Hari senin telah berlalu dan selasa menggantikannya. Nggak mungkin juga langsung ke hari minggu bisa kena demo sama hari-hari yang lain. Gue beranjak masuk ke ruangan namun sepi kayak kuburan. Entah, nggak ada nampak batang hidung para manusia ghibah.
Netra gue ngorbit ke setiap sudut barangkali para manusia ghibah pada nyelip. Hingga lensa gue berhenti pada sebuah tulisan di whiteboard yang berisi, "Ke lapangan basket sekarang! " dan gue hanya masa bodoh macam anak SD aja nulis-nulis begitu. Dan tak lama terlihat di pojok kanan tulisan nggak jelas itu terpampang nama gue karena penasaran akhirnya melangkahlah kaki ini ke sana.
Setibanya di sana nggak ada nampak pula manusia. Hanya sebuah spanduk lecek yang di hiasi tulisan ceker ayam terpapang begitu jelas ada nama gue di situ. Dan gue hanya memasang wajah bingung plus bego. Di tambah terdapat sebuket mawar putih kesukaan gue. Tak lama terdengar detingan gitar beserta suara serak basah bernyanyi dan berlutut menyerahkan sebuah kotak berwarna marron ke gue.
"Apaan si kak? " Tanya gue bingung setengah mampus.
"Gue suka sama lo. Lo mau jadi pacar gue? " Kata pria manis itu.
"Hah? " Gue terkejut.
"Kalau lo nerima gue ambil cincin yang ada di kotak ini kalo lo nolak buang kotak ini! " Sahutnya.Aduh mampus kenapa jadi gini ceritanya? Yang ditaksir siapa yang naksir siapa? Mungkin kabelnya kemarin salah nyolok kali ya? Dengan rasa yang teramat nggak enak. Gue buang kotak itu yang berisi cincin itu.
"Sorry, emm.. Gu.. Gu..e nggak pernah ada rasa sama kak Angga. Gue itu udah anggap lo sebagai kakak sekaligus teman. So, sorry banget mungkin di luar sana kakak bisa nemuin cewek yang bisa balas rasa kakak itu! " Gue nolak secara halus selembut sutera.
Seketika wajah Angga berubah muram dan ada kecewa terselip pada netranya. Tetapi gimana lagi rasa itu nggak bisa dimanupulasi apalagi di tawar dengan sebuah benda. Cinta nggak sebobrok gitu gaes. Kalau nggak cinta jangan dipaksa cinta. Sekarang yang ada di hati gue cuma si oppa senior-oppa Richo walau pun di tukar sama Lee Min Hoo atau pun Song Joong Ki cinta ini hanya terpatri untuknya. Bahkan, pak Elo dosen killer sejagat kampus nggak memapan bikin otak gue fokus tetap nihil. Di dunia ini seakan hanya ada Richo, Richo, dan Richo.
"Hmm.. Oh.. Aa.. Itu tapi lo masih maukan jadi temen gue?" Tanya Angga lirih.
"Ehh, tenang aja kita selamanya temenan kok! " Kata gue sambil memeluk Angga agar bisa mengurangi sedikit kecewanya karena gue tahu rasa cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan itu nggak nyaman.
***
At Kantin (Richo POV)
Richo nampak kesal sekali dengan kejadian yang ia lihat tadi. Bagaimana bisa wanita itu memeluk Angga seenak jidat tanpa peduli bahwa ada hati yang ia luluh lantahkan dalam sekejap. Belum lagi ketika Angga datang pasti ia bahagia dan bilang ke semua orang kalau sekarang Lila adalah pacarnya.
"Woy, bro itu Angga sama biduan kemeresek! " Kata Galang memecahkan lamunan Richo dan Richo hanya mengepalkan tangannya.
Tak lama Angga dan Lila tiba dan langsung menyapa mereka.
"Hai, oppa-oppa ganteng! " Kata Lila sok imut sembari melambaikan tangannya.
"Lebay!" Ucap Richo dan berlalu sementara Lila merasa hatinya sakit saat ini.
"Eh, kenapa sih bocah? Lo PMS? " Kata Roy tak terima.
" Ehh, hm, bisek jangan di ambil jantunga ya apalagi hati. Richo mungkin lagi banyak masalah makanya dia rada nge-henk ini hari! " Kata Galang berusaha menghibur.
"Aa.. Ehh.. Iya nggak papa kok, sans aja! " Ucap Lila berusaha menahan buliran bening di sudut matanya.
"Ehh, traktiran kayaknya nih! " Ujar Roy sembari menaikkan alis.
"Oiya, congratulation!" Kata Galang sembari menyodorkan tangan ke arah Lila.
" E.. Buat apa ya? Kan gue belum wisuda! " Ujar Lila dan diiringi cengiran oleh para seniornya.
"Nggak usah ngeles, selamat aja udah sah jadi pacarnya Angga! " Ujar Richo yang tiba-tiba datang tak di jemput pulang tak di antar.
Lila hanya terbahak mendengar penuturan oppa handsome itu.
"Astajim, ketawa lo kayak kunti yang kehilangan rambutnya! " Kata Roy bergidik ngeri, jangan di bayangin ya kalau kunti gunduk entar tuyul turun tahta gaes.
"Gue sama Kak Angga, kita cuma temen gaes! " Ucap Lila dan Richo beserta cs terkejut mendengar penuturan si biduan kemeresek.
"Aaa.. Yes! " Bisik Richo.
"Ee, hari ini gue traktir lo semua! " Ucap Richo yang mendadak ceria dan yang lain hanya menatap heran.
"Ommo, Serius lo?" Kata Roy sok ngomong korea, " Tadi aja marah-marah gaje, kayak cewek mens!" Sambungnya sambil melirik heran ke arah Richo.
"Herman gue, eh iya kan kalo lagi PMS moodnya sering up and down ya! " Sambung Galang.
"Udah, jangan ada protes sebelum pikiran gue berubah! " Ucap Richo dan tentu saja para manusia kelaparan itu langsung bergegas memesan makanan.
Sementara di sisi lain Angga hanya terdiam lesu tak bersemangat sedangkan Richo tentu saja ia sangat bersyukur atas segalanya. Segala kesempatan yang Tuhan beri ia berjanji bahwa akan memulai semua sekarang tanpa peduli gengsi baginya gadis aneh itu adalah separuh nafasnya.
Aaooo..
Maaf jarang update,
Author's lagi di pedalaman kaltim
Sinyalnya suka ngadat jadi jarang update!Jangan lupa stay ya,
Jangan ketingglan vote and comentGomawoo❤
Gomawoo ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior is My boyfriend [ON GOING]
RomanceGue udah masuk ke salah satu perguruan tinggi di Kota kelahiran gue. Gue adalah gadis biasa yang pasti cantik menurut nyokap gue. Di kampus ada beberapa senior yang handsomenya kebangetan dan salah satunya berhasil bikin gue berasa bego. Akankah c...