Prolog

95 3 0
                                    

Hujan perlahan turun. Rintik hujan yang semakin deras menambah suasana syahdu dimalam ini. Saat ini pukul sepuluh malam. Suparmin sedang duduk di teras rumah sederhananya sambil menikmati secangkir kopi pahit buatan istrinya. Perlahan ia mengamati hilir mudik anak-anak muda berpasangan yang mencari tempat untuk berteduh. Ia menyesap kembali kopi pahitnya. Ah sudah lama ia tidak merasakan perasaan ini. Pikirannya kembali menerawang kejadian 52 tahun silam. Suasananya sama seperti saat ini, hanya saja moment dan kejadian yang dialaminya tak seindah yang anak muda alami tadi. 

Keadilan Terakhir untuk JendralWhere stories live. Discover now