Richo gabut!

39 2 0
                                    

"Tugas utama kalian itu belajar dengan baik dan benar...! " Terang pak Elo si dosen killer seantreo kampus di depan.  Kalau udah ini dosen yang ngajar dijamin kelas yang berisikan makhluk ghibah ini pasti bakal sunyi sok jadi rajin semua. Dan para insan super khilaf mendadak jadi alim.

Di saat semua mata dan telinga tertuju hanya pada Si killer itu. Entah gue nggak fokus.  Otak sama hati gue nggak sinkron sejenak masih tertinggal pada khayalan yang tak pasti.

"Woy, biduan kmeresek kayak kertas lecek! " Teriak si mata empat, sohib gue, Anjara Gia namanya. Kacamata bak mistar besi itu tak pernah absen membingkai netra sipitnya.

"Sstt.. Apaan?  Ntar kita di marahi terus dapat double kill! " ujarku berbisik kepada Gia.

"Kayaknya nggak cuma congek deh tapi mata lo udah kena rabun. Bapak lo udah nggak ada dia udah out dari sini sekitar 10 menit yang lalu! " Jelas Gia ke dan netra gue langsung mengorbit ke arah mimbar kebesaran Pak Elo yang benar saja sudah tak ada nampak pria botak itu di sana.

"Lo kayaknya harus di bawa ke psikater, deh. Soalnya gue rasa kegilaan lo udah di atas rata-rata! " Sahut Chika sok serius.

"Coba sini!" Sahut Dewi si cungkring sambil menaruh telapak tangannya di dahi gue, "Nggak demam kok. Jangan-jangan ini dampak karena lo sakaw, akibat jomblo yang tak berkesudahan! " Lanjut Dewi sembari menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut.

"Udah, ah berisik lo pada! " Sahutku dan langsung bergegas.

"Ehh.. Kemana lo main cabut aja! " Teriak Chika.

"Pulanglah, daripada nimbrung di situ sama ntar otak gue nge-heng akut" Teriakku ke arah mereka.

***

Richo POV

Seperti biasa rumah Richo tak pernah sepi.  Para manusia kurang kerjaan selalu nongkrong di rumahnya. Tak pernah ketinggalan sebuah gitar dan gadget di tangan mereka.

Hal yang biasa mereka lakukan hanya nge-ghibah berjamaah, nyanyi-nyanyi nggak jelas,  atau sekedar mabar game yang lagi booming. Seperti sekarang ini,  mereka lagi gosipin si biduan Kmeresek. Nampaknya si bisek itu tengah populer di tengah para pangeran tampan ini.

"Cewek itu menarik ya? " Imbuh Angga si manis berlesung pipi.

"Iya lucu lagi! " Sambung Roy si ganteng berambut pirang yang wajahnya sekilas mirip oppa Sehun.

"Eh, lebay banget sih?  Masih banyak cewek cantik di kampus kita, kenapa harus ngebahas dia? Lo pada jatuh cinta sama tu anak kemarin sore? " Ucap Richo berbohong. Padahal dalam hati kecilnya ia juga tengah memuja gadis mungil nan cantik itu.

"Iya, gue jatuh cinta sama Lila! " Ujar Angga dan Richo nampak terkejut mendengar penuturan sahabatnya itu.

"Ah, shit!" Richo mengumpat dalam hati.

"Heh, kok bengong?  Jangan-jangan lo juga jatuh cinta lagi sama si ono! " Kata Roy berusaha menebak pikiran Richo.

"Paranormal lo sekarang? " Richo hanya terkekeh. Sejujurnya ia memang tengah menahan rasa namun gengsi mengalahkan segalanya.

"Sampai kapan sih lo mau jomblo? Gue bosen liat lo sendiri kali-kali lo harus bawa gandengan di acara ultah gue! " Kicau Galang.

"Sampai ada yang nerima gue apa adanya, bukan karena fulus doang! " Ucap Richo enteng sambil tersenyum kecut.

"Banyak banget cewek yang ngantri buat naklukin lo, tapi lo aja yang terlalu milih!" Ujar Angga yang sok nasehatin Richo padahal dia juga sebenarnya jomblo akut loh gaes. Lucu deh, oppa Sehun KW ini.

"Fulus itu apa sih gaes? " Tanya Roy yang begonya mulai terendus.

"Mulai deh begonya!" Ujar Angga. 

"Fulus itu sejenis monyet mukanya mirip banget kayak lo! " Jelas Galang menahan tawa. Sedangkan Richo hanya menggelengkan kepalanya. Sementara Roy menganggukan kepala dan belum sadar kalau dia sedang di ledek oleh Galang.

"Gue kira fulus itu sejenis lembut, hehe! " Sahut Roy kemudian ia tersadar, "Anjir lo, Lang, lo ngeledek gue! " mereka pun tertawa terbahak-bahak menyaksikan kebodohan Roy yang hakiki.

Sementara Richo tengah dilanda kegabutan antara cinta dan persahabat, kayak FTV aja, ya. Ia bisa saja berbohong namun hatinya mengatakan lain.





My Senior is My boyfriend [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang