chapter 8

210 10 0
                                    

Kamis pukul,9:00

Dessy,peat,Billy,Shalimar,dan Brian,
Berkumpul di parkiran kampus sambil terus menghubungi Rose yang tak kunjung menjawab telfon mereka.
Mereka semua panik,
Tidak biasanya Rose tidak masuk kampus tanpa memberi kabar,dan ia juga tidak pernah mengabaikan panggilan dari teman-temannya.
Dessy terus menelfon rose dan mereka berjalan-jalan mengitari
kampus.

Shalimar berkata"hei teman-teman apa kalian mendengar sesuatu."sambil menghentikan langkah kakinya.
Brian berkata "ya aku mendengarnya itu suara handphone yang berdering"
Dessy mematikan telfonnya dan menghubunginya lagi,lalu suara itu muncul lagi.
Billy berkata"sepertinya suaranya datang dari gudang kosong itu" sambil menunjuk ke arah gudang kosong yang berada tepat di sebelah kampus mereka.
Dessy,peat,Billy,Shalimar,dan Brian
Berjalan menuju gudang itu perlahan-lahan.
Mereka takut tapi sangat penasaran dengan suara itu,lalu mereka masuk dan membuka pintu gudang tersebut, setelah masuk ke dalam gudang itu mereka semua menjerit histeris dan ketakutan,ternyata mereka melihat mayat tergeletak disana yang sudah bersimbah darah dengan badan yang terikat.
Dessy dan Shalimar sangat histeris mereka sangat ketakutan dan langsung bersembunyi di belakang Peat dan Billy.

Brian berkata"tenanglah,tenang,kalian harus tenang."sambil menenangkan Dessy dan Shalimar.
Brian berjalan perlahan menuju mayat tersebut lalu melihat wajahnya, Brian sangat terkejut ternyata mayat tersebut adalah temannya Rose.
Ia terdiam dan merasa tidak percaya bahwa mayat tersebut adalah temannya sendiri.
Mereka bergegas keluar dari gudang itu,Brian langsung menelfon polisi dan memberi tahu bahwa mereka menemukan mayat wanita di sebuah gudang dekat kampus mereka.

Tak lama polisi datang ke gudang itu dan langsung memasang garis polisi, orang-orang mulai berdatangan untuk melihat mayat tersebut.
Di depan gudang itu Dessy dan Shalimar tak kuasa menahan tangisnya mereka.
Mereka masih tidak percaya bahwa teman mereka sudah tiada.
Polisi mendatangi, Dessy,peat,Billy,Shalimar,dan Brian sambil berkata,
"Apakah kalian bersedia dimintai keterangan."
Brian menjawab "ya kami bersedia."
Lalu mereka pergi ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Polisi bertanya "apa kalian berteman dengan wanita tersebut?"
Brian menjawab "ya kami berteman baik dengannya."
Polisi itu bertanya lagi " apa akhir-akhir ini ia terlibat keributan dengan seseorang? Atau dia bersikap aneh? "
Brian menjawab " tidak ia tidak ada terlibat keributan sama sekali,dan juga tidak ada yang aneh,kami selalu bersamanya"
Polisi itu berkata "apa mawar merah yang ada di dekat mayatnya itu milik kalian atau bukan?"
Brian berkata "tidak,itu bukan milik kami mawar merah itu sudah ada disana sejak kami menemukan mayat itu"
Lalu polisi itu berdiri sambil berkata "baiklah terimakasih karena sudah memberi keterangan,kalian boleh pergi"
Dessy,peat,Billy,Shalimar,dan Brian bergegas pergi meninggalkan kantor polisi itu.

Pukul 1:00 di tempat latihan menembak

"Kring...kring...kring...kring"
Handphone Letty berbunyi,ia melihatnya ternyata itu telfon dari Brian,sambil tersenyum Letty mengangkatnya dan berkata.
"Ya Brian ada apa?"
Brian berkata " Rose...Rose di bunuh oleh seseorang."
Letty berpura-pura terkejut dan berkata "hah...siapa yang  membunuhnya,dimana kejadiannya,dan kalian ada di mana sekarang"
Brian menjawab"di gudang tempat di mana Letta di bunuh,kami sekarang ada di parkiran kampus"
Letty berkata " baiklah aku akan segera kesana."
Letty bergegas pergi meninggalkan tempat latihannya dan pergi menuju kampus Brian.

Setibanya di kampus,Letty melihat Dessy,peat,Billy,Shalimar,dan Brian duduk di parkiran Letty turun dan berkata "hei bagaimana ini bisa terjadi?"
Brian menjawab "entahlah ini terjadi begitu saja,kami sangat terkejut melihat mayatnya,dengan lubang di kepalanya,dan juga ada serangkai mawar merah apa maksud dari mawar merah itu,kenapa ia membunuh dengan meninggalkan jejak?"
Dessy berkata "mungkin pembunuh itu tidak sengaja menjatuhkannya."
Letty berkata "tidak...mungkin itu sebuah peringatan akan ada yang selanjutnya."
Mereka terdiam dan melihat ke arah Letty.
Lalu Letty berkata "ya bisa saja seperti yang ada di film-film."
Dessy dan Shalimar menjerit ketakutan.
Peat berkata "ayolah tidak perlu takut,itu hanya gertakan saja" sambil menenangkan Dessy dan Shalimar.

Dessy mengajak Letty,peat,Billy,Shalimar,dan Brian untuk pergi ke rumahnya mereka semua mengiyakan ajakan Dessy,Letty berfikir"ini saatnya untuk mengetahui tempat tinggal kalian satu persatu."
Merekapun pergi menuju rumah Dessy.
Sesampainya disana Letty bertanya,"hei Dessy apa kau tinggal sendiri ?"
Dessy menjawab,"tidak,aku tinggal bersama Shalimar."
Letty bertanya,"dimana orang tuamu?"
Dessy menjawab," mereka tinggal di luar negri."
Letty bertanya lagi,"bagaimana dengan Shalimar? Dimana orang tuanya."
Dessy menjawab,"dia adalah sepupu ku,orang tuanya bercerai sejak ia SMP,jadi setalah itu ia tidak tinggal bersama orang tuanya lagi"
Letty bertanya," lalu bagaimana dengan, Billy,peat,dan brian,dimana mereka tinggal?"
Lalu Dessy menjawab "mereka tinggal di asrama kampus,tapi terkadang mereka juga menginap disini"
Letty menjawab "oh baiklah"
Mereka berkumpul sambil meminum-minuman keras.
Dan setelah beberapa saat berbincang Letty pamit untuk pulang karena jam sudah menunjukkan pukul,22.00
Letty keluar dari rumah Dessy, lalu ia meletakkan bunga mawar di depan pintunya dan berkata "aku akan membuat kalian merasa takut selama kalian masih hidup" sambil tersenyum dan meninggalkan rumah Dessy.

Sesampainya di rumah Letty langsung mengambil foto Dessy,peat,Billy,Shalimar,dan Brian lalu berkata "siapa yang akan menjadi korban selanjutnya,apakah kau atau kau."sambil menunjuk foto Billy dan Dessy
"Hmmm... mungkin akan lebih menarik jika aku membunuh mu lebih dulu."sambil menunjuk foto Billy dan menandainya.
Lalu ia pergi meninggalkan foto itu dan beranjak tidur.

Bersambung...

Pembunuh Berambut MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang