-13-

577 77 7
                                    

[WARNING! Banyak Typo]

Dahyun menyenderkan punggungnya ke kursi miliknya. Ia belum mendapatkan pekerjaan tetap, ia sedikit membantu Jihwan dan Dongsoo memindahkan data keuangan produk yang baru saja keluar. Dan itu cukup membuatnya lelah seharian ini. Ia baru merasakan apa itu bekerja perusahaan yang sebenarnya. Ternyata memang lelah. Tidak jarang ia melihat tetangga apartementnya yang notabenenya pembisnis semua pulang larut dengan alasan lembur. Dahyun pasti sangat lelah.

"Sudah selesai" ucap Jihwan juga menyenderkan punggungnya di kursi.

Sudah banyak pegawai yang berpamitan kepada mereka bertiga, memang, karena ini sudah jam pulang.

Dahyun jadi ingat perkataan Jimin tadi bahwa ia mengajak Dahyun pulang bersama. "Um.. Apakah Jimin biasanya pulang setelah kita semua pulang?" tanya Dahyun

"Iya, ia biasanya pulang setelah ruangan ini kosong, kecuali ia ada urusan pribadi yang mengharuskan dirinya pulang awal. Ceo kita itu disiplin, makanya aku betah bekerja disini" ucap Jihwan antusias

Dahyun hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Jika Jimin pulang paling terakhir, itu artinya ia juga harus menunggu. Baiklah, daripada membuang uang untuk taxi, lebih baik menerima tawarannya dan menunggu.

Sudah banyak pegawai yang pulang. "Ayo pulang" ucap Dongsoo.

----

Dahyun bingung harus menunggu Jimin dimana, jika ia pergi ke ruangannya..

Ah tidak, lebih baik tidak saja, dari pada menyesal.

Jadi ia memutuskan untuk menunggu dilobi perusahaan saja.

"Ngomong-ngomong kau pulang dengan siapa? Dijemput?" tanya Jihwan yang berdiri disampingnya.

Dahyun harus jawab apa?!

"a..ku.." Jihwan terlihat menunggu jawaban Dahyun.

"Ya! Aku dijemput" ucap Dahyun pada akhirnya.

"Benarkah? Kalau begitu aku akan menunggumu pulang" ucap Jihwan

"Ah, tidak usah, untuk apa?"

"Kau akan sendirian disini"

"Tidak, pulanglah, lagipula disini kan masih ada orang" ucap Dahyun membujuk Jihwan pulang, kalau tidak Dahyun akan ketahuan jika ia pulang bersama Jimin.

"Sungguh?" Dahyun mengangguk sambil menunjukan senyum lebarnya. "Iya, pulanglah" sambil mendorong tubuh Jihwan.

"Baiklah baiklah, setidaknya kita bertukar nomor ponsel terlebih dahulu" ucap Jihwan mengambil ponselnya didalam tas.

Mereka pun bertukar nomor dan setelah itu Jihwan pulang dengan mobil pribadinya. Akhirnya Dahyun merasa lega, tapi ada sesuatu yang mengganjal. Bagaimana jika Jimin pulang duluan karena ada urusan pribadi, dari tadi kan ia tidak ada menghubungi Jimin sekali pun. Ah, bodoh. Ia bergegas mencari nomor Jimin di ponselnya.

Dahyun :
Kita jadi pulang bersama kan?

Tidak ada balasan.

Ingin mengumpat.

Dahyun menghentak-hentakan kakinya seperti orang gila. Seharusnya ia pulang saja tadi, tidak perlu repot-repot menunggu pria menyebalkan itu.

Lalu suara klakson mobil mengejutkan dirinya. Mobil hitam berkelas berhenti tepat didepannya. Dahyun bingung, ia menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan kaca mobil dan.. Wah!

Itu Jimin.

"Masuklah" ucapnya pelan tapi masih didengar Dahyun. Dahyun jadi malu karena tadi ia melakukan hal seperti orang gila. Ia masuk tanpa membuat suara.

No One Knows [ Discontinue ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang