31.

2.2K 129 7
                                    

Aku terbangun dengan sakit kepala yang tak tertahankan.  Tetapi kesejukan di dahi ku membantu membuat ku merasa lebih baik tetapi tidak lebih dari itu.  Setelah mengedipkan mata beberapa kali, aku baru menyadari apa yang sebenarnya ada di dahi ku.  Ini adalah gel pad yang digunakan untuk mengurangi demam.

Aku melihat sekeliling dan baru menyadari berada di kamar yang luas, mungkin kamar hotel.  Tapi itu bukan ruangan tempat aku tinggal.

Kekosongan ruangan membuatnya terasa dingin tanpa alasan.  aku bangun dan tubuhku terhuyung karena nyeri. Rasa sakit akibat sakit kepala membuatku menutup mata untuk menahan rasa sakit.  aku kemudian memaksakan diri untuk keluar dari kamar tidur lalu melihat ruang tamu yang luas.  Di sana aku dapat melihat logo hotel ini, aku tahu bahwa ini adalah hotel yang sama dengan tempat ku menginap.  aku membuka pintu kamar mandi, balkon, tetapi masih tidak ada tanda-tanda orang yang ku cari.

Kekosongan mulai memenuhi pikiranku.  Aku merasa ingin menangis tetapi aku tidak bisa menangis karena air mataku sudah mengering ketika aku menangis sendiri kemarin.  aku ingin berteriak tetapi tenggorokan ku terasa kering sehingga tidak ada suara yang keluar.  Jantungku mulai berdetak lebih cepat dan lebih kuat saat energiku perlahan terkuras.

So ...

Di mana kamu? ...

Seolah pertanyaan ku terjawab, orang yang ku cari membuka pintu dengan nampan makanan di tangannya.  Wajahnya yang masih tampak sangat terkejut ketika mata kami bertemu.  Beberapa detik kemudian, dia buru-buru meletakkan nampan lalu berjalan untuk memelukku.

"Kenapa P ada di sini?"  Suaranya yang penuh kekhawatiran membuat semua kekuatanku menghilang.  Aku melemparkan diriku ke dalam pelukannya.  Jantungku gemetar seperti kesembuhannya kemudian secara bertahap mulai berdetak lagi.

Solo membawaku kembali ke tempat tidur lalu dia duduk di kursi yang diletakkan di sebelahnya tempat tidur.  Ketika aku sedang duduk dengan punggung bersandar di kepala tempat tidur, rasanya sakit kepala ku sudah banyak berkurang, hanya menyisakan perasaan berat yang membuat ku hanya ingin berbaring.

"Makan dulu makanannya dan obat-obatan."

Aku mengangguk meskipun tidak punya nafsu makan.  aku hanya tertarik pada orang yang mengambil makanan untuk memberi ku makan .

Aku terus menatapnya seolah aku takut dia akan menghilang.

Memori terakhir dari kemarin adalah ketika aku berada dalam pelukan Solo.  aku ingat merasa sangat lelah sehingga mata ku hampir tertutup dan aku mendengar orang-orang di sekitar mengatakan kepada ku untuk beristirahat lalu aku merasa seperti melayang dari lantai.  Setelah itu, aku tidak ingat apa-apa.

"Makan lagi, Guitar."  Solo membujuk ku untuk membuka mulut untuk makan dua gigitan lagi, tetapi aku menggelengkan kepala.

"tidak."

Dia mengangguk saat dia mengerti.  Dia meletakkan mangkuk itu lalu menyerahkan obatnya kepada ku.  Ketika dia melihat aku sudah selesai minum obat, dia bangkit dari tempat duduknya.

"Guitar??"  Solo menatapku terkejut sebelum dia melihat bajunya.  aku juga mengikuti untuk melihat di mana dia melihat dan aku sama-sama terkejut ketika melihat bahwa tangan ku memegang bajunya.

"Maaf."  Suara ku bergetar begitu juga tangan ku yang ku tarik dari bajunya.  aku hanya bisa melihat ke bawah dan menyalahkan diri ku sebagai orang idiot di dalam hati.  Setelah beberapa saat, aku mendengar desahan lembut sebelum merasakan gerakannya duduk di sisiku.

"Mari kita lihat apa yang salah dengan Guitarku ..." Solo mengangkat daguku lalu menempatkan dahi kami berdekatan seperti dia ingin memeriksa demamnya, "Uhmm ... sekarang aku tahu apa itu."

OXYGEN The Series [Terjemahan Bahasa Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang