Part. 17

358 23 1
                                    


"Kau harus memutuskan hubungan mu dengannya"- ucap PDNim dengan tegas

Myeonji hanya mengangguk dengan eksprei yang begitu tenang. Menolak perintah pdnim bukanlah jalan yang tepat, ini semua untuk kebaikan bersama dan Myeonji harus menyetujuinya.

Suara langkah kakinya menggema saat ia menyusuri koridor, tangannya menyibakkan rambut bagian tengah itu dengan menggigit bibir bawahnya.  Dan sesekali menghembuskan nafasnya kasar.

Ia mulai mengambil ponsel di saku celana nya, namun ia lupa bahwa ponselnya masih berada di ruangannya. Setelah mengambil ponselnya, Myeonji mulai menelfon seseorang lalu berjalan dengan langkah cepat.

"Kau dimana?"

"Di ruangan Namjoon hyung"

"Baiklah, kau pasti sibuk"

"Tidak, aku hanya minum sebentar disini"

"Temui aku di rooftop. Aku tidak ingin menunggu lama"

Sambungan terputus.

Myeonji baru saja sampai di rooftop, ia duduk di kursi kayu sambil memandang langit yang sebentar lagi akan muncul sunset.

"Kau tidak menunggu lama kan"-ucapnya dengan nafas yang tidak beraturan.

"Tidak, duduklah"- Jimin mengangguk dan mulai duduk tepat di depan Myeonji.

Myeonji menghembuskan nafasnya sebelum ia mulai berbicara.

"Kau adalah seorang idol, kau sudah sangat populer sehingga sangat banyak orang yang menyukaimu, entah itu dengan karyamu, dan entah dengan parasmu. Kau tau, aku hanya seorang dokter magang yang hanya di butuhkan seseorang jika mereka sakit. Pekerjaanku hanya sekedar itu saja, dan bisa saja seseorang memenjarakanku saat aku melakukan suatu kesalahan pada pasienku. Kau adalah orang yang mempunyai derajat tinggi, di sukai banyak orang, di hormati banyak orang, dan orang lain rela mengeluarkan uang sebesar apapun hanya untuk bertemu denganmu"-ucapnya dengan kepala tertunduk menatap lantai rooftop.

"Jadi.... Aku sudah menemukan jalan terbaik untuk diriku dan juga dirimu. Kau harus menjaga popularitasmu, kita harus berpisah, dan semoga kau mengerti kalau aku mengencani orang yang salah, orang yang tidak pantas untuk ku miliki"-lanjutnya.

"Aku hanya memiliki dua jawaban, antara iya dan tidak. Jika aku menjawab iya, maka akan sulit bagiku untuk melupakan ini semua, dan jika aku jawab tidak, maka sulit untuk kita menjalani hidup"-ucap Jimin.

"Berpikirlah lagi, sampai kau menemukan jawabannya"-ucap Myeonji

"Baiklah, ini demi kehidupan kita, kita harus berpisah, dan satu hal yang harus kau tau"- ucap Jimin.

Bibir Myeonji seolah bertanya.

"Kalau aku mencintaimu, dan mungkin akan sangat lama rasa ini bertahan. Untuk ke sekian kalinya, aku tidak ingin kau tersakiti. Jalani hidupmu dengan senyum yang bahagia, jangan sampai rasa sedih menguasai dirimu. Jaga dirimu baik baik"

Dan saat itu lah Myeonji menangis merasakan apa yang sudah ia lewati. Ia sangat mencintai Jimin, tapi takdir berkata lain. Rasa sayang dan rasa sadar diri yang jadi satu membuatnya tersiksa.

Jimin berdiri, begitu juga Myeonji. Jimin mendekat dan memeluk erat tubuh Myeonji, memberikan kecupan terakhir di pucuk kepalanya. Myeonji menggenggam erat kaos Jimin dan menangis di bahu Jimin. Sampai tak terasa langit Sunset kini menemani mereka.

*****

Myeonji harus ke rumah sakit untuk berkeja, ia harus melupakan rasa sakitnya, memori yang masih melekat di pikirannya, dan kembali fokus pada pekerjaannya.

Setelah melakukan operasi, Myeonji menuju ke kantin dan memesan beberapa makanan dan minuman untuk menghilangkan rasa lapar sekaligus rasa pegalnya. Sembari menunggu pesanannya, Myeonji memasang erphone dan membuka aplikasi Youtube, tidak sengaja Myeonji menekan sebuah video, dan video itu menunjukkan perfomance Halsey dengan cover lagu Love Yourself dari Justin bieber. Serasa lagu nya bagus, Myeonji meletakkan kembali ponselnya di meja dan memandang kaca luar.

Mengingat Halsey, Jimin sangat dekat dengannya. Semenjak mereka berkolaborasi lagu Boy With Luv, mereka menjadi sangat dekat dan beberapa kali berpelukan di stage maupun di belakang stage. Mereka sangat dekat dan akrab sehingga berhasil membuat para Army ambyar seketika.

Halsey adalah wanita sempurna sampai Jimin menyukainya.

"Ini pesanannya"-ucap wanita paruh baya dengan senyumannya.

"Terima kasih"

30 menit ia menghabiskan makannya, Myeonji kembali ke ruangan nya. Saat ia hendak membuka pintu, seseorang menelfonnya, Myeonji merogoh saku jas dokternya dan melihat siapa yang menelfon.

Namjoon?

"Hallo"

"Myeonji ah, bisa kah kau kesini?"

"Kenapa?"

"Kaki Jimin terkilir"

"Baiklah, aku segera kesana"

Myeonji berlari menyusuri koridor dan sampailah dia di parkiran, dengan cepat mobil itu melesat. Dan 12 menit kemudian ia sampai di gedung Bighit. Myeonji berlari ke ruangannya untuk mengambil tas yang berisi alat alat medis. Ia kembali menelfon Namjoon.

"Kalian di mana?"

"Kita di dance room"

Myeonji mematikan telfonnya dan berjalan ke ruangan tersebut. Saat ia membuka pintu, ada 7 anggota bangtan dan juga pdnim. Myeonji membungkukkan punggungnya sebagai ucapan salam dan menuju ke tempat Jimin duduk sambil memegangi pergelangan kakinya.

"Maaf"- ucap Myeonji sebelum memegang kaki Jimin.

Myeonji menarik pelan kaki Jimin untuk di luruskan. Jimin mendesah kasakitan dan menahan tangan Myeonji.

"Sakit"-rintih Jimin.

"Aku tau, diamlah"- ucap Myeonji

"Beri aku sebongkah es dan juga kain"-suruh Myeonji

"Aku akan mengambilnya"-ucap Jungkook lalu pergi untuk mengambil nya.

Myeonji melihat seluruh pergelangan kaki Jimin yang sudah membiru, Myeonji ingin menyentuh kaki Jimin tapi di tahan oleh empunya.

"Jangan, sakit"-Myeonji merapatkan bibirnya lalu mengangguk

Datanglah Jungkook dengan sebongkah es dan juga kain.

Myeonji memasukkan es kedalam kain lalu untuk mengompres kaki Jimin, tak jarang Jimin mendesah kesakitan dan menahan tangan Myeonji untuk berhenti. Tapi Myeonji tidak bisa membiarkan kaki Jimin seperti ini.

"Tahanlah"-perintah Myeonji

Setelah selesai mengompres, Myeonji membuka tas nya dan mengambil perban.

"Tolong angkat kaki nya"-suruh Myeonji.

Taehyung tidak tega dengan teman tololnya, jadi ia mendekat dan mengangkat kaki Jimin setinggi 10 cm agar Myeonji bisa memberi perban dengan mudah.

Perban berhasil terpasang dengan sempurna walaupun Jimin harus menahan rasa sakitnya.

"Jangan terlalu banyak berjalan. Aku akan mengambilkan obat untukmu di rumah sakit"- ucap Myeonji lalu pergi dengan membawa tas di tangan kanannya.

With You Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang