Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang