00

9.2K 272 12
                                    

[AWAL]

Hari minggu yang damai..
Tak ada bunyi alarm pengganggu..
Tak ada teriakkan mama yang super heboh..
Tak ada Arya yang selalu gebrak-gebruk pintu...
Dan tak ada pula telat yang menjengkelkan..

Sempurnahhhh!!

Icha masih tertidur pulas diatas kasur empuknya. Mengabaikan cahaya matahari yang masuk kekamarnya.

10.13 tapi siapa peduli!

Kesegaran pagi yang haqiqi. Pelengkap kesempurnaan bayang-bayang wajah Ji chang Wook yang semalam rela membuat Icha enggan tidur sampai jam 3 pagi.

"Icha! Ya ampun anak gadis masih kayak kebo jam segini!" Mama membuka kamar Icha dengan tergesa.

"Hmmm..."

"Bangun sekarang! Anter mama ke pasar!" Icha malah menutup kepalanya dengan bantal.

"Kalo kamu gak bangun sekarang, uang jajanmu mama potong!"

Tak perlu banyak waktu, Icha yang acak-acakan langsung bangun dengan tergesa saat nama uang jajannya ikut jadi taruhan. Mama tersenyum senang.

"Mandi sana! Kucel banget wajah kamu! Mama tunggu dibawa!" Mama berjalan meninggalkan Icha yang terduduk dengan mata terpejam.

"Jangan tidur lagi!"

"Hmmm... "

Si mama, emang paling tau deh, niat sang anak..

***
"Duh mah, jangan lama-lama belanjaannya. Skincareku mahal kalo kulit cantik ini gosong.."

Mama mengendus kesal. Masih sibuk memilih sayuran segar dipasar tradisional yang ramai saat hari minggu.

"Gak usah pilih-pilih lagi deh...  semua sayur kan sama, bikin kenyang.." ceplos Ica ngasal.

"Harus lah 'Cha! Kamu mau makan sayuran yang layu gak ada vitaminnya..Bu, kangkungnya berapa?"

"Icha ma, yang penting buat kenyang ya beres.."

Mama masih sibuk bertawar harga dengan sang penjual yang ngotot menjual kangkungnya dengan harga 10 ribu seikat.

"Aduh buk, gini deh saya ambil 3 ikat 20 ribu deh.."

"Gak bisa bu, saya tekor nanti. 25 ribu, bisa.."

"Uang saya pas 20 ribu bu, mana belum beli yang lain lagi..." Icha menahan tawa melihat mamanya mulai memelas. Dasar ibu-ibu, demi seikat sayur aja rela memelas.

***
Setelah melalui rintangan panjang dengan segala tantangan yang ada dipasar, akhirnya momen belanja menyebalkan itupun selesai. Wajah mama kian bersinar, ketika tadi sang penjual sayur kangkung mau menjual 3 ikat kangkung dengan harga 20 ribu. Setelah mengikuti serangkaian tawar-menawar tentunya.

Ica membuka helm birunya. Menaruh asal diatas pantry dapur. Sedangkan mama sibuk mengeluarkan hasil belanjaanya dari kantong kresek jumbo di bantu bi Inem.

"Eittss, mau kemana kamu?" Mama menatap Icha dengan penuh selidik ketika gadis itu hendak meninggalkan dapur.

"Mau ke kamar, melepas rindu sama kasur..." jawab Icha asal. Mama berdecak kesal.

"Daripada kamu tidur, mending bantuin mama. Sekalian... belajar masak supaya bisa hadi istri idaman..."

"Gak perlu repot-repot mah, Icha bakal cari suami yang pinter masak supaya ica gak perlu capek masak.." Icha kemudian berlalu dengan enteng menuju kamarnya. Bermaksud menunaikan rindunya dengan kasur empuk kesayangannya.

YES,SIR! (On HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang