2.Bunuh saja aku!

4.1K 243 5
                                    


Hari minggu yang tidak tenang telah dilewati Icha dengan gusar berlipat-lipat. Bahkan efeknya masih gadis itu bawa sampai hari senin pagi.

"Dek, kenapa muka lu kayak ketek, asem-asem gitu?" Arya heran melihat perubahan sikap Icha dari kemarin pulang Gramed sampai hari ini. Biasanya adiknya ini yang paling ribet kalau mau sarapan, sekarang malah diam-diam bae sambil ngunyah roti tanpa ekspresi.

"Lu PMS dek?" Tanya Arya sekali lagi.

"Hmm... hari pertama.." Ucap Icha kesal. Pantes aja Icha tiba-tiba jadi beruang madu.

"Sabar dek... abang ngerti kok...sabarrr"

"Ngebacot lagi ni pisau nancep di dahi lo!" Arya refleks diam

Bahkan kemurkaan cewek PMS lebih sadis daripada tatapan mertua.

***
"Hey baby heart cintaku my honey darling!" Affa nampak ceria menyambut kedatangan Icha dikelas.

Sedikit tentang Affa. Affa itu teman pertama Icha pas masuk SMA. Yah, walaupun terbilang baru amat sih, tapi mereka berdua itu akrab banget.

Icha tak menghiraukan sapaan alay Affa. Gadis itu lebih memilih duduk dibangkunya sambil menopang dagu.

Merasa diabaikan, Affa berjalan mendekati Icha yang hari ini sikapnya berbeda.

"Kenapa si lo? Muka kayak gak ada niatan hidup lagi..." ucap Affa ngasal. Icha berdecak kesal.

"Gue lagi badmood siti! Perut gue keram banget.." Icha menunduk.

"PMS lo? Ni minum" Affa menyodorkan sebotol air mineral kepada Icha yang sedang menahan perih diperutnya.

"Sakit banget 'Cha?" Tanya Affa khawatir.

"Menurut ngana?"

"Si Soimah malah nanya balik... BTW lo udah tau gak entar ada rapat DKA?"

"Lu gak liat gue udah make baju pramuka?" Icha mulai kesal dengan Affa.

"O iya ya... kok gue bego si?"

"Sadar juga" Affa kesal. Sadar bahwa dirinya memang bege.

***
"Bisa nahan gak?" Affa bertanya khawatir. Cemas melihat wajah Icha yang makin memucat saat sore ini.

"Bisa kok, asal lu gak banyak bacot aja.."

"Serah lu! Ayo, rapatnya mau dimulai..."

Mereka berdua berjalan menuju ruang Sekret pramuka. Keadaan terlihat ramai. Icha memandang heran saat melihat ada bapak-bapak berbaju loreng yang juga ikut masuk ke dalam ruangan.

"Bentar deh 'Fa, kok ada tentara sih?" Tanya Icha heran.

"Pasti lo pikun. Hari ini kan mo rapat perencanaan kemah buat Sakha Wira Kartika..." Icha mengap.

"Kita mau kemah sama tentara gitu?"

"Kalian berdua, rapatnya udah mau dimulai, segera masuk!" Teriak Agung, yang merupakan 01 PA SMA Cakra.

***
"Baik, selamat sore dan salam Pramuka!"

"Salam!" Teriak anggota rapat kompak. Sedangkan Icha yang duduk dideretan belakang menjawab dengan lipsing.

"Kali ini, kita akan membuka rapat dengan agenda Perencanaan Dan Pembentukan Panitia Kemah Sakha Wira Kartika..." Bapak tentara yang mengaku nama sebagai Serda Rifki mulai berbicara didepan didampingi Kak Sari selaku pembawa jalannya rapat.

Icha dengan bosan mendengar pembicaraan rapat sambil terkantuk-kantuk. Sedangkan Affa malah sibuk memperhatikan wajah tentara yang sedang duduk didepan sana sebagai pemimpin pelaksanaan rapat kemah.

Icha hampir saja tertidur kalau Affa tidak mengganggunya dengan pernyataan-pernyataan konyol.

" 'Cha, lo liat deh tentara didepan sana. Anjir bening banget! Baru gue liat tentara seganteng itu, huhu..." Icha berdecak kesal.

"Bodo amat dah! Ini rapat juga lama amat! Mana gue belum makan lagi!" Keluh Icha.

"Emang goblok lo, disuruh makan tadi masih menye-menye. Rasain itu asam lambung!"

"Bodo!"

Setelah perdebatan panjang menentukan waktu, tempat, dan sebagainya berkaitan dengan perkemahan, akhirnya tiba saatnya menentukan kepanitiaan.

"Jadi, siapa yang dipilih menjadi Ketupat?" Tanya pak tentara yang menjadi pemimpin pelaksanaan rapat.

Ruangan kembali bising. Semua saling tunjuk. Setelah dirasa sepakat, mereka memilih Agung menjadi Ketupat.

"Nah, sekarang sekretaris. Karena ini kemah khusus DKA dan anggota pramuka tetap, jadi sekretarisnya satu saja..." semua terdiam. Rupanya tak ada yang mau, atau sekedar mengajukan nama menjadi sekretaris.

"Kalo gue jadi sekretaris, gue yakin kepala gue botak hari ini juga" ucap Icha ngasal, sambil bersandar dibahu Affa.

"Kalau tak ada yang mau, berarti saya pilih random saja.." Pak tentara itu mengambil keputusan. Matanya menerawang ruangan rapat. Para peserta harap cemas, mengingat tugas sekretarislah yang paling repot, semua tak ada yang mau.

"Kamu!" Ujar pak tentara itu.

"Anjir 'Cha, doi liatin kita!" Bisik Affa cemas.

"Perasaan lo aja kali" Icha bersikap acuh. Memejamkan matanya dengan nyaman sambil menahan peri diperutnya yang makin menjadi.

"Kamu yang tiduran itu, siapa namanya?"

"Icha lo dipanggil!"

Icha sontak terkejut. Buru- buru duduk siap. Dan coba tebak. Betapa terkejutnya dia melihat tentara yang sedang menatap tajam kearahnya saat ini, adalah cowok yang sama yang rebutan buku di Gramedia kemarin.

Icha memucat.

"Siapa nama kamu?" Tanya pak tentara sekali lagi.

"Si-siap! Ranissa Amanda pak..." jawab Icha kaku. Tentara itu mengangguk kecil, lalu menatapnya.

"Kamu jadi sekretarisnya ya!" Icha seakan kaku ditempat. Ingin rasanya ia mengumpat kuat sekarang juga.

Setelah rapat panjang yang berakhir jam 6 sore, akhirnya rapat selesai. Icha bernafas lega. Buru-buru keluar sambil memakai tas pastelnya.

"Sekretaris yang tadi saya tunjuk, setelah rapat bertemu dengan saya!"

Icha mengepal tangannya emosi. Bunuh saja aku sekarang!

***

DKA: Dewan Kerja Ambalan.
KETUPAT : Ketua Panitia.


Vomment!

YES,SIR! (On HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang