Chapter 4 -Pesta Teh

7.6K 647 19
                                    

Istana Permaisuri.

Sosok tinggi dengan balutan gaun merah serta mahkota emas yang menghiasi kepalanya. Rambut pirang yang di sanggul rapi dipadukan dengan kalung permata yang menghiasi leher jenjangnya.

"Salam untuk Bulan Kekaisaran!" Seorang pria dengan pakaian biru muda membungkuk di depan sosok itu.

Permaisuri Yurina, merupakan putri kandung dari Duke Vios yang menempati wilayah selatan. Wilayah yang dikenal sebagai jalur utama perdagangan.

"Paman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Paman..Bagaimana kabarmu hari ini?" Tanya Permaisuri tanpa berpindah tempat menyambut tamunya. Keangkuhan di matanya membuat siapapun segang hanya untuk menatapnya.

"Asassin yang diperintahkan belum memberikan kabar apapun, sepertinya sudah di habisi." Kata Pria itu.

Count Julian yang merupakan Paman Permaisuri dan juga orang yang menjadi kaki kanan wanita itu. Dia berusia 50 tahun tetapi wajahnya masih terlihat sehat karena dia memakai ramuan penyihir untuk menambah energi kehidupannya dengan mengorbankan hidup orang lain.

"Kaisar Alex belum menjadi salah satu dari kita. Untuk menguasai Kekaisaran ini, dia sangat dibutuhkan. Mengirim Asassin hanya agar dia berpikir bahwa Duke Killian mencoba membunuhnya, tetapi malah gagal. Menurut Paman bagaimana?"

Count Julian mengusap dagunya berpikir. "Saya dengar kabar bahwa Duke Killian mengangkat seorang putri baru-baru ini. Apa anda tidak mencoba mengait putri itu ke sisi Anda?"

"Anak yang kelahirannya tidak jelas itu? Aku bahwa bingung wanita mana yang berhasil menarik perhatian monster itu. "

"Tidak ada satupun informasi yang ditemukan oleh Guild mata-mata tentang identitas ibu anak itu. "

"Baiklah. Akan ada acara minum teh oleh para lady minggu ini, aku akan mengirim undangan ke Kediaman Duke Killian. Mari kita liat rakyat rendahan yang berhasil menjadi putri bangsawan itu."

"Kalau begitu saya akan pamit dulu, Yang mulia."

•••

Trang!

Trang!

Trang!

"Angkat tangan mu lebih tinggi, Nona." Bastian mengayungkan tangannya hingga kedua besi itu saling bergesekan.

Tring!

Carina melompat ke atas dengan jarak yang begitu tinggi. Hal itu mengejutkan semua orang yang menonton sesi latihan keduanya. Kemapuan nona muda yang hampir mengimbangi kesatria berbakat di kediaman ini.

THE DESCENDANT OF MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang