1.Buku oh Buku

4.6K 247 5
                                    


"Pegang tangan abang, ilang baru tau rasa.."

Icha menatap Arya tajam.

"Emang gue bocah!"

"Emang bocah, mungil gitu dikarungin emang lo mau" Icha mendesah malas. Menurut pada sang abang. Icha memang memiliki fisik yang tidak terlalu tinggi. Tapi juga tidak terlalu pendek. Tapi untuk anak umur 17 tahun, Icha emang digolongkan pendek. Beda sama abangnya Arya, yang sekarang kuliah semester 2, tapi tingginya 176 cm menyaingi tiang listrik. Kalo jalan sama abangnya Icha suka minder. Berasa banget dia cebol abis. Apa abangnya yang ketinggian?

"Rame banget anjir" Arya mengeluh, ketika melihat Gramedia yang ramai dengan orang2 yang ngantri didepan Toko buku.

"Pulang aja gimana?" Tanya Arya.

"Sarap lo bang! Gak, kita tetap masuk apapun yang terjadi!"

"Serah lu dahh..."

***
"Dek, lu cari di bagian ini aja. Abang mau liat-liat disebelah sana.."

"Hmmm...."

"Dek, jangan kemana-mana. Repot cari lo kalo ilang.."

"Hmmm...."

"Dek, ingat ya ca-"

"Abang cerewet! Gue gak budek kali! Sono pergi yang jauh!" Icha sibuk memilih-milih novel didepannya.

"Tapi ing-"

"Iya abangkuhh!! Bacot mulu loh abdul!" Arya mengangguk. Lalu pergi walau khawatir dengan adiknya itu. Dia tau, kalau Icha paling suka ngilang tiba-tiba. Makanya Arya jadi lebih protektiv kepada adik kecilnya itu. Dari pada repot ntar..

"Oi bang! Lo bayarin gue berapa buku?" Teriak Icha melihat abangnya berlalu.

"Satu aja, gue lagi kering soalnya..."

"Pelit ntar kena azab lu. 2 deh.." Icha mulai memelas.

"Azab lu kira sinetron! Udah sana pilih 2. Awas kalo lebih!" Icha mengangguk senang. Arya paling bisa di jadiin perasan duit, kwkwk..

***
Icha antusias memilih-milih novel. Entah berapa banyak novel yang sudah ia baca sinopsisnya, tapi tak satupun yang dia ambil.

Abis bagus semuanya, bingung gue milih!

Setelah beberapa kali berkeliling, akhirnya dia kembali ke rak awal. Dasar cewek.

Mengambil sebuah buku yang memang dari tadi dia incar.

"Good, satu buku lagi, dan semuanya berakhir..."

Icha kembali berkeliling. Sibuk memilih novel yang akan ikut kerumah bersamanya. Ternyata mencari novel lebih susah daripada mencari pacar, saudara-saudara.

Icha berhenti disebuah rak buku khusus teenfict. Matanya berhenti pada sebuah novel yang tersisa satu karangan Tere Liye. Matanya berbinar senang.

"Anjir, tinggal satu!" Cepat-cepat Icha meraihnya, bersamaan dengan sebuah tangan yang juga meraih novel yang sama.

Ica mendongkakkan kepalanya kesamping. Seorang cowok bertampang diatas rata-rata balik menatapnya tajam.

"Maaf, ini gue yang pertama ngambil" Tapi tangan itu tetap memegang novel yang dipegang Icha juga. Icha mendongkak, menatap wajah cowok itu kesal.

"Woi budek, dengar gak sih?! Ini punya gue, gue yang cip pertama!" Icha mengangkat dagunya tinggi. Namun cowok menyebalkan itu masih senantiasa memegang buku tersebut.

"Ini punya saya, saya yang tadi duluan ngambil" cowok itu mulai bersuara. Icha mendesah kesal. Namun bukan Icha namanya kalau dia kalah.

"Sarap ni orang. Lepas gak?!"

"Gak"

"Lepas atau gue teriak ni?!"

"Coba aja, memang siapa peduli" balas cowok itu dingin.

"Kok lo ngeselin banget! Ini novel cewek, kalau lo lupa!"

"Siapa peduli." Icha memandangnya penuh kebencian sedangkan cowok itu datar datar saja.

"Lo laki bukan sih? Ini punya gue! Ngalah sama cewek napa?!" Icha frustasi. Cowok ini membuatnya harus makan banyak timun.

"Ini bukan buat saya, tapi pacar saya. Jadi kamu dong yang harus ngertiin saya..."

Icha mendecih pelan.

"Lah, emang gue peduli sama pacar lo?!"

"Kalo gitu saya tidak akan lepas.."

"Emang nyebelin lu jadi cowok! Ambil nih, suruh pacarnya kunyah sekalian tu novel! Aneh!" Icha mengumpat kesal setelah novel yang dia mau tak ia dapatkan. Gadis itu pergi sambil menghentakkan kakinya dengan kesal. Membuat rambut kucir nya bergoyang kesana kemari.

"Dasar cewek..." umpat cowok itu tersenyum kecil. Membawa buku hasil rebutannya menuju kasir dan segera membayarnya.

***

"Lah, tadi katanya mau dua, kok cuman satu?" Arya bingung mendapati Icha yang memasang wajah cemberut sambil mengenggam sebuah novel.

"Gak jadi. Udah gak mood, pulang yuk.." Arya menatap Icha penuh tanda tanya. Seingatnya tadi wajah Icha masih normal-normal saja. Malah paling semangat kalau ditraktir novel. Lah,ini...

"Bang, balik yuk..." Arya mengangguk cepat lalu berjalan menuju kasir untuk membayar buku-buku mereka.

***

Vomment

YES,SIR! (On HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang