Kyungsoo
Oke aku menyerah.
Kurasa aku harus membuat manuver lain supaya Maya terpancing. Aku tidak ingin harga diriku jatuh hanya karena satu jenis makanan yang namanya saja kuucapkan masih dengan pelafalan yang ragu-ragu.
Aku akan membuat Sup Seafood andalanku. Member-deul selalu menggila setiap kali kubuatkan makanan itu untuk mereka. Dan kuyakin, Maya dan nenek Jung pun akan bereaksi sama.
"Ekhem," dehamanku itu berarti dua hal. Membersihkan tenggorokan ku yang kering dan menarik perhatian Maya.
Tapi sayangnya, gadis itu bahkan tidak sadar sama sekali.
"Kurasa aku akan membuat makanan yang jauh lebih enak," aku membuka suara saat kami baru saja melangkahi pintu masuk supermarket, menarik satu troli besar dan mulai menyusuri berbagai macam rak.
Maya menoleh, mulai tertarik dengan ucapanku. "Benarkah? Apa itu?"
"Sup Seafood. Kau tidak memiliki alergi atau semacamnya kan?"
Maya menggeleng. "Tidak."
"Bagaimana dengan nenek Jung?"
"Kurasa dia juga tidak. Dia terhitung sering memberiku sup kepiting."
"Ah, baiklah."
"Kenapa?"
"Apa?"
Maya menatapku seolah aku adalah pencuri kecil yang tengah berbohong. Kemudian kekehannya terdengar. "Kenapa tidak jadi membuat Mpek-mpek?"
Maya mengatakan itu dengan alis diangkat dan tatapan yang meremehkanku. Membuatku malu.
"Ah, itu. Aku hanya ingin kau mencicipi masakanku yang satu ini. Kau tahu? Sup Seafood adalah salah satu masakan favorit memberku."
Maya mengangguk-angguk masih dengan wajah meremehkan. Aish, gadis ini membuatku gila.
"Bilang saja kalau tidak bisa. Wajahmu tidak bisa menyembunyikannya."
Kuyakin telingaku memerah saat ini.
"Maaf," adalah kata yang bagus untuk memperkeruh suasana dan aku baru saja mengucapkannya.
"Tidak apa-apa. Lagipula rasanya tidak akan persis sama jika bahan-bahannya dibeli di sini." Wajahnya sudah menunjukkan tanda-tanda tidak peduli. Mungkin Mpek-mpek tadi hanyalah usahanya untuk menjahiliku, kurasa. Mengingat ada bakat jahil yang tertanam dalam diri gadis ini yang ia tunjukkan sekitar satu Minggu lalu. Yeah, kau tahu, insiden ponsel itu.
"Benarkah? Memang apa saja bahannya?"
Maya menggeleng tidak yakin. Kami tiba di counter Seafood.
"Aku hanya menebak saja. Jangan tanya aku tentang masakan, itu sangat rumit melebihi soal matematika."
Baiklah. Tidak masalah jika gadis di sebelahku ini tidak bisa masak. Toh aku akan memasakkannya setiap hari saat kami menikah nanti. Eh? Apakah itu terlalu jauh?
Pada intinya aku hanya butuh seorang gadis yang memiliki nafsu makan yang baik.
"Apakah selalu kau yang memasak di dorm?"
Maya mensejajarkan langkahnya denganku yang tengah mendorong troli.
"Sebagian besar, ya. Tapi mereka kadang membuat masakan sederhana seperti telur dadar dan nasi goreng tanpa perlu bantuanku."
Aku memasukkan banyak bumbu dan bahan tambahan ke dalam troli.
"Apakah itu tidak terlalu banyak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Amerta
FanfictionDi bawah langit biru, di pagi itu, di saat kita bertemu, kamu dan senyummu, pencipta degup lain di jantungku.