chapter 10

147 7 0
                                    

Letty bergegas mengendarai mobilnya menuju kantor Polisi. Letty merasa sangat gugup dan ketakutan, ia sangat kesal. tak lama kemudian ia sampai di kantor Polisi, ia melihat mobil Brian sudah terpakir di depannya. Letty merasa sangat takut untuk masuk ke dalam sana. dengan tangan gemetar ia membuka pintu mobil dan turun dari mobilnya. namun setelah turun Letty semakin ketakutan, ia merasa harus segera pergi dari tempat itu iapun beranjak kembali menuju mobilnya saat akan menutup pintu tiba-tiba ada seseorang yang menahan pintu mobilnya sambil berkata,"Kau akan pergi kemana?" sontak Letty terkejut dan menoleh ke arahnya, ternyata itu Brian.

Letty meneriaki Brian dan berkata,"apa yang kau lakukan? aku sangat terkejut."

"Hei mengapa kau sangat marah? aku hanya bertanya kau akan pergi kemana?" ucap brian.

"a..a..aku tidak kemana-mana aku hanya ingin mengambil ponselku yang tertinggal," jawab Letty sambil terbata-bata.

Brian bertanya," Ada apa denganmu apa kau sedang sakit? mengapa kau sangat pucat dan berkeringat?"

"Aku hanya tidak enak badan," jawab Letty. lalu Letty bertanya lagi pada Brian,"apa kau sudah melihat bukti CCTV itu?"

"Belum kami semua belum melihatnya, ayo kita masuk dan langsung melihatnya," ajak Brian

Merekapun berjalan masuk. sesampainya di dalam Letty melihat Dessy, Peat, Billy, Shalimar, dan ternyata orang tua rose juga ada disana. ia semakin pucat, berkeringat, dan sangat ketakutan. Letty menyapa teman-temannya,"Hai bagaimana hasilnya? apa kalian sudah melihatnya?" tanya letty sambil duduk di sebelah mereka.

"Belum mereka menyuruh kami untuk menunggu," jawab Dessy.

Tidak beselang lama seorang Detektif memanggil mereka semua untuk masuk ke suatu ruangan. sesampainya di dalam Detektif itu berkata,"Bukti rekaman CCTV ini tidak begitu jelas," Letty menghela nafas. lalu Detektif itu berkata lagi,"tetapi kami sudah menyimpan ciri-ciri pembunuhnya, ia adalah seorang wanita," mereka semua terkejut.

"Bagaimana mungkin seorang wanita bisa membunuh dengan cara sekeji itu?" tanya ibu Rose yang terus menangis. Detektif itupun menunjukan vidio rekaman CCTV itu kepada mereka semua, dan benar saja wajahnya tidak terlihat di CCTV itu hanya badannya saja yang terlihat. ibu Rose tiba-tiba pingsan saat melihat anaknya di pukul dengan sangat keras, ia tak kuasa menahan tangisnya .

"sepertinya pembunuh ini sudah sangat profesional, dilihat dari cara ia memukul korban dan mencari tempat yang sangat aman, sepertinya dia sudah merencanakan semuanya dengan sangat matang," ucap Detektif itu.

"tapi setahuku dia tidak pernah menceritakan masalah apapun pada kami, dan tidak ada yang aneh darinya. tapi tunggu Detektif aku ingat sesuatu, saat ditemukannya jenazah Rose disutu ada setangkai mawar kan?" tanya Billy

"Ya benar sekali ada setangkai mawar merah di dekat jenazah rose. ada apa? apa kau menemukan sesuatu?" ucap detektif itu

Billy berkata,"Saat kami menginap di rumah Dessy, pagi itu saat aku akan pulang, aku melihat setangkai mawar merah di depan pintu rumahnya," Dessy, Peat, Shalimar, dan Brian terkejut mendengar ucapan Billy,"Apa? mengapa kau tidak mengatakannya padaku? mengapa baru sekarang?" tanya Dessy dengan nada marah,"aku hanya tidak ingin membuat kalian semua takut," ucap Billy.

"sudah...sudah, tidak perlu berdebat. sekarang dimana mawar yang kamu temukan itu?" tanya detektif itu pada Billy.

"Aku sudah membuangnya," jawab Billy.

"Baiklah kalau begitu. kasus ini semakin rumit, kemungkinan kalian sedang di teror oleh pembunuh itu," mendengar detektif itu berkata mereka sedang di teror Dessy dan Shalimar menangis ketakutan,"Ayolah teman-teman tidak perlu takut ini masih kemungkinan," ucap Peat menenangkan Dessy dan Shalimar.

Detektif itu memberikan sebuah kartu nama sambil berkata,"simpanlah ini, jika ada sesuatu kalian bisa menghubungi nomor itu. kalian boleh pergi sekarang, ingatlah untuk selalu hati-hati dimanapun kalian berada."

Mereka pergi meninggalkan kantor Polisi itu. jam sudah menunjukan pukul 16:30

"Kalian akan pergi kemana? ayo kita pergi ke Lotus Bar, sudah lama aku tidak kesana," ucap Billy.

Dessy mendengar ajakan dari Billy langsung mendorong dan meneriakinya,"Apa kau sudah gila? apa kau tidak memikirkan nyawamu yang sedang di ancam? bagaimana bisa kau mengatakan itu saat kita semua sedang di teror.

"cukup-cukup Dessy tenanglah Detektif itu mengatakan hanya kemungkinan, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,"ucap Letty sambil menenangkan Dessy

"Letty benar, tidak perlu merasa terlalu cemas kita hanya harus waspada," ucap peat yang juga menenangi Dessy.

"sebaiknya untuk saat ini kita semua pulang saja untuk istirahat, kami akan mengantar kalian," ucap ambil masuk ke dalam mobil untuk mengantar Dessy dan Shalimar.

"Maaf aku tidak bisa ikut mengantar kalian. aku sudah ada janji malam ini," ucap Letty

"Baiklah tidak masalah, kita akan bertemu besok. tetap berhati-hati  ya mungkin saja pembunuh itu sedang mengincarmu," ucap Billy. Dessy menatap Billy dengan tatapan marah. Billy berkata,"ayolah aku hanya bercanda tidak perlu marah." merekapun pergi meninggalkan Letty.

Letty bergumam sendiri,"Kau salah Billy saat ini pembunuhnya sedang mengincarmu, waspadalah semampumu hahaha." Letty beranjak pulang menuju rumahnya.

Bersambung...





Pembunuh Berambut MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang