03

1.8K 170 4
                                    

Rose mendatangi rumah Jungkook, ia merasa bahwa ia sedikit familiar dengan nama 'Jeon Jungkook'.

"Permisi, apa kau Jeon Jungkook?" tanya Rose.

"Iya, itu aku." kata Jungkook, agak terkejut.

"Tenanglah, jangan panik. Aku buka penangih hutang." kata Rose, sedikit tertawa.

"Oh iya juga, Yeri kau yang mengajaknya?" kata Jungkook, sambil menatap Yeri kesal.

"Diam! Nona Rose, ayo mulai saja." kata Yeri, disusul Rose yang mulai menatap Jungkook serius.

"Apakah ada sesuatu yang membuatmu takut untuk menyatakan cintamu pada orang yang kau suka?" tanya Rose, sukses membuat suasana menjadi keheningan yang mengerikan.

"T-tidak." jawab Jungkook, gugup.

"Kau yakin?" introgasi Rose.

"Aku yakin, a-apa yang harus k-ku takuti?" kata Jungkook, lalu menelan salivanya kasar.

"Baiklah, aku seorang psikolog juga," kata Rose, lalu membaca list pertanyaannya lagi. "Apa yang terakhir kau bunuh di tahun ini?"

Susana menjadi mencengkamkan, keheningan yang sangat mengerikan.

"M-manu-" belum selesai Jungkook bicara, tiba-tiba saja Min Jae datang. 

"Ada apa Jungkook? Dan Yeri ini siapa?" tanya Min Jae heran.

"Hai, paman aku Rose. Aku bekerja sebagai psikolog dan pemilik butik. Aku sedang mencari jejak orang yang membunuh ayahku." kata Rose, memperkenalkan diri.

"Oh, silahkan saja nak lanjutkan. Jungkook jawab dengan jujur." perintah Min Jae, lalu pergi ke dapur.

"Oke, apa jawabanmu?" tanya Rose, dan Jungkook langsung mempersiapkan batinnya.

"M-manusia." jawab Jungkook, gugup.

"Baiklah, kau tersangka pertama."

.

Rose pulang menuju ke rumahnya, ia semakin merindukan ayahnya. Ia memeluk Ha Sun, dan Ha Sun memluknya kembali.

"Ada apa nak?" tanya Ha Sun, sambil membelai anak semata wayangnya.

"Aku merindukam ayah, eomma." kata Rose, berusaha tidak menangis.

"Eomma juga tak kalah merindukan ayahmu, kita harus bisa menerima kenyataan." kata Ha Sun, sama halnya dengan Rose ia berusaha untuk tidak menangis.

"Iya, eomma." jawab Rose, lalu pergi menuju ke kamarnya.

Rasa rindu yang Rose rasakan, hanya dapat diiringi lagu. Biasanya, saat ia bersedih hati pasti ayahnya memeluknya erat.

Naega seol goseul chajeul suga eopseul ttae~

Rose menghapus air matanya, lagu 'Dear, My Family' selalu membuat ia merindukan ayahnya.

Pokpung sogeseo gireul ireo beoryeosseul ttae~

Air matanya semakin deras, lirik lagu itu selalu membuat Rose ingin di peluk ayahnya. Lagi.

Eonjena byeonhaji aneun saranggwa yonggireul jushyeotteon~

Rose menatap foto masa kecilnya, foto dimana ia duduk di pohon bersama Bo Gum. Rose merasa sangat terpukul dengan kematian sang ayah.

Geudeurege gamsareun bonaeyo~

Rose berusaha untuk terus kuat, tapi batinnya sangat tersiksa.

"Appa, aku ingin bertemu denganmu walaupun hanya di dalam mimpi."

Hii oh yeah Ttaeron honjarago neukkyeosseul ttaega isseotjyo~

Tiba-tiba saja, Rose menemukan foto dimana ia sudah lulus kuliah. Wisudanya di temani oleh sang ayah, Rose ingat pelukan hangatnya.

Mani ureotteon jinannare moseube~

Tiba-tiba, ada yang mengetuk jendela pintu kamar Rose. Nafas Rose sudah tidak ber-aturan.

"Rose! Buka-kan jendelannya ini aku Jungkook!"

Love And Kill -Rosekook [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang