Sepupu

478 81 1
                                    

Jimin keluar dari toilet setelah sedikit bersenang-senang tadi. Siapa sangka setelah mengerjai Dahyun tadi, Jimin lebih banyak tersenyum hari ini. Dan dari jauh Hyura melihat keberadaan Jimin.

Siapa yang bisa mengembalikan senyum Jimin yang secerah itu? ucap Hyura dalam hati.

Jimin juga menangkap mata Hyura, lalu pergi untuk berada dekat dengan neneknya.

"ada apa? Mengapa kau tersenyum nak?"

Jimin menerjap. Apa sedari tadi ia tersenyum? Tidak mungkin.

Jimin kembali ke wajah datarnya. "tidak ada"

Neneknya tersenyum. Jika sudah seperti itu Jimin tidak ingin diajak bicara tentang topik itu lebih jauh lagi. "pergilah bertemu sepupu sepupumu disana" Hyura menunjuk sekumpulan Pria dan wanita yang sedang duduk disofa mengobrol.

Sepupu? Yang ia ingat hanya Park Bora--teman masa kecilnya saja. Itupun sudah lama ia tidak ketemu. Karena Bora pindah rumah di London. Jimin perlahan menggeleng pada neneknya. Ia tak pernah tahu sepupunya sebanyak itu. "hey, jadilah laki-laki sejati, disana ada Bora"

"nenek dengarlah, biarpun disana ada Bora tetapi tetap saja canggung, aku tidak mengenal mereka"

"hmm, ayolah" Hyura menarik pergelangan tangan Jimin dan berjalan kearah cucu-cucunya.

"Nenek datang!" ucap salah satu diantara mereka. Secara bergantian mereka ada yang memeluk dan mencium tangan Hyura.

Tidak ada yang menyadari keberadaan Jimin.

"Jimin?" ucap seorang Wanita. Jimin menerjap. "Kau betul betul Park Jimin?" ucapnya sekali lagi dan mendekat pada Jimin. Semua terdiam. Suasana menjadi canggung. Jimin ingat dia Park Bora

"Iya dia cucuku" Ucap Hyura dan yang lain bersorak secara bersamaan "JIMIN!!"

Mereka banyak menghujani Jimin dengan kata kata.

"kau tampan man"

"Kita tidak pernah bertemu sebelumnya, jadi ayo kita berkenalan"

"aku sudah banyak mendengar tentangmu Hyung, Bora eonni yang memberitahuku"

"Sudah lama aku tidak melihatmu Jim"

Ucap mereka semua seperti seorang wartawan yang sedang mewawancarai seorang selebritis. Perlahan sudut bibir Jimin terangkat. Jimin mungkin ingat sebagian dari mereka.

"Hey jangan seperti itu" ucap Hyura melerai mereka.

Jimin menunjuk pria jangkung memakai jas Putih, rambutnya hitam melekat disisir kesamping. "Minkyu, iyakan?" ucap Jimin hati hati. Tanpa menunggu lagi pria yang ia sebut Minkyu itu menghampirinya dan memeluknya "kapan kita membeli mainan baru lagi man, aku merindukanmu" Jimin membalas pelukan Minkyu sambil terkekeh.

Lalu ia menunjuk Pria disamping Minkyu "kau pasti Dongmin"

"hahah benar!" Mereka berdua berpelukan.

"Bora-ya!" wanita yang dipanggil itu, langsung memeluk leher Jimin tanpa berkata apa apa lagi. "aku merindukanmu. Aku sangat merindukanmu"

"kau tau? Aku sudah lama pindah dari London, dan saat aku berkunjung kerumahmu, kau selalu mengurung dirimu didalam kamar" Jimin Diam . Benarkah?

"kau jahat Jim" ucap Bora masih dalam keaadaan memeluk Jimin. Dan memukul dada Jimin, tidak keras.

"Hey, sudahlah maafkan aku"

"kau pikir aku akan memaafkanmu?" ucap Bora sinis, melepaskan pelukannya. Jimin hanya terkekeh. "lalu ini siapa?"

"aku Aera, Park Aera. Hyung" ucap yang ditanya itu.

"dia adikku" Diselingi Bora.

"Sudah besar dan tinggi, lebih tinggi dari kakaknya" ucap Jimin sambil melirik kearah Bora. Bora melotot tidak terima. "Iya karena dia lahir dan dibesarkan dilondon jadi makanan disanalah yang membuat dirinya tinggi" Kata Bora. Mereka semua tertawa

Dan akhirnya Jimin dan Sepupunya larut dalam obrolan mereka bersama.

---

Helloooo, jangan lupa vote dan komennya, see u on the next Chap yeuu!🖤🖤

Lvyu.
-rel

No One Knows [ Discontinue ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang