"Rose, mari--"
"Jeon," tegur Jieun.
"N-nde," Jungkook benar-benar ketakutan, apa ini kode Jieun?
"Tentu saja, aku sangat senang memiliki teman," kata Rose, matanya berbinar.
"Rose, dengar--"
"Jeon tutup mulutmu," desis Jieun sinis.
"N-nde, m-mianhae," kata Jungkook tergagap.
"Baiklah, jika kau mau menjadi temanku. Kau bisa menghubungi nomorku, 82xxxxxxxxx," kata Jieun, dengan wajah santainya.
"Nde, terimakasih," kata Rose, di lengkapi senyumannya.
"Baiklah, aku masih ada urusan. Dan, aku mohon pamit," kata Jieun, lalu pergi dari sana.
Rose menatap Jungkook heran, ia terlihat aneh saat Jieun datang. Mungkinkah, ada sesuatu yang salah dari Jieun?
"Something wrong?" tanya Rose, sambil menatap Jungkook lalu membelai pipinya lembut.
"No, baby," kata Jungkook, lalu meraih tangan Rose.
"Jungkook, aku agak bosan sekarang. Bagaimana dengan soju dan--"
"Sudah kubilang kurangi soju," tegur Jungkook lagi.
"Hanya satu bot--"
"Selalu menambah setelah habis," potong Jungkook.
"Aku mohon, tidak akan menambah janji," kata Rose, memohon.
"Sudah kubilang, tidak," tolak Jungkook.
Kringgg!
Tiba-tiba, telepon genggam Rose berbunyi nyaring. Nama Ryujin, tertera disana.
"Halo?"
"Nona--"
"Jangan bahas butik."
"Tapi, nona--"
"Kubilang hentikan, keras kepala."
Nit!
Rose mematikan teleponnya, ia bukan lagi pemilik butik itu. Ia hanya ingin duduk diam di Hospice, sambil menikmati sisa waktunya.
"Rose, ada apa kau terlihat sedih dan kesal?" tanya Jungkook, lalu membelai rambut Rose.
"Ryujin mengingatkanku pada butikku lagi," kata Rose, kini air matanya jatuh dari pelupuk matanya.
"Kau merindukan ibumu bukan?" tanya Jungkook sambil memeluk Rose.
Rose tidak menjawab, ia hanya diam. Diam, tak bersuara.
"Rose," panggil Jungkook, namun tak ada jawaban.
"Rose jangan tertidur," tegur Jungkook.
Entah kenapa, angin berhembus semakin dingin. Semuanya tampak menyedihkan, gemericik hujan tiba-tiba saja turun membahasi kota Seoul.
"Rose, jangan bermain-main. Ini tidak sama sekali lucu ayolah," kata Jungkook, tangannya bergetar ia takut.
"Rose, badanmu dingin kau kedinginan bukan?" belum ada sahutan, ini mengerikan.
Tampaknya suasana semakin, mencengkam. Pertahanan Jungkook runtuh, ia menangis sekuat tenaga.
"Rose, tolong bilang kau bercanda," lirih Jungkook.
Jungkook melepaskan pelukannya, ia melihat wajah Rose yang pucat. Dan...
Nadinya yang sudah tidak berdetak.
Ternyata sedari Rose, sudah mimisan. Namun, Jungkook tidak menyadarinya. Pakaian Jungkook, dipenuhi darah gadis yang ia cintai. Yang...
Sudah berpulang kepada Yang Maha Kuasa.
"Aku tak perlu membunuhmu, Tuhan lebih sayang padamu," Jungkook terus menangis tak percaya akan kenyataan yang harus di terimanya.
Semuanya belum berakhir bagi Jungkook, namun selesai bagi Rose. Tak ada rasa sakit yang harus di terima Rose lagi, ia sudah beristirahat. Tuhan akan memanggil Jungkook juga saat sudah waktunya.
Annyeong! Gimana? Update-update eh udah tamat, ettt tapi selow... karena akan ada...
SPIN OFF LOVE AND KILL: Boleumdal Alae (coming soon)
aku bakal publish kemungkinan Jumat atau Sabtu, jadi kalau ada notif judulnya ↑ artinya itu Spin Offnya LOVE AND KILL!
dan epilog, bakal aku publish sore ini yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Kill -Rosekook [TAMAT]
Fanfic"Rose, hentikan kita bukan musuh!" "Maaf, tapi aku punya segalanya." ©copyright by peachiust_ cute + aesthetic cover by @keenokid