"Selamat Nona! Akhirnya anda benar-benar menjadi Nona muda saya!" Seru Bella kegirangan.
"Ah..Bella tidak perlu berteriak." Carina mengusap telinganya akibat ulah pelayannya itu.
"Anda tidak tahu bahwa semua pelayan di mansion ini sangat senang dengan berita tentang anda yang menjadi Putri Tuan Duke. Akhirnya ada cahaya di utara ini."
"Apa maksudnya?"
"Saya harus menjelaskannya dulu pada anda. Wilayah Utara yang di kuasai oleh Keluarga Grand Duke Killian adalah wilayah yang selalu terkena badai salju dan serangan monster yang menyerang ibu kota. Apalagi di Mansion ini kami hanya melayani Grand Duke saja yang setiap berada di dekatnya, suhu di sekeliling kami terasa sangat berat."
"Apa hubungannya dengan ku?"
"Tentu saja ada! Kami akhirnya bisa melayani majikan yang normal dan manis seperti anda. Betapa bahagianya kami parpara pelayan di Kediaman ini! "
"Bella..apa tidak akan ada pertentangan dengan kemunculan ku?" Carina tahu bahwa pasti ada orang-oranh yang tidak akan menyukai dia di posisinya.
"Tentu saja. Pastinya bangsawan dibawah Kekuasaan Tuan Duke akan datang dan mengajukan penolakan, tapi percuma saja. Mereka pasti akan di tolak dengan tegas oleh Tuan Duke."
•••
Ruang Makan
Carina menatap makanan di depannya lalu mengalihkan pandangannya ke arah pria depannya. Hari ini, Duke Deon memanggilnya untuk makan bersama di ruang makan, katanya untuk membangun keharmonisan dalam keluarga.
"Bagaimana makanannya?" Tanya Duke Deon pada gadis kecil disampingnya.
"Enak. Rasa dagingnya gurih dan bumbunya meresap dengan baik." Balas Carina.
Koki yang berdiri di belakang lantas menutup mulutnya saking bahagianya makanan yang dibuatnya akhirnya mendapatkan pujian.
"Setelah makan, aku akan mengajakmu keliling rumah biar kamu lebih mengenali letak dan struktur kediaman ini." Ujar Duke Deon.
"Apa pelayan saja tidak bisa? Bukankah anda sibuk? "
Duke Deon meletakkan sendoknya dan memandang mata gadis itu. "Seorang Ayah harus meluangkan waktu untuk putrinya." Ujarnya.
"Te-Terima Kasih."
Setelah makan, keduanya berjalan beriringan melewati lorong Mansion. Beberapa pelayan yang dilewati akan bereaksi membeku di tempat saat melihat pemandangan tersebut.
Carina melirik sosok tinggi di sampingnya, dia tidak bisa berpikir kenapa pria itu tidak mencari istri saja dan memiliki anaknya sendiri daripada mengadopsi gadis asing.
"Ini tempat latihan prajurit Arkena yang merupakan kesatria terbaik di Kerajaan ini." Kata Duke Deon.
Carina mengalihkan pandangan matanya ke arah lapangan yang luas. Dia melihat beberapa pria tanpa memakai atasan sedang memegang pedang ditangan mereka samb melakukan sparing dengan rekan mereka.
"Mereka kuat. " Gumam gadis itu yang di dengar oleh Duke Deon.
Tiba-tiba seorang pria dengan rambut coklat gelap dipadukan dengan netra biru yang indah.
"Bastian Eleazar menghadap paduka Duke!"
Carina menatap pemuda berusia 17 tahun yang hampir mirip dengan Kakak laki-lakinya itu. Gadis itu tanpa sadar mencoba mengulurkan tangannya karena teringat kakaknya itu, tangannya langsung di tahan oleh Duke Deon yang menatap ke arah Bastian dengan tajam."Jangan tebar pesona pada putriku, Sialan!" Umpat nya.
Bastian yang tidak tahu bahwa dia sudah di black list oleh majikannya sendiri karena wajahnya langsung tertekan di tempat.
Carina dan Duke Deon kembali melanjutkan tur mereka. Kali ini mereka pergi ke area rumah kaca yang berukuran sangat besar hampir mirip seperti bangunan rumah.
"Indahnya~~" Seru gadis itu bersemangat. Di wilayahnya tidak ada tanaman seperti bunga yang bisa bertahan hidup tanpa bantuan sihir, melihat semua bunga yang mekar dengan indah di depannya, dia langsung bahagia.
"Apa di tempat tinggalmu dulu tidak ada bunga?" Duke Deon bertanya karena melihat reaksi gadis itu yang lumayan aneh untuk orang pada umumnya.
"Tidak ada." Jawab gadis itu. "Rumahku berada di tempat yang sangat dingin, jadi susah untuk menumbuhkan bunga disana. Ibuku yang menggunakan sihirnya untuk menumbuhkan bunga kalau aku ingin melihatnya."
"Rumah kaca ini menjadi milikmu sekarang. Lakukan apapun yang kamu mau, Carina. " Kata Duke Deon sambil mengusap kepala gadis itu.
Deg!
"Benarkah? Saya boleh kesini setiap hari?!"
Duke Deon tertegun saat melihat cahaya di mata indah gadis itu. "Iya."
Bersambung...