PROLOG

6.8K 382 6
                                    

"Ya Tuhan aku harus kemana lagi?"
Sakura mengelap keringatnya dan sesekali mengelus perutnya yang sudah membuncit. Ia duduk di dekat gereja yang biasa digunakan untuknya saat hari Minggu tiba. Kursi yang didudukinya sudah rapuh, Sakura takut kursi ini tak bisa menahan beratnya yang semakin bertambah.

Sakura sudah berjalan sangat jauh dari kediamannya. Setelah sidang perceraiannya dengan sang suami, ia langsung di depak dari rumah tanpa diberi perbekalan sedikit pun. Sakura hanya mengandalkan uang tabungannya saat bekerja dulu. Hanya sedikit, ia ragu tidak akan mampu membiayai sang jabang bayi, apalagi saat lahiran. Sakura takut tidak mempunyai uang.

"Sayang apa kau lelah? Maaf mama tidak bisa memberimu makan untuk hari ini ya? Tapi mama janji besok kau akan makan enak."  Sakura mengelus perut buncitnya yang berusia lima bulan itu dengan sendu. Ia tidak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaannya sekarang.

Marah, kecewa tapi juga bahagia dengan kehadiran sang jabang bayi. Sakura memutuskan untuk berjalan kembali, ia harus nekat sekarang.

Berjalan menuju arah stasiun dan membeli tiket kereta kelas bawah. Tidak apa-apa, setidaknya ia bisa kabur dari kota ini. Sakura tidak ingin terjebak lagi dalam kubangan menyesakkan ini. Ia dan bayinya harus hidup bahagia, walaupun Sakura tak yakin akan itu.

Tidak! Sakura harus berusaha dan bisa.

Cukup ia saja yang mengalami penderitaan seperti ini, bayinya jangan. Cukup Sakura yang merasakan sakitnya penyiksaan fisik dan batin, bayinya jangan.

Sakura memutuskan untuk pergi dari Tokyo, dan pergi ke Okayama.






TBC.

bantu support, terimakasih

STUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang