4. Meet Gista🍁

54 4 0
                                    

Author pov

Keyra memasuki rumah dengan kaki menghentak. Ia kesal dengan Brian. Kenapa Brian tidak kerja saja seperti biasanya?

"Jangan kebiasaan kaya anak kecil gitu, Ra. Udah ga cocok. Mending kamu mandi, abis itu ganti baju. Kakak tunggu diruang makan." Brian berjalan melewati Keyra yang mengerucutkan bibirnya.

Keyra berjalan menuju kamarnya dengan langkah menghentak. Kalau seperti ini, ia pasti tidak boleh keluar rumah. Bagaimana dengan job yang ia terima?

Keyra menghempaskan tubuhnya ke atas kasur empuknya. Ia memandang langit langit kamarnya. Sekejap ia memejamkan mata dan ia pun hanyut ke alam mimpi.

***

Brian dan Gista yang duduk di ruang makan tak kunjung melihat Keyra. Sudah hampir 1 jam, dan Keyra belum turun juga. Kesabaran Brian teruji ketika sikap kekanak-kanakan Keyra muncul.

Brian bangkit dari duduknya. Ia harus menemui Keyra dan bicara padanya. Ia berjalan dengan cepat menaiki tangga. Sesampainya di depan pintu kamar Keyra, emosinya sudah sampai di ubun-ubun. Ia membuka pintu dan terdiam.

Ia menurunkan egonya ketika melihat Keyra yang tidur dengan seragam yang masih melekat.

"Jangan tinggalin aku, Bang. Jangan!"

Brian menghampiri adiknya yang tertidur tapi sambil meneteskan air mata. Ia duduk disampingnya, mengusap puncak kepalanya dengan lembut.

"Jangan pergi... Aku gak mau bang Alvin pergi."

"Ra, bangun yuk. Makan dulu, kamu belum makan." Keyra membuka matanya dan menatap kakaknya yang menatapnya sendu.

Brian menghapus air mata Keyra dengan ibu jarinya. Keyra duduk dan menunduk. "Kakak ngapain disini?"

Brian tersenyum lembut sempari mengusap rambut adiknya. "Kamu ganti baju, gih. Kita makan dulu, kamu nggak laper?"

Keyra hanya menganggukkan kepalanya. Ia berdiri kemudian berjalan menuju kamar mandi, saat masuk ia melupakan sesuatu dan kembali ke kamar. Brian yang melihat adiknya keluar lagi pun mengerutkan alis.

"Kenapa, Ra?"

Keyra mendongak, wajahnya masih terlihat linglung. "Bajunya ketinggalan"

Brian mendengus, ia menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan kelakuan adiknya ini. Setelah memastikan Keyra mengganti pakaiannya di kamar mandi, ia keluar kamar. Menutup pintu dengan perlahan dan berjalan tanpa menimbulkan suara.

Pikirannya masih melayang dengan kejadian barusan. Alvin kembali datang ke mimpi Keyra, dan bagaimana bisa ia membantu adiknya agar terbebas dari rasa bersalah? Brian memijat keningnya pusing.

Ponselnya berbunyi, ia merogoh sakunya untuk mengambil benda pipih yang sedang berdering itu. Natasha calling.... 

Setelah memastikan nama sang penelpon, ia pun menggeser slide answer kemudian meletakkan ponselnya di telinga. "Hallo, Sha. Ada apa?"

"Maaf ganggu, Dok. Dokter sibuk hari ini?"

"Saya hari ini tidak sibuk, ada apa? Kamu baik-baik saja, kan?" Brian agak curiga, biasanya ketika Natasha menelponnya itu berarti keadaan gadis itu sudah darurat.

"Saya baik-baik aja kok, saya cuma mau chek-up aja. Tapi kalau Dokter mau kumpul bareng keluarga juga nggak papa kok, nanti saya sama suster Kanya aja. Dadah Dokter"

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang