Kejadian Aneh

3.2K 150 2
                                    

"Mak, Dayuh mantok" (buk, Dayuh pulang)

Rumah dinas bapak, memang rumah tua, dan mungkin sudah di tinggali oleh banyak keluarga, setiap malam, teras memang di biarkan gelap, hanya di pintu, bapak memasang lampu kuning 5 watt, cahaya lampu itu tidak merubah banyak hal.

gw masih mengetuk pintu, berusaha memanggil ibuk, mungkin ibuk sedang di kamar dengan Hanif, adik kecil gw yg masih sangat butuh perhatianya.

tiba-tiba, sekelebat gw merasa, ada sosok yg melihat gw dari kebun, di samping pohon mangga. sontak, rasa pensaran itu perlahan muncul.

dengan perlahan, gw turun dari anak tangga ruma gw yang memang tinggi, maklum, rumah tua.

gw berdiri tepat di depan rumah, menatap jauh, ke sebuah pohon mangga besar yg usianya mungkin puluhan tahun.

gw yakin, sekelebat ada seseorang yg mengintip dari balik pohon itu.

tidak mungkin bila itu adalah tetangga, apalagi tamu, jadi, siapa kalau bukan orang yg mungkin berniat jahat.

"mbak" kata gw, entah bagaimana kalimat itu yg pertama kali meluncur, seakan dari sekelebat pemandangan itu, gw yakin, yg mengintip adalah sosok perempuan.

"Mbak" lagi, gw masih memanggil, karena tidak ada jawaban, maka gw mendekatinya

gw berusaha memutar sehingga bisa melihat keseluruhan apa yg ada di balik pohon itu, dan benar saja, ada seseorang disana, ia membelakangi gw, terlihat rambut panjang, lengkap, dengan gaun putihnya,

gw gak pernah berpikiran aneh-aneh, yg jelas, gw yakin, itu orang yg entah mau apa, berdiri di bawah pohon mangga di depan rumah gw.

"Mbak" masih berusaha gw panggil, namun, ia hanya diam, mematung, seakan tidak mendengar panggilan gw, si pemilk rumah.

namun, gak bisa gw pungkiri, bahwa kecurigaan selalu ada, dan entah, perasaan berdebar macam apa, dimana gw di tempatkan di posisi yg seakan gw terancam oleh sesuatu yg gak gw pahami.

namun, situasi itu, berlangsung sangat cepat, terutama, saat, gw terperanjat, ketika-

seseorang, mencengkram bahu, dan memutar gw untuk bisa melihat, siapa yg melakukan itu.

"Mak" (buk) kata gw,

gw bisa melihat wajahnya yg memendam marah. "tekan ndi, kok jek tas muleh ngene" (darimana kok baru pulang)

Mak menggendong Hanif yg entah bagaimana, ia belum juga tidur padahal hari sudah selarut ini.

"sinau buk, nang griyane Hendra" (belajar buk, di rumah Hendra)

meski, ada tatapan kecurigaan disana, namun akhirnya beliau percaya, sejenak, Mak menguapkan amarahnya, menyuruh gw agar membasuh kaki sebelum pergi tidur.

gw berbalik, untuk melihat sosok asing itu, dan lenyap.

satu yg gak akan gw lupain adalah, ucapan Mak malam itu.

"Loh, Hanif anak'e Emak kok gak nangis maneh, padahal mau nangis teros" (Loh, Anakku Hanif, kok sudah gak nangis lagi, padahal tadi nangis terus loh)

tatapan Hanif, tertuju pada pohon Mangga itu.

"wes isya'an rung, sembahyang sek, mari ngunu gur turu" (sudah sholat isya kamu, sholat dulu, baru tidur) kata Mak, setelah ia menutup pintu rumah.

"nggih mak" (iya buk)

meski malas, gw menuju kamar mandi, berwudlu, kemudian masuk ke dalam kamar,

lampu sudah di matikan, gw menghempas sajadah, dan bersiap menunaikan kewajiban gw, sampai, deritan almari, selalu membuyarkan niat sholat gw.

gw batalkan, dan mengganjalnya dengan kursi, namun, suara deritan itu, terdengar lagi, lagi, dan lagi, membuat gw merasa tidak sendiri

suasana malam itu, terasa asing, gw biasa membiarkan lampu di matikan, namun untuk kali ini, seperti itu menjadi hal yg menganggu.

gw pastikan, tidaka ada apapun, menyalakan lampu, dan melanjutkan sholat gw yg terganggu, namun, baru mengucap basmalah, lampu, tiba-tiba mati

meski matinya lampu, membuat gw terkejut, namun, gw memaksakan melanjutkan sholat, dan, terlihat bayangan seseorang, melewati jendela kamar gw.

gw terhentak untuk sesaat, memejamkan mata, dan tetap memanjatkan bacaan sholat, apa yg gw lihat, apa yg gw rasakan, hanyalah-

segelintir perasaan paranoid, dari apa yg gw lakukan tadi, jadi, gw menolak untuk percaya, maka gw memaksakan sholat, tepat ketika gw bersujud, terasa, ada sosok asing, sedang asyik duduk, di atas ranjang tidur, tepat di samping gw sholat.

perasaan tidak enak itu terus berlangsung sampai akhir ketika gw mengakhiri sholat gw, tidak ada siapapun disana. hanya gw sendiri, yg masih tidak habis pikir, bagaimana bisa, gw, separanoid ini.

puncak kegelisahan ini adalah, ketika, terbangun dari tidur, dimana hari masih sangat gelap, karena haus, gw pergi ke dapur untuk sekeder menghilangkan dahaga.

manakala gw, melangkah keluar dari kamar, gw bisa mendengar, suara Hanif yg tengah tertawa. kenapa ia masih belum tidur

suaranya terdengar dari ruang tengah, kamar Mak dan Bapak, tepat di samping ruang tengah, gw mencoba ngeyakinin bahwa Mak dan Hanif masih sama-sama terjaga, mungkin inilah susahnya merawat bayi mungil yg masih membutuhkan perhatian lebih. namun, semakin lama,

suara Hanif, semakin tipis, seakan ia, di bawa menjauh dari tempat gw berdiri,

gw pun pergi, untuk mengecek apa yg terjadi, baru, beberapa langkah, gw terhenti saat melihat Hanif, terduduk tepat di antara ruang tengah dan ruang bagian dalam, Hanif duduk dengan wajah sumringah

anehnya, tidak ada emak disana.

bagaimana bayi kecil ini, bisa sampai kesini.

PESAN DARI MEREKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang