7. Bocil🍁

24 4 0
                                    

Keyra berjalan dengan langkah ringan. Sepertinya tidak ada keributan lagi di rumahnya, ia pun bersenandung pelan dengan tangan berada disaku almet. Hari ini, Keyra memakai seragam yang agak longgar dari ukuran yang biasa ia pakai.

Sekali sekali lah gue nurut, gak ada salahnya juga. Ucapnya kemarin, ia berhenti berjalan dan tak sengaja melihat Zoya. Senyum sinisnya merekah, ia berjalan dengan cepat dan dengan sengaja menabrak bahu Zoya.

"Upss, sorry. Gak keliatan." Zoya hanya meliriknya, ia malas berurusan dengan orang seperti Keyra. "Gak penting banget."

Keyra yang mendengar itu langsung menoleh. Ia memutar tubuhnya menatap Zoya marah. "Maksud lo apaan?"

Zoya menatap Keyra dengan malas. Ia berdecih menatap wajah Keyra. "Gak penting banget berurusan sama lo, gak guna juga."

Keyra emosi, tangannya naik ke kepala Zoya hendak menjambaknya namun Zoya dengan sigap mundur. "Berani banget lo sama gue."

Zoya mendengus. "Kenapa harus takut, lo bukan Tuhan." Keyra mengepalkan kedua tangannya bersiap meninju Zoya, tapi ucapan Zoya selanjutnya membuat ia mengurungkan niatnya. "Gue tau lo kaya, punya kekuasaan, tapi karena sikap lo yang seenaknya buat lo gak tau diri. Membuat semua orang benci sama lo bahkan doain lo supaya celaka. Daripada lo buang buang tenaga, mending lo bantuin guru beresin buku. Lebih berguna."

Zoya  meninggalkan Keyra. Keyra yang melihat Zoya berjalan meninggalkannya berdecak, kemudian ia pun melihat Bintang berjalan bersama dengan Natasha. Senyumnya perlahan terbit, dan didalam otaknya tersusun rencana untuk membully Natasha.

Ia berjalan menghampiri kedua orang yang berjalan bersisihan sambil berbincang itu, kemudian berjalan di tengah-tengah mereka. Dengan sengaja bahunya menabrak bahu Natasha. Natasha mengaduh dan menatap Keyra tajam.

Ia pun mencekal pergelangan tangan Keyra sebelum gadis itu berjalan menjauh. Keyra berhenti karena ada yang mencekal pergelangan tangannya, ia pun melirik orang yang mencekalnya. Ia berbalik menatap Natasha.

Alisnya mengangkat sebelah, senyum miringnya menandakan bahwa ia menantang Natasha. Natasha hanya menatapnya datar, kemudian menghempaskan pergelangan tangan Keyra. "Minta maaf"

Keyra menahan tawanya agar tidak keluar, hal itu membuat Natasha merasa aneh. "Gue bilang, minta maaf"

Keyra menatap Natasha tak percaya. Ia pun menunjuk dirinya sendiri. "Apa lo bilang? Gue? Minta maaf? Sama lo? Ogah"

Keyra bersiap meninggalkan Natasha, nampun ucapan Natasha menghentikan niatnya. "Gue tau kalo lo haus perhatian. Sifat lo yang gatau diri buat gue makin kasian sama lo, pantes aja dia ninggalin lo."

Natasha menarik tangan Bintang agar meninggalkan Keyra, Keyra yang merasa tersinggung pun memanggil Natasha. "Maksud lo apaan?"

Natasha membalikkan badannya. Senyum miringnya tersungging. "Gue tau apa yang lo rasain, dan gue tau apa yang lo inginkan. Gue tau lo mau balas dendam ke Bintang lewat gue, tapi coba aja kalo bisa."

Keyra mengerutkan alisnya bingung. Ia tidak mengerti ucapan Natasha, tapi bagaimana gadis itu tau rencananya? Siapa gadis itu?

Ia menggelengkan kepalanya dan melanjutkan langkahnya menuju kelas. Saat sampai dikelas, ia melihat Alden yang sedang menulis sesuatu di mejanya. Ia pun menghampiri Alden.

"Woi, nulis apaan lo?" Alden terkejut melihat kedatangan Keyra, ia buru buru memasukkan kertas yang ada ditangannya kedalam almet. "Nulis apaan? Perasaan gue nggak nulis apa-apa."

Alden berdiri dari kursinya dan berjalan keluar kelas. Keyra tidak memperdulikan sikap Alden dan duduk di samping Nesya. Ia meletakkan tasnya di laci dan mengeluarkan ponselnya.

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang