Berisik

677 89 2
                                    

"kau?!"

Yang diteriaki itu malah menyengir jahil

"haha, surpraiseee!!" kata Kim Mi-Cha yang notabene nya teman terdekat Dahyun. Yaa sangat dekat sampai Micha pun tahu, ukuran Bra yang dipakai Dahyun. Haha iya, sangat dekat, seperti Saudara hanya beda Ibu.

"yaa, kau mengagetkanku saja!" ucap Dahyun frustasi.

Micha tertawa.

"hei, berhentilah. Nanti kita mengganggu tetangga"

"tadi kau kira aku apa? Hantu?" Ucap Micha cekikikan.

Dahyun memutar bola matanya malas.

"heiiyo, Dahyunie ku yang sangat cantik dan menggemaskan ini, berhentilah jadi penakut mulai sekarang"

"sudahlah, ayo masuk sudah malam"

"tidak tidak, aku tidak ingin menginap hari ini. aku hanya ingin mengajakmu pergi ke acara syukuran paman dan bibiku besok"

"syukuran apa?" Tanya Dahyun

"mereka mempunyai momongan" ucap Micha setengah berbisik

"oh wah, Daebakk" Dahyun mengacungkan jempolnya.

"baiklah, besok kau kujemput jam 5 sore"

"sebenarnya kau bisa menghubungiku lewat telfon"

"ah, tidak apa, aku kebetulan lewat tadi. Aku pulang"

"arraso, hati-hati dijalan" dibalas lambaian tangan oleh Micha.

Dahyun masuk ke apartementnya, bersiap untuk istirahat.

----

"ah berisik" ucap Jimin saat mendengar suara yang keras.

"selama aku diam disini tidak pernah ada keributan"

Suara gelak tawa terdengar.

"Mereka pikir candaan itu tidak mengganggu orang lain?!" kata Jimin Frustasi ketika mendengar suara gelak tawa seseorang dari luar apartementnya

Cukup lama menunggu.

Suara orang orang dari luar tidak terdengar lagi.

"ah mungkin mereka sudah pergi"

Hari ini Jimin memutuskan untuk tinggal di apartement pribadinya, tempat ia biasanya beristirahat ketika ia kabur dari rumah.

Tidakkah kalian tahu, orang tua Jimin cerai ketika ia masih kecil, dan mereka berdua pergi dan sama sekali tidak ada yang kembali untuk menjaga dan merawatnya hingga sebesar ini. Hanya nenek dan keluarga besarnya sajalah yang masih bertahan disisinya saat ini.

Dan asal kalian tahu, Jimin adalah orang tertutup. Sangat tertutup.

Banyak sesuatu yang ia pendam. Banyak rahasia yang ia sembunyikan.

Hanya neneknya saja yang tahu kepedihan yang dialami Jimin, tapi tidak semua, hanya sedikit dari beberapa kepedihan Jimin.

Bahkan Neneknya merahasiakan dari kerabatnya bahwa Ayah Jimin pergi tanpa mengucapkan pamit.

Hak asuh Jimin diambil oleh Ayahnya, tapi Ayahnya pergi meninggalkannya. Sangat tidak masuk akal bukan?

Selama ini juga neneknya berbohong.

Neneknya menutupi semuanya dengan mengatakan bahwa anaknya--Ayah Jimin bekerja diluar negeri, dan pulang setahun sekali, dan untungnya mereka percaya begitu saja.

Sedikit meringankan beban Jimin.

Bukan berarti Jimin tidak ingin bercerita kepada teman atau kerabat yang seumuran dengannya demi menghilangkan bebannya sedikit demi sedikit. Tapi ia menunggu orang yang tepat, untuk bisa ia ajak untuk merasakan kepedihan yang sama dengannya.

Tidak disangka-sangka bunyi dering ponsel Jimin membuyarkan lamunannya.

'Nenek is calling'

"ada apa?"

"mengapa kau tidak pulang kerumah nak? Ada apa?"

"aku lembur di perusahaan nek" ucapnya Berbohong.

"baiklah, aku tidak memaksamu. Tapi besok pagi pulanglah, agar aku bisa melihat wajahmu. Setidaknya untuk sarapan"

"baiklah akan ku-usahakan"

----

WAH GILA.

Jangan lupa vote dan coment yaa!

Ngerti gaa? Komen ya kalo engga ngerti biar aku revisi hehe, soalnya part kali ini aku buat sendiri.

Lvyu.
- Rel

No One Knows [ Discontinue ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang