Ha Sun membulatkan matanya, yang dia tahu setelah suaminya, Jonghyun meninggal, ia tidak pernah mau berhubungan lagi dengan pria mana pun.
"Rose, kau tidak berbohong bukan?" tanya Ha Sun.
"Ani eomma, haruskah aku memanggil kekasihku?" tanya Rose, dalam hati ia harus menemukan nomor telepon Jungkook.
"Nde, eomma mau menghukumnya." kata Ha Sun, tegas.
"Eomma! Aku bukan anak kecil yang harus dipilihkan teman, bahkan kekasih! Semua itu tergantung padaku! Appa tidak pernah seperti ini! Eomma terlalu egois!" marah Rose.
"Rose! Eomma tidak mengajarkanmu bicara melunjak pada orangtua! Asal kau tahu!" kata Ha Sun, tak kalah marahnya pada Rose.
"Cukup eomma, cukup!" teriak Rose, kencang.
"Rose! Apa yang membuatmu menolak perjodohan ini?! Katakan?!" tanya Ha Sun, tegas.
"AJALKU TAK LAMA LAGI EOMMA!" teriak Rose.
Ha Sun membulatkan matanya, ia tidak percaya Rose mengatakan kalau ajalnya tak lama lagi.
"Rose! Siapa yang mau membunuhmu?! Siapa katakan?!" tanya Ha Sun, perasaan- nya sudah bercampur aduk.
"Eomma! Eomma, yang akan membunuhku jika terus menyiksaku seperti ini!" teriak Rose, frustasi.
Rose pun pergi, ia pergi ke kamarnya. Ia terus mengutuki kesialannya hari ini.
Tok, tok!
Ketukan itu berasal dari jendela, Rose membulatkan matanya. Ia melihat Jungkook, dengan sebuah buket bunga dan cokelat.
"Hai, maafkan jika misi--"
"Bukan masalah besar, aku juga tidak ingin dijodohkan oleh eommaku." potong Rose.
"Tapi kupikir," kata Jungkook, lalu duduk di sebelah Rose. "Semua perempuan suka ini."
Rose tersenyum, ia merasa diperhatikan oleh Jungkook. Terutama, Rose sangat menyukai cokelat.
"Kau sangat perhatian, kau rela memanjat tiang rumahku. Padahal, kamarku ada di lantai empat." puji Rose.
"Ah, bukan masalah besar itu. Aku memang senang memanjat." kata Jungkook, dilengkapi senyum manisnya.
"Maukah kau mengajak-ku jalan-jalan? Aku sangat suntuk mendengar suara eomma, maukan?" tanya Rose, penuh harap.
"Hmm, baiklah kita pergi ke mall saja oke?" tanya Jungkook, lalu membelai rambut Rose.
"Ndee, baiklah... aku akan berganti pakaian, kau turunlah dan ketuk pintu setelah aku meng-isyaratkannya." perintah Rose.
"Baiklah." jawab Jungkook, lalu bersiap turun.
.
Dooor! Dooor!
Rose sudah selesai berganti pakaian, akan tetapi ada suara tembakan yang membuat Rose agak terkejut.
"Jungkook!" teriak Rose.
Ha Sun memerintahkan anak buahnya, untuk menembak Jungkook se-segera mungkin.
"Rose, kau masuk." perintah Ha Sun, dingin.
"Eomma?! Aku akan menelepon polisi--"
"DIAM ATAU KAU BUKAN ANAK EOMMA LAGI?!" ancam Ha Sun.
"Aku tidak pernah minta lahir dari rahim eomma! Tidak pernah! Seandainya aku bisa memilih, aku akan memilih ada dipangkuan seorang ibu yang baik!" teriak Rose, ia menangis.
Plak!
Tamparan itu tepat memgarah ke pipi Rose, Rose reflek terkejut.
"AKU AKAN MENYUSUL APPA DAN SUAMIKU JONGHYUN!" teriak Rose, frustasi.Jungkook menyelinap dan memeluk Rose dalam waktu singkat.
"Maaf, demi kebaikanmu."
.
Rose sedang berhadapan dengan Ha Sun sekarang, tubuhnya bergetar. Tapi, ia harus memberanikan diri.
"Rose, ini kali pertama eomma di lawan olehmu." kata Ha Sun, dingin.
"Siapa peduli." balas Rose, sinis.
"Jangan jadi anak yang ketus, sedikit orang yang suka." nasihat Ha Sun.
"Jangan jadi orang yang suka mengotot, sedikit orang yang suka." timpal Rose.
"Rose! Kau kenapa jadi seperti ini huh?!" tanya Ha Sun, naik pitam.
"Aku akan pergi! Aku akan tinggal bersama keluarga Jungkook saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Kill -Rosekook [TAMAT]
Fanfiction"Rose, hentikan kita bukan musuh!" "Maaf, tapi aku punya segalanya." ©copyright by peachiust_ cute + aesthetic cover by @keenokid