Part. 19

517 27 0
                                    


Myeonji keluar dari toilet saat ia sudah merapikan rambut dan juga baju yang ia kenakan. Myeonji berjalan menuju ruangan dimana bangtan berkumpul. Tapi langkahnya terhenti saat ia menjumpai Manager Sejin yang tengah berjalan menuju ke arahnya. Myeonji tersenyum lalu membungkuk hormat.

"Apa yang kau lakukan pada stylis kami?"-tanya Manager Sejin dengan wajah dingin.

Senyum di wajahnya menghilang dan kembali dengan raut keheranan.

"Melakukan apa?"-tanya Myeonji balik.

"Sae Rim. Apa yang kau lakukan dengan Sae Rim"

"Dia bilang apa?"

"Ikut aku"

Myeonji mengikuti langkah Manager Sejin yang ada di depannya, semua staff meliriknya tajam dan saling berbisik satu sama lain. Myeonji tidak perduli dan terus berjalan. Sampai Manager Sejin berhenti di depan ruangan pdnim. Mereka memasuki ruangan tersebut dan melihat pdnim yang tengah berbincang dengan Sae Rim. Tampak Sae Rim menutupi lengannya yang membiru.

"Duduk"-perintah pdnim pada Myeonji.

"Apa yang kau lakukan terhadapnya?"tanya pdnim.

Myeonji melirik Sae Rim yang tengah menunduk di sampingnya.

"Dia bilang apa?"-tanya Myeonji masih melirik Sae Rim.

"Kau menjambak rambutnya lalu mendorong dia sampai terjatuh sampai lengan kirinya lebam. Kau menyimpan dendam?"-tanya pdnim

"Aku tidak menyimpan dendam apapun"-jawab Myeonji dengan tenang tanpa melihat pdnim.

"Lalu kenapa kau menjambak dan mendorongnya?"-tanya Manager Sejin.

Myeonji memutar tubuhnya menghadap Sae Rim.

"Berapa lama kau kerja disini?. Sampai tidak menyadari kalau di depan lift ada CCTV"-ucap Myeonji pada Sae Rim.

Sae Rim membulatkan matanya dan jantungnya mulai berdetak.

"Tutupi saja kebohonganmu"ujar Myeonji lalu ia berdiri. Mengambil ponsel di saku jas dokter milkknya.

"Hallo pak, bisa kah saya kesana sekarang?"

"...."

"Baiklah, tunjukan kejadian di depan lift lantai 3, 35 menit yang lalu"

"...."

Myeonji mematikan telfon nya dan memasukkan kembali ponselnya.

"Mari ke ruang cctv, kalian bisa mengambil bukti di sana"






Mereka semua mengamati layar komputer cctv, dan melihat kejadian sesungguhnya. Sae Rim hendak keluar dari ruangan itu tapi di tahan oleh Myeonji.

Pdnim memutar tubuhnya begitupun manager Sejin saat mereka sudah melihat kejadian yang sesungguhnya.

"Kim Sae Rim"-panggil pdnim yang membuat Sae Rim langsung mendongakkan wajahnya.

"Tapi dia mendorongku. Lenganku membiru akibatnya"-ucap nya melirik Myeonji.

Myeonji mengambil air botol di pinggirnya lalu menyiramkannya pada lengan Sae Rim. Lengan yang membiru itu pudar saat bertemu air.

"Kau memang stylis yang jenius"-ucap Myeonji sambil terkekeh.

Sae Rim langsung menutupi lengannya tersebut dan menunduk malu.

"Kau akan saya rumahkan"-ucap pdnim

"Jangan, jangan pecat dia"

























Myeonji di tugaskan produser slowrabbit untuk memberi flashdisk ke Namjoon. Bangtan lagi mengumpul di sebuah penginapan di korea, jadi sepulang kerja Myeonji mampir untuk memberikannya.

Saat Myeonji masuk ke dalam penginapan, ia tidak menemukan seorangpun di sana, Myeonji terus berjalan dengan mata yang melihat ke sana kemari sampai terdengar suara tawa yang keras di halaman belakang,  tawa itu terdengar seperti suara Jungkook.

Myeonji berjalan ke arah suara dan mendapati bangtan yang asik main tenis meja, Jungkook lawan Namjoon dan yang lain duduk di belakang masing masing pemain.

"Kau disini?"-tanya Jimin menghampiri Myeonji.

"Iya"-jawab Myeonji singkat dengan tatapan yang fokus pada permainan di depannya.

"Untuk?"-Jimin memiringkan kepalanya untuk menutupi apa yang Myeonji lihat.

"Bertemu Namjoon"-jawabnya.

Setelah 10 menit mereka selesai bermain, Namjoon berjalan ke kursi belakang pemain lalu mengambil se botol mineral.

"Oppa"-Panggil Myeonji.

Namjoon menoleh dan tersenyum.

"Apa?"-Namjoon menaruh kembali botol tersebut setelah meneguk nya.

"Dari produser"-Myeonji menyerahkan flashdisk tersebut lalu di terima oleh Namjoon.

"Noona, kau tidak mau main juga?"-teriak Jungkook yang siap dengan raket tenisnya.

Myeonji tampak berfikir dan langsung mengangguk.

Jungkook menyerahkan raket tenis ke Myeonji dan mereka bermain bersama di saksikan oleh bangtan yang sedari tadi berebut nama untuk di teriaki.

Dan di selah selah Myeonji dan Jungkook bermain, bangtan tiba tiba berhenti berteriak dan memfokuskan mata masing masing pada satu titik. Namjoon dan Jimin tampak meneguk ludah nya beberapa kali.

Myeonji terus bermain sampai tidak sadar kalau kemeja putih tipisnya itu basah karena keringat dan yang membuat penonton meneguk ludah, karena kemeja tersebut menjadi tembus pandang, bagian depan ataupun belakang.

Jimin menggelengkan kepalanya, mencoba mengontrol pikiran pervert itu. Ia mengambil jaket nya yang ada di sampingnya, berjalan ke arah Myeonji dan menutupi tubuh itu.

Myeonji terdiam saat ada tubuh kekar yang mendekapkan tubuhnya dari belakang. Jimin mengambil raket tenis di tangan Myeonji lalu menaruhnya di atas papan tenis, Jimin berjalan sambil terus memeluk Myeonji dari belakang, Myeonji pun mengikuti langkah kaki Jimin yang membawa mereka di depan kamar.

"Kau ini kenapa?"-Myeonji membalikkan tubuh nya menghadap Jimin lalu melepas jaket hitam yang ada di tubuhnya.

"Merah muda"-ucap Jimin dengan senyum sinisnya.

Myeonji membulatkan matanya, ia melihat kemeja nya yang sudah transparan karena keringatnya sendiri. Myeonji memukul dada Jimin lumayan keras.

"Yak!, apa yang kau lihat!"- Myeonji menatap Jimin dengan tatapan maut. Seolah ingin membunuh orang yang ada di depannya ini.

"Yang ada di dalam bajumu"-ucap Jimin lalu tertawa.

"Park Jimin!!"-Myeonji kembali memukul dada Jimin sambil tertunduk.

Jimin menarik pinggak Myeonji dan memeluknya erat, sehingga kedua tangan Myeonji masih menempel pada dada Jimin.

"Aku tidak mau hyung hyung ku ataupun siapapun melihat itu, jadi aku membawa mu kesini. Aku berharap, aku yang hanya bisa memiliki tubuhmu seutuhnya"-ucap Jimin mengelus punggung Myeonji.

Myeonji melepaskan pelukan itu dan menatap Jimin tajam.

"Jadi kau mendapatkan seseorang hanya karena kau menginginkan tubuh nya?. Kau mendapatkan seseorang bukan karena hatinya?. Kalau memang itu benar, aku akan menyimpulakan bahwa kau mencintai seseorang karena nafsu, bukan karena dari hati"-Myeonji meninggalkan Jimin yang masih terdiam.

With You Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang