"Angkat sedikit lagi! Ayah jangan lambat! Masih banyak yang harus dicoba. "
Semua pelayan di Kediaman Duke menutup mulut mereka berusaha menahan tawa menyaksikan pemandangan di depan mereka. Nona Carina berusaha memaksa Duke Killian yang menakutkan untuk mencoba pakaian.
Undangan dari istana tiba yang mengirim adalah pelayan dari Permaisuri. Undangan di tujukan pada Nona Carina untuk menghadiri pesta teh para Lady di Kekaisaran ini yang diadakan oleh wanita terkuat daratan ini.
"Pakai yang ada saja kan bisa!" Seru Duke Deon yang hampir lemas sudah mencoba setelan pakaian sebanyak 10x.
Para Desainer tidak mungkin ada yang berani memaksa pria itu selain gadis cilik di depannya.
"Ayah harus terlihat tampan! Lalu rambut ini, Ayah harus potong rambut setelah ini!"
"Tidak mau!" Duke Deon seolah merengek pada gadis kecil didepannya.
"Tidak! Carina tidak mau dibilang punya Ayah yang jelek karena Ayah!"
Crash!
"Siapa yang berani menghina mu? Katakan padaku!" Sorot di mata pria itu seketika berubah menjadi dingin.
Carina tersenyum karena sikap yang begitu baik padanya. Kasih sayang tanpa melihat latar belakang orang lain, sungguh sangat manis.
"Ayolah! Aku mau ayah terlihat tampan besok!"
Duke hanya bisa pasrah dibawa 'Perintah' yang diberikan putrinya padanya. Saat dia duduk dan tukang pangkas rambut datang. Rambut panjang hitam pria itu tipis demi tipis mulai di potong.
Carina terlalu malas menunggu, dia memilih tidur di sofa karena mengantuk. Melihat pemandangan itu tidak ada yang berani menegurnya, apalagi tatapan penuh cinta Duke pada putrinya.
Setengah jam berlalu, Carina merasakan seseorang mengelus kepalanya. Matanya yang berat perlahan terangkat dan dengan manja dia mengusap wajahnya di perut orang itu yang dipisahkan helai pakaian.
"Um..Kakak..."
Hanya kalimat singkat tetapi semua orang dalam ruangan seketika menjadi batu.
Carina perlahan membuka matanya. Mata gadis itu seketika terbuka lebar kaget dengan sosok di depannya. Sepasang mata kuning keemasan yang mempesona di padukan dengan wajah rupawan yang mampu mengait hati wanita manapun.
"A-Ayah?" Gadis itu tanpa sadar menyentuh wajah tampan didepannya.
"Kau suka, hm?" Gumam Duke Deon membiarkan gadis itu menyentuhnya.
"Un! Ayah sangat tampan! " Pujinya bersemangat.
"Ada apa dengan hiasan rambut itu?" Tanya Carina bingung."Para Penata rias itu yang mau memakaikannya. Apa terlihat jelek?"
"Tidak! Tidak sama sekali! Malah terlihat pas di kepala Ayah." Ujarnya.
"Baguslah kamu suka. Hampir saja aku menebas kepala mereka jika itu terlihat jelek."
Deg!
'Pantas saja aku merasakan tatapan penuh harap dari arah belakang. Ancaman pria ini benar-benar bukan main.'
"Waktunya makan siang." Kata Duke Deon. Dia dengan mahir menggendong gadis kecil itu di pelukannya dan berjalan ke ruang makan.
Kepala Pelayan tersentuh dengan pemandangan di depannya begitu pula semua orang. Duke yang mereka layani selama bertahun-tahun adalah orang yang tidak pernah makan di ruang makan karena sibuk kerja dan melakukan pemberantasan wilayah selama ini. Sejak kedatangan Nona kecil, mansion yang dingin menjadi hangat untuk pertama kalinya.
Carina menatap daging panggang didepannya lapar. Sebelum dia menyentuhnya, piringnya sudah ditukar dengan piring lain, potongan daging yang rapi di taruh di depannya.
"Makan." Kata Duke Deon yang baru menukar piring keduanya.
"Terima kasih, Ayah."
Saat Carina ingin memasukkan potongan daging itu ke mulutnya. Jendela samping ruang makan tiba-tiba meledak.
Boom!
Lapisan Shield (Pelindung) segera melindungi keduanya. Carina tetap menyantap makanan miliknya dengan santai yang juga mengejutkan penyusup tersebut.
"Dimana sopan santunmu, Count Oliver." Kata Duke Deon yang matanya sudah sedingin es siap menebas seseorang.
Count Oliver yang berjalan dari debu yang berterbangan hanya bisa menunduk ketakutan.
"Alat sihir yang diuji mengalami masalah dan tiba-tiba terbang kemari. Saya akan mengganti kerugian yang diakibatkan oleh benda penelitian kami, Duke."Carina meletakkan sendoknya dan bangkit. Matanya beralih pada piringan emas di tangan Count Oliver.
"Masalahnya terletak pada sihir kontrolnya ada mantra yang salah." Katanya dan berjalan pergi.Count segera memeriksa benda di tangannya dan menemukan bahwa apa yang dikatakan oleh gadis itu mirip dengan masalah yang dialami benda di tangannya.
"Apa putrimu seorang penyihir?""Bukan urusanmu. Pergilah dari kediamanku sebelum ku panggil para penjaga." Usir Duke Deon dingin dan pergi dari ruang makan.
Count Oliver Gilbert, salah satu bangsawan yang memiliki kemampuan sihir terkuat di Kekaisaran dan menjadi salah satu orang dengan tingkat Circle mana yang tinggi, yaitu 5 Circle.
Circle adalah lingkaran sihir yang berada di jantung seorang penyihir. Tingkat Circle menunjukkan betapa kuat sihir yang dimiliki oleh manusia.
"Jelas-jelas anak itu memiliki kemampuan sebagai seorang penyihir. Apa pihak menara tidak tahu perihal ini? " Gumam Count Oliver.
"Sebaiknya anda segera pergi dari sini, Count." Kata Bastian yang baru saja datang dengan beberapa penjaga lain di belakangnya.
Wajah Count seketika berubah karena Duke benar-benar mencoba mengusirnya.
"Pria jahat itu!!""Perhatikan kata-kata anda, Count." Kata Bastian dengan ekspresi dingin pada tamunya.
"Majikan dan bawahan sama saja! Apa tidak ada orang normal di rumah ini!!" Serunya kesal tetapi tetap berbalik pergi dari sana.
Bersambung...