🎈R 7

2.3K 297 27
                                        

"Yong!"


Taeyong melihat mobil sudah terparkir di pinggir jalan. Dengan tergesa ia berjalan dengan Jisoo masih di gendongannya. Tubuh gadis terasa tak berdaya dalam gendongan nya.


"Apa yang terjadi? Mobilmu meledak di bawah jurang," kata Johnny. Ia segera membuka pintu belakang mobil tanpa menunggu perintah Taeyong. Sementara Yuta masih duduk tenang di kursi kemudi.


"Remnya blong," kata Taeyong singkat. Ia segera masuk ke kursi belakang dan memposisikan Jisoo terbaring di pangkuannya.


"Kenapa dengan Jisoo?" tanya Yuta. Ia menyodorkan kotak P3K yang selalu ada di mobil.


Taeyong tak menjawab beberapa detik sebelum menebar perintah. "Cepat jalan. Pastikan Doyoung menghack semua ini dari CCTV. Biarkan mereka berfikir mobil dan penumpang nya jatuh ke jurang."



Johnny melotot mendengarnya. Ia melirik Yuta yang hanya mengangkat bahu tak peduli. Ia mematuhi perintah itu tanpa kata. Ia dan Yuta sadar jika Taeyong sedang tak fokus.


Bagaimana Taeyong bisa fokus jika orang yang ia cintai terluka di pangkuan nya?


"Apa lukanya berat? Aku bisa meminta Jaehyun datang jika perlu," tawar Yuta. Ia melihat Taeyong sekilas dari kaca spion sebelum kembali menyetir.


"Tidak perlu. Hanya luka kecil. Tergores batu saat kami berguling di rumput," kata Taeyong.


Tak ada lagi yang berbicara. Yuta sibuk menjadi sopir. Johnny sibuk melakukan perintah Taeyong.


Sementara Taeyong sibuk mengobati luka di kepala Jisoo. Bersyukur saat mengetahui lukanya tidak parah. Meski darah Jisoo cukup membuatnya ketakutan.


Taeyong menutup luka Jisoo dengan telaten. Setelah luka itu tertutup rapi, ia menarik Jisoo ke dalam pangkuannya. Menempatkan kepala gadis itu di dadanya. Mengusap rambut panjang gadis itu dengan gerakan konstan tanpa sadar.


Yuta dan Johnny yang melihat itu langsung saling pandang. Ini pertama kalinya mereka melihat Taeyong seperti ini.



"Aku selalu mengira kau terlalu dingin dan cuek untuk jatuh cinta. Kini aku tahu alasannya," komentar Yuta sambil tersenyum jahil pada Taeyong.


Taeyong mencibir sindiran Yuta. "Tutup mulutmu, Yuta."


Johnny tertawa dan ikut menimpali. "Ternyata kau sudah memiliki gadis yang kau cintai untuk peduli pada penggemar mu."


Taeyong memutuskan untuk tidak menanggapi argumen Yuta dan Johnny. Pikirannya melalang buana.


"Dia selalu memasang wajah dingin menyeramkan saat bertemu gadis-gadis, aku kira dia homo." Yuta tertawa kencang atas argumen nya sendiri.


"Bukan kau saja. Hampir semua orang yang mengenal Taeyong berfikiran seperti itu. Well aku sempat berfikir begitu. Tapi tidak sejak tahun lalu."



"Johnny!" tegas Taeyong waspada.



"Apa? Ayo katakan padaku!" todong Yuta dengan semangat. Yah semangat mengorek rahasia Taeyong.



"Hahaha. Dia menyimpan fotonya dengan Jisoo di bawah bantalnya dan selalu memandangi saat kita sudah terlelap," bongkar Johnny dengan bahagia bisa berbagi rahasia yang sudah gatal ingin ia sebarkan.


Kenapa Johnny menunggu cukup lama untuk membocorkan ini? Dia takut Taeyong menghajar nya jika berani buka mulut.


Tapi sekarang saat pawang pria itu sudah ada, Johnny dengan bebas membuka aib Taeyong yang ia tahu.



Undercover RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang