Pesta berakhir saat hari sudah sangat gelap. Carina kelelahan dan harus di gendong oleh Duke kembali ke kereta mereka. Gadis kecil itu tertidur dengan cepat, Duke Deon menaruhnya di dalam kereta dulu sambil menyelimuti tubuhnya. Dia harus berbicara dengan beberapa pengikut yang sedang menunggu keputusannya.
"Duke, Bagaimana dengan keputusan anda? Perihal Nona kecil yang kelas menjadi Duchess menggantikan anda, Nona harus memiliki pasangan yang akan membantunya kelak."
"Benar, Duke. Saya mengajukan Putra bungsu saya yang 2 tahun lebih tua dari Nona. Dia memiliki sifat yang baik dan juga cerdas."
"Tidak! Putra saya lebih baik dari putranya Tuan.".
" Lebih baik anakku! Anakmu pemalas!"
"Pemalas? Daripada anak mu yang selalu gila latihan pedang!"
Duke Deon memijat keningnya sakit mendengar perdebatan di antara semua orang.
Duk!
Duke Deon mendengar suara keras langsung berbalik dan matanya seketika berubah menjadi gelap saat melihat kereta yang jendelanya sudah terbuka.
"TEMUKAN MEREKA! " Perintahnya pada semua orang.
Bastian yang baru saja datang setelah melaporkan beberapa hal pada Ayahnya, langsung kaget dengan keadaan di depan kereta.
"Tuan?" Dia segera mendekati Duke.
Sensasi panas segera menyerang semua orang karena Duke Deon saat ini berada diluar kendali. Energi Sihir meledak menghancurkan sekitarnya. Para Kesatria Arkena segera menyebar menyelusuri seluruh area istana.
•••
Carina yang merasakan tubuhnya lemah akibat obat bius yang di berikan padanya. Mata gadis itu seketika melebar saat merasakan keakraban dengan penampilan orang-orang yang sedang menculiknya ini.
Dia membutuhkan beberapa menit untuk memulihkan energinya. Mata gadis itu menghitung orang-orang yang menculiknya tersebut.
Mereka orang-orang yang sama yang pernah mengejarnya dan Kakaknya. Dia mengenali bentuk sulaman di dada kiri mereka.
Dragon Slayer Blood
Organisasi yang berbahaya dan kejam. Mereka membunuh banyak manusia dan non-manusia. Carina merasakan kebencian dalam hatinya semakin meluap. Organisasi yang memisahkan dia dengan kakak laki-lakinya kembali memisahkan dia dengan ayahnya lagi.
Energi yang meluap dari tubuhnya segera mengejutkan orang yang sedang membawanya.
Bruk!
Melihat salah satu rekan mereka jatuh, semuanya langsung waspada. Debu yang tebal perlahan menghilang menyisakan sosok kecil yang sedang mencekik leher rekan mereka.
Mata Carina sudah berubah menjadi Biru Vertikal. Sisik di wajahnya mulai keluar karena kurangnya kontrol dalam dirinya akibat emosi yang meluap.
Suhu di sekitar seketika berubah menjadi dingin di susul oleh hembusan angin bersalju. Sekitar mereka mulai berubah menjadi es, bahkan mayat rekan mereka ikut menjadi patung es.
"DIMANA KAKAK LAKI-LAKI KU?! " Carina segera muncul dengan cepat di depan salah satu penculil itu.
Tangannya memegang wajah pria itu hingga membuatnya membeku.
Crash!
Kepala pihak lain hancur menjadi bongkahan es. Adengan mengerikan itu segera membuat semua orang merinding ketakutan.
Perlahan ekor putih bersisik perak muncul di belakang tubuh gadis itu. Ekornya berayun pelan yang seketika berubah menjadi cepat yang terbang menuju ke arah para penculik.
Slap!
Tubuh rekan mereka di tikam oleh ekor milik gadis itu. Carina melemparkan mayat di depannya kasar. Dia membunuh manusia dengan santainya.
"Bos! Dia berbahaya daripada naga biasanya! Kita tidak bisa membawanya!" Seru salah seorang penculik.
Carina menyipitkan matanya. Dia mengangkat kedua tangannya ke atas. Semilir angin salju segera muncul membentuk ratusan tombak es.
"Kalian tahu bahwa aku Seekor Naga?"
[Tombak Es]
Carina menjatuhkan tangannya yang tadi mengarah ke atas, hal itu diikuti oleh hujan tombak es yang segera menancap ke jantung semua orang berjubah hitam tersebut.
Carina perlahan berjalan mendekat salah seorang yang masih hidup tapi sudah sekarat. Darahnya menetes di tanah hingga membuat tanah di sekitar mereka menjadi genangan merah.
"To-Tolong maafkan saya..." Pria bertopeng mencoba meminta pengampunan dari gadis kecil di depannya.
Sayangnya, kebencian di hati Carina tidak membiarkan kata maaf untuk semua orang yang sudah menyakiti dia dan keluarga nya.
"Siapa 'Orang' yang menyerang wilayah Naga Perak saat itu? "
"Sa.. saya tidak tahu!" Ujarnya tetapi matanya menolak menatap mata gadis itu.
Carina tersenyum dingin yang membuat pria itu tahu bahwa dia benar-benar salah.
"Matilah dalam kedinginan abadi."
Tubuh pria itu segera berubah menjadi patung es yang langsung hancur menjadi berkeping-keping dalam sedetik kemudian.
Carina menatap telapak tangannya yang bersimbah darah. Matanya langsung terasa berat, hingga dia jatuh tidak sadarkan diri di mana dia dikelilingi mayat.
"Ka..Kakak.." Gumam gadis itu sebelum dia tidak bisa melihat apa-apa lagi.
Bersambung....